Kapal Perang 12.000 Ton Rusia Dirudal Ukraina, Tragedi Pahit Invasi Hari ke-50

Kamis, 14 April 2022 - 13:37 WIB
loading...
A A A
Alessio Patalano, profesor ilmu perang dan strategi di King's College, London, mengatakan kehilangan kapal perang akan menjadi "pukulan besar" bagi Rusia.

"Kapal beroperasi jauh dari perhatian publik dan aktivitasnya jarang menjadi bahan berita. Tapi mereka adalah bagian besar dari wilayah nasional, dan ketika Anda kehilangan satu, kerugian tidak kurang dari itu, pesan politik dan simbolis--selain kerugian militer--justru menonjol karenanya," katanya.

Moskva sepanjang 611 kaki (186 meter), berat sekitar 12.000 ton, dengan awak sekitar 500-an orang, adalah kebanggaan armada Angkatan Laut Rusia di Laut Hitam.

Awalnya ditugaskan ke Angkatan Laut Soviet sebagai Slava pada 1980-an, berganti nama menjadi Moskva pada 1995 dan setelah masuk kembali ke layanan pada 1998.

Moskva dipersenjatai dengan berbagai rudal anti-kapal dan anti-pesawat serta torpedo, senjata Angkatan Laut dan sistem pertahanan rudal jarak dekat.

Semua itu mewakili sejumlah besar persenjataan peledak di magazine amunisinya. Schuster mengatakan setiap kebakaran yang mendekati, kapal akan memberi kru pilihan terbatas untuk menghadapi ancaman itu.

"Ketika api mencapai magazine amunisi Anda, Anda memiliki dua pilihan; 1) membanjiri mereka atau 2) meninggalkan kapal," kata Schuster.

"Jika tidak, kru Anda berada di atas kapal untuk dihancurkan oleh ledakan dahsyat yang terjadi setelah kebakaran yang mencapai beberapa ratus ton persenjataan."

Administrator regional negara bagian Odesa, Maxim Marchenko, mengeklaim dalam sebuah posting di Telegram bahwa pasukan Ukraina telah menggunakan rudal jelajah Neptune untuk menyerang kapal Moskva.

Jika klaim itu benar, kata Schuster, Moskva berpotensi menjadi kapal perang terbesar yang pernah dilumpuhkan oleh rudal.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0760 seconds (0.1#10.140)