Putin Akhirnya Kesampingkan Opsi Rusia Mengebom Nuklir Ukraina
loading...
A
A
A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin akhirnya mengesampingkn opsi mengebom Ukraina dengan senjata nuklir .
Alasannya, perang Moskow di negara tetangga tidak ada hubungannya dengan ancaman terhadap keberadaan Rusia.
Juru bicara Putin, Dmitry Peskov, menegaskan kembali sikap Moskow bahwa penggunaan bom atau senjata nuklir hanya untuk setiap ancaman terhadap eksistensi negara.
"Tidak ada yang berpikir tentang...menggunakan senjata nuklir," kata Peskov kepada PBS hari Senin, yang dilansir Selasa (29/3/2022).
"Konflik Ukraina tidak ada hubungannya dengan ancaman apa pun terhadap keberadaan Rusia," katanya lagi.
Komentar Peskov itu muncul seminggu setelah di CNN dia berulang kali menolak untuk mengesampingkan bahwa Rusia akan mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir terhadap "ancaman eksistensial".
Dalam wawancara dengan PBS, Peskov diminta untuk mengklarifikasi komentar dari mantan presiden Dmitry Medvedev, yang telah membuat daftar skenario di mana Rusia berhak menggunakan senjata nuklir jika menghadapi ancaman eksistensial.
Rusia memiliki sekitar 6.000 hulu ledak nuklir dan Medvedev mengatakan doktrin nuklir negaranya tidak mengharuskan musuh untuk menggunakan senjata tersebut terlebih dahulu.
Kata-kata Medvedev mengikuti perintah Presiden Vladimir Putin bahwa senjata nuklirnya harus ditempatkan dalam posisi siaga tinggi menyusul invasi ke Ukraina yang dia perintahkan pada 24 Februari.
Pekan lalu, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengutuk retorika "perang nuklir" Rusia.
Alasannya, perang Moskow di negara tetangga tidak ada hubungannya dengan ancaman terhadap keberadaan Rusia.
Juru bicara Putin, Dmitry Peskov, menegaskan kembali sikap Moskow bahwa penggunaan bom atau senjata nuklir hanya untuk setiap ancaman terhadap eksistensi negara.
"Tidak ada yang berpikir tentang...menggunakan senjata nuklir," kata Peskov kepada PBS hari Senin, yang dilansir Selasa (29/3/2022).
"Konflik Ukraina tidak ada hubungannya dengan ancaman apa pun terhadap keberadaan Rusia," katanya lagi.
Komentar Peskov itu muncul seminggu setelah di CNN dia berulang kali menolak untuk mengesampingkan bahwa Rusia akan mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir terhadap "ancaman eksistensial".
Dalam wawancara dengan PBS, Peskov diminta untuk mengklarifikasi komentar dari mantan presiden Dmitry Medvedev, yang telah membuat daftar skenario di mana Rusia berhak menggunakan senjata nuklir jika menghadapi ancaman eksistensial.
Rusia memiliki sekitar 6.000 hulu ledak nuklir dan Medvedev mengatakan doktrin nuklir negaranya tidak mengharuskan musuh untuk menggunakan senjata tersebut terlebih dahulu.
Kata-kata Medvedev mengikuti perintah Presiden Vladimir Putin bahwa senjata nuklirnya harus ditempatkan dalam posisi siaga tinggi menyusul invasi ke Ukraina yang dia perintahkan pada 24 Februari.
Pekan lalu, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengutuk retorika "perang nuklir" Rusia.