Internal Kremlin Retak karena Perang Ukraina, Ajudan Putin Kabur dari Rusia
loading...
A
A
A
MOSKOW - Retaknya internal Kremlin gara-gara keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin menginvasi Ukraina mulai terendus. Seorang ajudan senior Kremlin mengundurkan diri dan meninggalkan negara tersebut.
Anatoly Chubais menjadi pejabat senior pertama yang memutuskan hubungan dengan Kremlin sejak Putin melancarkan invasi ke Ukraina sebulan lalu.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada kantor berita RIA Novosti pada Rabu bahwa Chubais telah mengundurkan diri. Menurutnya, dia melakukannya atas kemauannya sendiri.
Chubais, yang pernah menjabat sebagai kepala staf mantan Presiden Boris Yeltsin, meninggalkan jabatannya sebagai utusan khusus Putin untuk hubungan dengan organisasi internasional. Hal itu disampaikan salah satu sumber yang mengetahui masalah tersebut kepada kantor berita Reuters.
Dia diangkat untuk menduduki pos penting, yang dibebankan dengan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, pada tahun 2020, beberapa hari setelah mengundurkan diri sebagai kepala perusahaan teknologi negara; Rusnano, yang dia jalankan sejak 2008.
Menurut sumber Reuters yang berbicara dengan syarat anonim, Chubais mengundurkan diri karena konflik di Ukraina. Dia juga telah meninggalkan negara itu dan tidak berniat untuk kembali.
Putin menyebut perang di Ukraina sebagai “operasi militer khusus” yang menurutnya diperlukan karena perluasan NATO mengancam Rusia, dan karena Rusia perlu menghentikan apa yang disebutnya “genosida” terhadap orang-orang berbahasa Rusia di Ukraina sejak pencaplokan Crimea oleh Moskow pada 2014.
Ukraina dan pendukung Barat-nya menolak klaim genosida. Mereka percaya Rusia melancarkan perang tanpa alasan untuk menaklukkan tetangga yang disebut Putin sebagai "negara buatan".
Ekonom Terkemuka
Chubais adalah salah satu dari sekelompok kecil ekonom berpengaruh di bawah Yegor Gaidar yang mencoba memperkuat transisi Rusia pasca-Soviet, yang membuat puluhan juta mantan warga Soviet jatuh miskin.
Anatoly Chubais menjadi pejabat senior pertama yang memutuskan hubungan dengan Kremlin sejak Putin melancarkan invasi ke Ukraina sebulan lalu.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada kantor berita RIA Novosti pada Rabu bahwa Chubais telah mengundurkan diri. Menurutnya, dia melakukannya atas kemauannya sendiri.
Chubais, yang pernah menjabat sebagai kepala staf mantan Presiden Boris Yeltsin, meninggalkan jabatannya sebagai utusan khusus Putin untuk hubungan dengan organisasi internasional. Hal itu disampaikan salah satu sumber yang mengetahui masalah tersebut kepada kantor berita Reuters.
Dia diangkat untuk menduduki pos penting, yang dibebankan dengan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, pada tahun 2020, beberapa hari setelah mengundurkan diri sebagai kepala perusahaan teknologi negara; Rusnano, yang dia jalankan sejak 2008.
Menurut sumber Reuters yang berbicara dengan syarat anonim, Chubais mengundurkan diri karena konflik di Ukraina. Dia juga telah meninggalkan negara itu dan tidak berniat untuk kembali.
Putin menyebut perang di Ukraina sebagai “operasi militer khusus” yang menurutnya diperlukan karena perluasan NATO mengancam Rusia, dan karena Rusia perlu menghentikan apa yang disebutnya “genosida” terhadap orang-orang berbahasa Rusia di Ukraina sejak pencaplokan Crimea oleh Moskow pada 2014.
Ukraina dan pendukung Barat-nya menolak klaim genosida. Mereka percaya Rusia melancarkan perang tanpa alasan untuk menaklukkan tetangga yang disebut Putin sebagai "negara buatan".
Ekonom Terkemuka
Chubais adalah salah satu dari sekelompok kecil ekonom berpengaruh di bawah Yegor Gaidar yang mencoba memperkuat transisi Rusia pasca-Soviet, yang membuat puluhan juta mantan warga Soviet jatuh miskin.