AS: Rusia Ubah Taktik Perang, Banjiri Ukraina Timur dengan Puluhan Ribu Tentara
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) yakin Rusia sedang mengubah taktik perangnya. Washington percaya Moskow akan membanjiri Ukraina timur dengan puluhan ribu tentara.
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan Moskow mengubah taktik perang karena mengalihkan fokusnya ke selatan dan timur Ukraina.
"Pada saat ini kami yakin Rusia sedang merevisi tujuan perangnya untuk fokus pada bagian timur dan selatan Ukraina daripada menargetkan sebagian besar wilayah," kata Sullivan kepada wartawan di Gedung Putih, seperti dikutip Reuters, Selasa (5/4/2022).
"Tujuannya kemungkinan akan mengepung dan membanjiri pasukan Ukraina di wilayah tersebut," paparnya.
"Rusia kemudian dapat menggunakan keberhasilan taktis apa pun yang dicapainya untuk menyebarkan narasi kemajuan dan menutupi kegagalan militer sebelumnya.”
Invasi Presiden Rusia Vladimir Putin, yang dimulai pada 24 Februari, adalah yang paling berdarah di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.
Rusia menyebutnya sebagai “operasi militer khusus” yang bertujuan melindungi warga sipil.
Sullivan mengatakan pemerintahan Biden akan mengumumkan bantuan militer baru untuk Ukraina dalam beberapa hari mendatang.
Dia mengatakan sanksi lebih lanjut terhadap sektor energi Rusia sedang dibahas dalam pembicaraan dengan sekutu Eropa.
Sullivan mengatakan fase berikutnya mungkin berlarut-larut dengan pasukan Rusia melebihi jumlah pasukan Ukraina.
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan Moskow mengubah taktik perang karena mengalihkan fokusnya ke selatan dan timur Ukraina.
"Pada saat ini kami yakin Rusia sedang merevisi tujuan perangnya untuk fokus pada bagian timur dan selatan Ukraina daripada menargetkan sebagian besar wilayah," kata Sullivan kepada wartawan di Gedung Putih, seperti dikutip Reuters, Selasa (5/4/2022).
"Tujuannya kemungkinan akan mengepung dan membanjiri pasukan Ukraina di wilayah tersebut," paparnya.
"Rusia kemudian dapat menggunakan keberhasilan taktis apa pun yang dicapainya untuk menyebarkan narasi kemajuan dan menutupi kegagalan militer sebelumnya.”
Invasi Presiden Rusia Vladimir Putin, yang dimulai pada 24 Februari, adalah yang paling berdarah di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.
Rusia menyebutnya sebagai “operasi militer khusus” yang bertujuan melindungi warga sipil.
Sullivan mengatakan pemerintahan Biden akan mengumumkan bantuan militer baru untuk Ukraina dalam beberapa hari mendatang.
Dia mengatakan sanksi lebih lanjut terhadap sektor energi Rusia sedang dibahas dalam pembicaraan dengan sekutu Eropa.
Sullivan mengatakan fase berikutnya mungkin berlarut-larut dengan pasukan Rusia melebihi jumlah pasukan Ukraina.