Internal Kremlin Retak karena Perang Ukraina, Ajudan Putin Kabur dari Rusia

Kamis, 24 Maret 2022 - 07:57 WIB
loading...
Internal Kremlin Retak...
Anatoly Chubais (kanan) pejabat senior Kremlin pertama yang mengundurkan diri sejak Rusia menginvasi Ukraina. Foto/REUTERS
A A A
MOSKOW - Retaknya internal Kremlin gara-gara keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin menginvasi Ukraina mulai terendus. Seorang ajudan senior Kremlin mengundurkan diri dan meninggalkan negara tersebut.

Anatoly Chubais menjadi pejabat senior pertama yang memutuskan hubungan dengan Kremlin sejak Putin melancarkan invasi ke Ukraina sebulan lalu.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada kantor berita RIA Novosti pada Rabu bahwa Chubais telah mengundurkan diri. Menurutnya, dia melakukannya atas kemauannya sendiri.

Chubais, yang pernah menjabat sebagai kepala staf mantan Presiden Boris Yeltsin, meninggalkan jabatannya sebagai utusan khusus Putin untuk hubungan dengan organisasi internasional. Hal itu disampaikan salah satu sumber yang mengetahui masalah tersebut kepada kantor berita Reuters.



Dia diangkat untuk menduduki pos penting, yang dibebankan dengan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, pada tahun 2020, beberapa hari setelah mengundurkan diri sebagai kepala perusahaan teknologi negara; Rusnano, yang dia jalankan sejak 2008.

Menurut sumber Reuters yang berbicara dengan syarat anonim, Chubais mengundurkan diri karena konflik di Ukraina. Dia juga telah meninggalkan negara itu dan tidak berniat untuk kembali.

Putin menyebut perang di Ukraina sebagai “operasi militer khusus” yang menurutnya diperlukan karena perluasan NATO mengancam Rusia, dan karena Rusia perlu menghentikan apa yang disebutnya “genosida” terhadap orang-orang berbahasa Rusia di Ukraina sejak pencaplokan Crimea oleh Moskow pada 2014.

Ukraina dan pendukung Barat-nya menolak klaim genosida. Mereka percaya Rusia melancarkan perang tanpa alasan untuk menaklukkan tetangga yang disebut Putin sebagai "negara buatan".

Ekonom Terkemuka

Chubais adalah salah satu dari sekelompok kecil ekonom berpengaruh di bawah Yegor Gaidar yang mencoba memperkuat transisi Rusia pasca-Soviet, yang membuat puluhan juta mantan warga Soviet jatuh miskin.

Dia adalah salah satu orang Rusia paling menonjol di era pasca-Soviet yang kacau balau. Musuh melemparkannya sebagai dalang Kremlin yang menjual aset mantan negara adidaya kepada sekelompok kecil oligarki dalam privatisasi tahun 1990-an.

Tetapi bagi para pendukungnya, Chubais adalah seorang pahlawan yang berjuang untuk membangun pasar di Rusia–dan mencegahnya mengarah ke perang saudara. Ketika masalah muncul, seringkali Chubais yang menjadi sasaran publik Rusia pasca-Soviet.

Dalam krisis 1998, Yeltsin menyuruh Chubais untuk menyetujui pinjaman dari Dana Moneter Internasional. Kemudian ia diangkat sebagai kepala perusahaan monopoli listrik milik negara yang berjuang untuk mendapatkan pembayaran listrik yang dijualnya.

Ketika Putin mulai naik ke tampuk kekuasaan dengan pindah ke Moskow, Chubais membatalkan pekerjaan di Kremlin yang telah ditawarkan.

Dalam beberapa tahun terakhir, Chubais terus menyerukan reformasi ekonomi dan merupakan salah satu tokoh liberal paling terkenal yang terkait dengan pemerintah Rusia.

Tak lama setelah invasi, Chubais menulis bahwa sejak kematian Gaidar pada 2009, seluruh era telah berlalu.

“Tampaknya Gaidar memahami risiko strategis lebih baik daripada saya–dan saya salah,” kata Chubais saat itu.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
5 Sistem Perang Elektronik...
5 Sistem Perang Elektronik Rusia Terbaik Ubah Senjata Canggih NATO Jadi Besi Rongsokan
5 Fakta Arab Saudi Mediasi...
5 Fakta Arab Saudi Mediasi Perundingan Amerika Serikat dan Rusia untuk Akhiri Perang Ukraina
4 Alasan Australia Sangat...
4 Alasan Australia Sangat Takut dengan Isu Putin Ingin Gunakan Pangkalan Militer di Papua
Australia Protes ke...
Australia Protes ke Indonesia Terkait Rusia Minta Gunakan Pangkalan Militer di Papua
Uni Eropa Larang Calon...
Uni Eropa Larang Calon Anggotanya Rayakan Kemenangan Perang Dunia II di Moskow
Lukashenko Sebut Sekutu...
Lukashenko Sebut Sekutu NATO Sekarang Diam setelah Belarusia Dilindungi Senjata Nuklir Rusia
Jerman Siap Kirim Rudal...
Jerman Siap Kirim Rudal Canggih Taurus ke Ukraina untuk Melawan Rusia
Rusia Akan Tempatkan...
Rusia Akan Tempatkan Pesawat Militer di Papua, Australia Minta Penjelasan Indonesia
Rumor Rusia Ingin Tempatkan...
Rumor Rusia Ingin Tempatkan Pesawat Militer di Papua, Menhan Australia Telepon Menteri Sjafrie
Rekomendasi
Saksikan Malam Ini The...
Saksikan Malam Ini The Prime Show Dokter Mesum, Fenomena Gunung Es? bersama Dhiandra Mugni, Hanya di iNews
Sarwendah Ungkap Alasan...
Sarwendah Ungkap Alasan Cerai dari Ruben Onsu, Bukan karena Beda Agama
Posisi Ole Romeny Rawan...
Posisi Ole Romeny Rawan di Oxford United! Media Vietnam: Picu Kekhawatiran
Berita Terkini
Mel Gibson Serukan Pemerintah...
Mel Gibson Serukan Pemerintah AS Bongkar Kebenaran Serangan 11 September
25 menit yang lalu
3 Fakta Arab Saudi Bakal...
3 Fakta Arab Saudi Bakal Lunasi Semua Utang Suriah ke Bank Dunia
1 jam yang lalu
7 Fakta Mohammed bin...
7 Fakta Mohammed bin Salman, Salah Satunya Peran Sentral dalam Diplomasi Global
1 jam yang lalu
Mengapa AS Pindahkan...
Mengapa AS Pindahkan Sistem Pertahanan Rudal Patriot dari Asia ke Timur Tengah dengan 73 Pesawat Kargo?
2 jam yang lalu
Laut Merah Membara,...
Laut Merah Membara, UEA Kerahkan Radar Israel di Lepas Pantai Yaman
2 jam yang lalu
5 Sistem Perang Elektronik...
5 Sistem Perang Elektronik Rusia Terbaik Ubah Senjata Canggih NATO Jadi Besi Rongsokan
3 jam yang lalu
Infografis
Pilot Jet Tempur F-16...
Pilot Jet Tempur F-16 Ukraina Pavlo Ivanov Dapat Gelar Pahlawan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved