Taliban Tolak Seruan Gencatan Senjata Selama Ramadhan

Jum'at, 24 April 2020 - 16:48 WIB
loading...
Taliban Tolak Seruan Gencatan Senjata Selama Ramadhan
Gerilyawan Taliban menolak tawaran gencatan senjata selama Ramadhan. Foto/Dhaka Tribune
A A A
KABUL - Taliban telah menolak seruan pemerintah untuk melakukan gencatan senjata selama Ramadhan di Afghanistan. Kelompok gerilyawan itu mengatakan gencatan senjata "tidak rasional" ketika mereka meningkatkan serangan terhadap pasukan pemerintah.

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengimbau para gerilyawan meletakkan senjata mereka untuk menghormati bulan suci umat Islam yang dimulai Jumat ini, ketika negara itu memerangi pandemi virus Corona yang berkembang.

Tetapi juru bicara Taliban Suhail Shaheen pada Kamis malam mengecam tawaran pemerintah, mengutip ketidaksepakatan yang sedang berlangsung tentang proses perdamaian potensial dan pertukaran tahanan yang tertunda sebagai alasan untuk terus berjuang.

"Meminta gencatan senjata tidak rasional dan meyakinkan," kata Shaheen di akun Twitternya. Ia juga menuduh pemerintah Afghanistan membahayakan nyawa para tahanan selama wabah Corona seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat (24/4/2020).

Di bawah kesepakatan penting AS-Taliban yang ditandatangani awal tahun ini, pemerintah Afghanistan dan kelompok pemberontak seharusnya telah menyelesaikan pertukaran tahanan dan memulai pembicaraan yang bertujuan menghasilkan gencatan senjata yang komprehensif.

Putaran pertempuran terbaru terjadi setelah puluhan personil pasukan keamanan Afghanistan tewas dalam gelombang kekerasan baru yang diluncurkan oleh pemberontak minggu ini.

Serangan sebagian besar terbatas pada daerah pedesaan dan kota kecil. Di bawah kesepakatan AS-Taliban, para pemberontak sepakat untuk tidak menyerang kota-kota.

Pasukan Amerika Serikat (AS) dan asing lainnya telah berjanji untuk meninggalkan Afghanistan pada Juli 2021 asalkan Taliban tetap berpegang pada beberapa jaminan keamanan dan mengadakan pembicaraan dengan pemerintah.

Ghani telah menyerukan gencatan senjata abadi dengan Taliban selama bertahun-tahun, hanya untuk diabaikan oleh pemberontak yang semakin berani.

Sebaliknya Taliban mengejek pemerintah Ghani, menyebut mereka sebagai "boneka" yang dikendalikan oleh kekuatan asing, dan secara bulat menolak untuk terlibat dalam pembicaraan damai saat mereka mengintensifkan serangan terhadap pasukan Afghanistan.
(ber)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1307 seconds (0.1#10.140)