Biden Sebut Putin Jagal, Ketua Duma: Perilaku Orang Sakit

Minggu, 27 Maret 2022 - 09:18 WIB
loading...
Biden Sebut Putin Jagal,...
Ketua Duma Rusia mengecam pernyataan Presiden AS Joe Biden yang menyebut Presiden Vladimir Putin tukang jagal. Foto/The Guardian
A A A
MOSKOW - Ketua Duma, majelis rendah parlemen Rusia , Vyacheslav Volodin mengatakan bahwa hanya "orang tua atau sakit" yang akan berperilaku seperti yang dilakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di Polandia pada hari Sabtu ketika dia sekali lagi menyerang pemimpin Rusia, Vladimir Putin.

Usai mengunjungi pengungsi Ukraina, Presiden AS Joe Biden menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai "jagal" untuk mengecam dengan keras tindakan pemimpin Rusia itu di Ukraina yang menyebabkan jutaan orang mengungsi ke negara tetangga.

“Saya telah mengatakan ini sebelumnya, dan sekarang saya akan mengulanginya: hanya orang yang lemah atau sakit yang dapat berperilaku seperti ini. Psikiater akan menjelaskan alasan perilaku tersebut secara lebih profesional. Dari sudut pandang pria, yang lemahlah yang berperilaku seperti ini. Warga AS seharusnya malu dengan presiden mereka," kata Volodin, mengomentari pernyataan kasar Biden tentang Putin seperti dilansir dari Sputnik, Minggu (27/3/2022).



Pada hari Jumat, Biden menuju ke Polandia, tujuan akhir dari tur Eropanya, setelah mengambil bagian dalam pertemuan puncak NATO yang luar biasa mengenai operasi militer Rusia di Ukraina .

Berbicara kepada wartawan selama pertemuannya dengan para pengungsi Ukraina pada hari Sabtu, Biden menyebut Putin "seorang tukang jagal".



Sentimen Volodin diperkuat oleh anggota Duma Negara lainnya, Leonid Slutsky, yang juga merupakan anggota delegasi Rusia dalam negosiasi antara Kiev dan Moskow di tengah krisis yang sedang berlangsung di Ukraina.

"Retorika Biden tidak dapat ditoleransi dan tidak dapat diterima oleh seorang pemimpin dunia. Tak satu pun dari presiden AS membiarkan diri mereka melakukan serangan seperti itu. Ini, memang, batas klinis," kata Slutsky.

Biden sebelumnya mengecam Putin sebagai "penjahat perang" ketika berbicara tentang operasi militer yang sedang berlangsung di Ukraina yang diluncurkan oleh Kremlin. Pernyataan ini juga mendapat kritik dari Rusia, dengan Duta Besar Rusia untuk Washington Anatoly Antonov mengatakan bahwa pernyataan seperti itu "melampaui akal sehat".



Kremlin menyebut pernyataan "penjahat perang" tidak dapat diterima, terutama ketika datang dari pemimpin negara dengan sejarah pembunuhan ratusan ribu orang di seluruh dunia.

Menurut Moskow, tujuan operasi militer Rusia di Ukraina adalah untuk "demiliterisasi dan de-Nazifikasi" negara itu, dengan pasukan Rusia secara eksklusif menargetkan infrastruktur militer dan tidak menimbulkan ancaman bagi warga sipil.

Negara-negara Barat telah mengutuk operasi militer tersebut, dengan Amerika Serikat menjadi salah satu kritikus yang paling vokal. Mereka menyebut tindakan Moskow di Ukraina sebagai invasi dan menjatuhkan sanksi keras yang menargetkan ekonomi Rusia, sektor keuangan, budaya, olahraga, media, dan banyak hal lainnya.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2982 seconds (0.1#10.140)