Peneliti Temukan Penyebab Es di Greenland Mencair Secara Misterius
loading...
A
A
A
Awan-awan hangat dan lembap ini justru menjebak panas yang biasanya memancar dari es dan menciptakan efek rumah kaca skala kecil. Awanjuga memancarkan panasnya sendiri yang dapat memperburuk dan mempercepat pencairan es.
Melalui efek gabungan ini, kondisi atmosfer pada musim panas 2019 menyebabkan hilangnya massa tahunan tertinggi dari permukaan Greenland sejak pencatatan dimulai. Tedesco dan Fettweis menggunakan bantuan jaringan saraf tiruan.
Mereka menemukan bahwa sejumlah besar hari pada 2019 memiliki kondisi atmosfer bertekanan tinggi dan belum pernah terjadi sebelumnya. Musim panas tahun 2012 juga salah satu tahun terburuk di Greenland yang juga mengalami kondisi antiklonik.
“Kondisi atmosfer ini menjadi lebih sering terjadi selama beberapa dekade terakhir. Ini sangat mungkin disebabkan runtuhan aliran jet, yang kami pikir terkait dengan hilangnya penutup salju di Siberia, hilangnya es laut, dan perbedaan suhu yang meningkat di Kutub Utara versus garis lintang pertengahan,” beber Tedesco.
Dengan kata lain, perubahan iklim dapat membuat kondisi atmosfer tekanan tinggi lebih merusak di Greenland. Model iklim global saat ini tidakdapat menangkap efek dari aliran jet yang lebihberat.
“Memahami dampak perubahan sirkulasiatmosfer akan sangat penting untuk mening kat -kan proyeksi seberapa banyak air yang akan mem -banjiri lautan di masa depan,” ungkap Tedesco. (Fandy)
Melalui efek gabungan ini, kondisi atmosfer pada musim panas 2019 menyebabkan hilangnya massa tahunan tertinggi dari permukaan Greenland sejak pencatatan dimulai. Tedesco dan Fettweis menggunakan bantuan jaringan saraf tiruan.
Mereka menemukan bahwa sejumlah besar hari pada 2019 memiliki kondisi atmosfer bertekanan tinggi dan belum pernah terjadi sebelumnya. Musim panas tahun 2012 juga salah satu tahun terburuk di Greenland yang juga mengalami kondisi antiklonik.
“Kondisi atmosfer ini menjadi lebih sering terjadi selama beberapa dekade terakhir. Ini sangat mungkin disebabkan runtuhan aliran jet, yang kami pikir terkait dengan hilangnya penutup salju di Siberia, hilangnya es laut, dan perbedaan suhu yang meningkat di Kutub Utara versus garis lintang pertengahan,” beber Tedesco.
Dengan kata lain, perubahan iklim dapat membuat kondisi atmosfer tekanan tinggi lebih merusak di Greenland. Model iklim global saat ini tidakdapat menangkap efek dari aliran jet yang lebihberat.
“Memahami dampak perubahan sirkulasiatmosfer akan sangat penting untuk mening kat -kan proyeksi seberapa banyak air yang akan mem -banjiri lautan di masa depan,” ungkap Tedesco. (Fandy)
(ysw)