Mantan Presiden Yaman Diduga dalam Tahanan Rumah di Arab Saudi

Selasa, 19 April 2022 - 21:23 WIB
loading...
A A A
"Arab Saudi tidak mengatur pencopotan Hadi atau mengancam akan mengungkap dugaan korupsi," papar mereka.

Sumber itu menjelaskan, “Perannya terbatas untuk menyampaikan keinginan faksi-faksi Yaman yang berpartisipasi bersama dalam pembicaraan Yaman-Yaman kepada Presiden Hadi.”

Pengunduran diri Hadi mengikuti lebih dari tujuh tahun pertempuran brutal di Yaman, di mana koalisi negara-negara yang dipimpin Arab Saudi dan sangat didukung Amerika Serikat, melancarkan kampanye pengeboman tanpa henti.

Serangan militer itu membantu mendorong apa yang dianggap PBB sebagai bencana kemanusiaan paling mengerikan di dunia.

Pria berusia 76 tahun itu terpilih melalui pemungutan suara untuk satu orang calon presiden pada 2012.

Namun dia terpaksa melarikan diri dari ibu kota Yaman, Sanaa, pada 2015 karena pemberontakan Houthi, yang sejak itu memegang kekuasaan di negara itu.

Pihak-pihak yang bertikai baru-baru ini menyetujui gencatan senjata dua bulan, yang bertepatan dengan pemecatan Hadi dari jabatannya.

Pejabat PBB menyuarakan harapan gencatan senjata dapat mengakhiri pertempuran yang telah menghancurkan infrastruktur sipil di seluruh Yaman, termasuk pertanian, pabrik, rumah sakit, sekolah, jalan, jembatan dan situs budaya kuno.

Sekitar 400.000 orang telah tewas sampai saat ini, dalam pertempuran dan serangan udara.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2569 seconds (0.1#10.140)