Stoltenberg: NATO Akan Menargetkan China

Rabu, 06 April 2022 - 05:36 WIB
loading...
A A A
Sejak dimulainya serangan militer Rusia terhadap Ukraina, Beijing telah menahan diri untuk mengambil sikap khusus mengenai masalah ini, menyerukan resolusi damai untuk konflik tersebut tetapi menolak untuk mengutuk tindakan Moskow atau bergabung dengan sanksi ekonomi besar-besaran yang dikenakan pada Rusia oleh negara-negara seperti AS, Kanada, Inggris, Uni Eropa, Jepang, Australia, dan negara-negara lain.



Selama beberapa minggu terakhir, AS semakin menekan China untuk "memilih," dengan Joe Biden memperingatkan Beijing tentang "konsekuensi" dan "biaya" potensial jika China memilih untuk mendukung Rusia dalam konflik Ukraina, baik secara militer atau dengan membantu menghindari sanksi internasional.

Moskow menyerang tetangganya pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina untuk mengimplementasikan ketentuan perjanjian Minsk yang ditandatangani pada 2014, dan akhirnya Rusia mengakui republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.

Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis telah dirancang untuk mengatur status wilayah-wilayah tersebut di dalam negara Ukraina.

Rusia kini menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa.

(ian)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1154 seconds (0.1#10.140)