Sejak akhir tahun lalu AS latih pemberontak Suriah

Sabtu, 22 Juni 2013 - 13:51 WIB
Sejak akhir tahun lalu AS latih pemberontak Suriah
Sejak akhir tahun lalu AS latih pemberontak Suriah
A A A
Sindonews.com - Badan Intelijen Amerika Serikat (AS), CIA dan pasukan operasi khusus AS sejak berbulan-bulan lalu telah melatih pemberontak Suriah. Demikian dilaporkan Los Angeles Times, Jumat (21/6/2013).

Mengutip pejabat AS yang tidak ingin namanya dipublikasikan, CIA dan pasukan operasi khusus AS dilaporkan telah melatih pemberontak menggunakan senjata anti tank dan anti pesawat di pangkalan Yordania dan Turki.

Los Angeles Times melaporkan, CIA dan pasukan operasi khusus AS telah memberikan pelatihan selama dua pekan kepada 20-45 pejuang sejak November 2012 lalu di Pangkalan Angkatan Udara AS yang baru di wilayah Gurun, Yordania selatan.

Pelatihan yang biasa dilakukan oleh CIA biasanya mencakup pelatihan tertutup dan penggunaan senjata dalam konflik asing. Sementara pelatihan yang diberikan pasukan operasi khusus AS biasanya mencakup misi rahasia yang dipantau oleh agen mata-mata.

Seorang komandan pemberontak dari Tentara Pembebasan Suriah (FSA) yang berjuang di Provinsi Dara, Suriah, mengatakan kepada Los Angeles Times, bahwa mereka dilatih menggunakan senjata anti tank 14,5 milimeter buatan Rusia, anti rudal, dan senjata 23 milimiter anti pesawat.

"Mereka orang CIA, kami duduk dan berbicara bersama mereka saat istirahat, sebelum dan sesudah mendapatkan pelatihan. Mereka mencoba mencari tahu tentang informasi situasi," ungkap komandan tersebut.

Komandan itu mengaku dijanjikan senjata anti tank dan berbagai senjata lain dari Qatar, Arab Saudi, dan sejumlah negara Arab lainnya. Tapi, pengirimannya memakan waktu berbulan-bulan dan tidak sesuai dengan harapan oposisi.

Namun, kemarin juru bicara pemberontak Suriah mengatakan, pejuang oposisi mengaku telah menerima bantuan senjata jenis baru yang dapat mengubah arah pertempuran. "Kami telah menerima sejumlah senjata jenis baru dan kami yakin ini membantu mengubah arah pertempuran yang masih berlanjut," ungkap Louay Muqdad, Juru Bicara FSA kepada AFP.

CIA dan Gedung Putih menolak mengkonfirmasi kebenaran laporan Los Angeles Times ini.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6763 seconds (0.1#10.140)