Kremlin: Belum Ada Kemajuan Signifikan dalam Pembicaraan Damai dengan Ukraina
loading...
A
A
A
MOSKOW - Kremlin mengatakan pada Senin (21/3/2022), bahwa pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina belum membuat kemajuan yang signifikan. Pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina telah memasuki ronde ke-4.
Moskow menuduh Kiev menghentikan pembicaraan damai dengan membuat proposal yang tidak dapat diterima oleh Rusia. Ukraina telah mengatakan bersedia untuk bernegosiasi, tetapi tidak akan menyerah atau menerima ultimatum Rusia.
Berbicara kepada wartawan melalui panggilan konferensi, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, kemajuan signifikan dalam pembicaraan masih harus dibuat agar ada dasar bagi kemungkinan pertemuan antara Presiden Vladimir Putin dan timpalannya dari Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
“Bagi kami untuk berbicara tentang pertemuan antara kedua presiden, pekerjaan rumah harus dilakukan. Pembicaraan harus diadakan dan hasilnya disepakati,” kata Peskov. “Sejauh ini belum ada kemajuan yang signifikan,” lanjut Peskov, seperti dikutip dari Reuters.
Peskov juga menegaskan kembali klaim Kremlin, bahwa Rusia menunjukkan kesediaan lebih dari negosiator Ukraina untuk bekerja menuju kesepakatan pada pembicaraan. "Mereka (negara-negara) yang dapat menggunakan pengaruh mereka atas Kiev untuk membuatnya lebih akomodatif dan konstruksi pada pembicaraan ini," katanya.
Sementara itu, berbeda dengan klaim Kremlin, Turki menyebut Rusia dan Ukraina membuat kemajuan dalam negosiasi mereka untuk menghentikan perang dan kedua belah pihak "mendekati kesepakatan".
“Tentu saja, bukan hal yang mudah untuk berdamai saat perang sedang berlangsung, sementara warga sipil terbunuh. Tetapi kami ingin mengatakan bahwa momentum masih diperoleh,” kata Menteri Luar Negeri Tuski, Mevlut Cavusoglu, seperti dikutip dari Al Jazeera.
“Kami melihat bahwa para pihak hampir mencapai kesepakatan,” lanjutnya dalam komentar langsung dari Provinsi Antalya di Turki selatan pada Minggu (20/3/2022).
Moskow menuduh Kiev menghentikan pembicaraan damai dengan membuat proposal yang tidak dapat diterima oleh Rusia. Ukraina telah mengatakan bersedia untuk bernegosiasi, tetapi tidak akan menyerah atau menerima ultimatum Rusia.
Berbicara kepada wartawan melalui panggilan konferensi, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, kemajuan signifikan dalam pembicaraan masih harus dibuat agar ada dasar bagi kemungkinan pertemuan antara Presiden Vladimir Putin dan timpalannya dari Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
“Bagi kami untuk berbicara tentang pertemuan antara kedua presiden, pekerjaan rumah harus dilakukan. Pembicaraan harus diadakan dan hasilnya disepakati,” kata Peskov. “Sejauh ini belum ada kemajuan yang signifikan,” lanjut Peskov, seperti dikutip dari Reuters.
Peskov juga menegaskan kembali klaim Kremlin, bahwa Rusia menunjukkan kesediaan lebih dari negosiator Ukraina untuk bekerja menuju kesepakatan pada pembicaraan. "Mereka (negara-negara) yang dapat menggunakan pengaruh mereka atas Kiev untuk membuatnya lebih akomodatif dan konstruksi pada pembicaraan ini," katanya.
Sementara itu, berbeda dengan klaim Kremlin, Turki menyebut Rusia dan Ukraina membuat kemajuan dalam negosiasi mereka untuk menghentikan perang dan kedua belah pihak "mendekati kesepakatan".
“Tentu saja, bukan hal yang mudah untuk berdamai saat perang sedang berlangsung, sementara warga sipil terbunuh. Tetapi kami ingin mengatakan bahwa momentum masih diperoleh,” kata Menteri Luar Negeri Tuski, Mevlut Cavusoglu, seperti dikutip dari Al Jazeera.
“Kami melihat bahwa para pihak hampir mencapai kesepakatan,” lanjutnya dalam komentar langsung dari Provinsi Antalya di Turki selatan pada Minggu (20/3/2022).