Perbandingan Kondisi Libya Era Gaddafi dan Setelah Dia Tewas Saat Invasi NATO

Sabtu, 30 April 2022 - 04:30 WIB
loading...
Perbandingan Kondisi...
Pemimpin Libya Muammar Gaddafi berpidato di atas pangung. Foto/REUTERS
A A A
TRIPOLI - Kondisi Libya di era Muammar Gaddafi dan setelah dia mati dibunuh oleh para pembelot sangat kontras. Kondisi Libya saat ini sangat memprihatinkan dan penuh peperangan antar suku dan agama yang sering terjadi di Libya saat ini.

Libya Sebelum Era Gaddafi

Libya setelah Perang Dunia II dijajah Perancis dan Inggris. Libya menjadi koloni Perancis dan Inggris setelah keduanya juga bekerja sama untuk menjajah Tunisa dan Aljazair. Libya menjadi sumber kekayaan Inggris dan Perancis saat itu.

Libya memproklamasikan kemerdekaannya pada tahun 1951. Libya diperintah Raja Idris I sejak tahun 1951 walaupun masih dalam kontrol Inggris dalam pemerintahannya.

Walau sudah merdeka, kebijakan pemerintah Libya saat itu masih banyak yang merugikan rakyat dan menguntungkan pihak pemerintah dan penjajah saja.

Ketika cadangan minyak bumi dalam jumlah besar ditemukan di tahun 1959 di Libya, kebijakan pemerintah Libya saat itu belum berubah.

Masih banyak rakyat yang hidup miskin dan susah baik dalam hal pendidikan, pangan, perumahan, dan lain-lain di bawah pemerintah Raja Idris I.

Tingkat literasi di Libya saat itu sangat rendah. Menurut Thyerry Meyssan, seorang analis politik internasional, hanya sekitar 250 ribu orang Libya yang bisa membaca dan menulis dari 4 juta rakyat Libya saat itu. Itu berarti hanya sekitar 93% lebih rakyat Libya yang tidak bisa membaca dan menulis.

Libya Era Gaddafi

Pada tahun 1969, Dinasti Senussi termasuk Raja Idris I harus lengser dari kursi pemerintahan. Mereka diturunkan oleh kelompok Kolonel Muammar Gaddafi yang menginginkan perubahan dalam tata kehidupan rakyat Libya.

Ketika Gaddafi mengambil alih kekuasaan, minyak dijadikan sumber penghasilan utama Libya saat itu.

Penghasilan minyak Libya dijadikan sebagai alat untuk menyejahterakan rakyat Libya yang saat itu masih sangat tertinggal dibandingan bangsa lain.

Salah satu kebijakan penting Gaddafi adalah nasionalisasi perusahaan minyak swasta British Petroleum (BP) dan membentuk National Oil Corporation (NOC) yang membentuk sistem ekonomi yang lebih sosialis dibandingkan sebelumnya yang sangat kapitalis.

Dengan kebijakan tersebut, Libya menjadi negara yang sangat sejahtera. Perbaikan dari segala sektor seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, kebersihan, lapangan kerja, subsidi listrik, dan lain-lain membuat rakyat Libya menjadi sangat sejahtera.

Hal ini bisa dibuktikan dengan survei Human Development Index 2011 yang dilakukan oleh PBB. PBB menyebut Libya sebagai negara berkembang yang paling progresif perkembangannya.

Libya berubah dari negara termiskin di Afrika menjadi negara termakmur di Afrika di tahun 2011 di bawah kekuasaan Gaddafi.

Human Development Index 2011 juga menyebutkan bahwa Libya yang awalnya tingkat literasinya hanya 6%, berubah menjadi 88,4%. Kemudian angka harapan hidup di Libya sangat tinggi yakni 74,5 tahun. Salah satu angka harapan hidup tertinggi di dunia saat itu.

Libya Setelah Era Gaddafi

Gaddafi dengan segala prestasinya ternyata tidak disukai oleh pemimpin Barat. Pemimpin Barat ini adalah aliansi NATO yang terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Perancis, dan negara sekutu NATO lainnya.

Gaddafi tidak menggunakan dana utang ke IMF seperti negara lain. Hal ini membuat Libya tidak bisa disetir oleh negara-negara adikuasa seperti Amerika Serikat dan Perancis untuk membuat kebijakan tertentu yang hanya menguntungkan segelintir kelompok.

Media Barat pun membuat framing bahwa Gaddafi adalah diktator kejam Libya yang sudah berkuasa 40 tahun lebih.

Media Barat pun juga menyebut Gaddafi membatas hak-hak perempuan Libya tanpa menyebutkan berbagai prestasi Gaddafi yang membuat semua rakyat Libya begitu sejahtera.

Fenomena Arab Spring pada tahun 2010 yang berawal dari Tunisia hingga merembet ke Libya menjadi awal kejatuhan Gaddafi.

NATO dengan segala sumber dayanya membuat framing bahwa Gaddafi adalah diktator kejam yang harus dihancurkan.

NATO dan pembelot Libya yang tidak suka dengan kepemimpinan Gaddafi akhirnya bergabung untuk menjatuhkan Gaddafi.

Maret dan Oktober 2011 menjadi saksi bisu pemboman yang dilakukan NATO dan pembelot untuk menjatuhkan Gaddafi dengan alasan melindungi rakyat Libya dari kekejaman Gaddafi dengan nama misi “Responsibility to Protect”.

Gaddafi sendiri akhirnya berhasil dibunuh tahun 2012. Negara NATO dan sekutunya pun berebut minyak yang dihasilkan oleh Libya.

Dan hingga sekarang, konflik di Libya belum selesai. Kehidupan rakyat Libya saat ini jauh lebih buruk dibandingkan saat Gaddafi berkuasa.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Eks PM Inggris Tegaskan...
Eks PM Inggris Tegaskan Tidak Ada Alternatif NATO
Uni Eropa Bersiap untuk...
Uni Eropa Bersiap untuk Perang Besar, Berikut 4 Indikatornya
Inilah 4 Negara NATO...
Inilah 4 Negara NATO yang Pro Israel, Siapa Saja Itu?
Putin Sebut AS Serius...
Putin Sebut AS Serius Ingin Caplok Greenland, Ini yang Dikhawatirkan Rusia
Era Hubungan Dekat Kanada-AS...
Era Hubungan Dekat Kanada-AS Sudah Berakhir, Seteru 2 Sekutu NATO Memanas
Eks Jenderal Tertinggi...
Eks Jenderal Tertinggi Ukraina: Pasal 5 NATO Itu Tak Ada, Anggotanya Tak Dilindungi dari Rusia
Bersiap Perang, 450...
Bersiap Perang, 450 Juta Warga Uni Eropa Diminta Timbun Makanan 3 Hari
Mahasiswa Turki Diculik...
Mahasiswa Turki Diculik Agen AS Saat Akan Berbuka Puasa Gara-Gara Dukungan untuk Palestina
Gempa M 7,1 Guncang...
Gempa M 7,1 Guncang Kepulauan Tonga, Picu Peringatan Tsunami
Rekomendasi
Program Mudik Bersama...
Program Mudik Bersama BUMN, BRI Life dan BRI Kolaborasi Beri Perlindungan Asuransi
6 Makanan yang Sebaiknya...
6 Makanan yang Sebaiknya Dihindari saat Mudik Lebaran, Bikin Ngantuk
Jokowi Akan Salat Idulfitri...
Jokowi Akan Salat Idulfitri di Dekat Rumah, Tak Jadi di Masjid Istiqlal
Berita Terkini
Sambut Idulfitri, Hamas...
Sambut Idulfitri, Hamas Sepakati Proposal Gencatan Senjata Baru dengan Israel
1 jam yang lalu
Israel Larang Umat Islam...
Israel Larang Umat Islam Palestina Gelar Salat Id di Masjid Ibrahimi
4 jam yang lalu
Rakyat Palestina Rayakan...
Rakyat Palestina Rayakan Idulfitri, Israel Intensifkan Serangan Darat dengan Kirim Ribuan Tentara ke Rafah
5 jam yang lalu
Ditinggal AS dan Eropa,...
Ditinggal AS dan Eropa, Presiden Ukraina Memiliki Misi Rahasia ke China dan Brasil
5 jam yang lalu
Agen FSB Rusia Selidiki...
Agen FSB Rusia Selidiki Senjata Sonik di Serbia
6 jam yang lalu
Mengapa Ukraina dan...
Mengapa Ukraina dan AS Kalah 5-0 dalam Perundingan dengan Rusia?
7 jam yang lalu
Infografis
726 Tentara Israel Tewas...
726 Tentara Israel Tewas dan 4.576 Luka dalam Perang Melawan Hamas
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved