Kremlin: Belum Ada Kemajuan Signifikan dalam Pembicaraan Damai dengan Ukraina

Selasa, 22 Maret 2022 - 00:30 WIB
loading...
Kremlin: Belum Ada Kemajuan...
Kremlin: Belum Ada Kemajuan Signifikan dalam Pembicaraan Damai dengan Ukraina. FOTO/BeITA
A A A
MOSKOW - Kremlin mengatakan pada Senin (21/3/2022), bahwa pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina belum membuat kemajuan yang signifikan. Pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina telah memasuki ronde ke-4.

Moskow menuduh Kiev menghentikan pembicaraan damai dengan membuat proposal yang tidak dapat diterima oleh Rusia. Ukraina telah mengatakan bersedia untuk bernegosiasi, tetapi tidak akan menyerah atau menerima ultimatum Rusia.

Baca: Presiden Ukraina Zelensky: Gagal Negosiasi dengan Putin Berarti Perang Dunia III

Berbicara kepada wartawan melalui panggilan konferensi, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, kemajuan signifikan dalam pembicaraan masih harus dibuat agar ada dasar bagi kemungkinan pertemuan antara Presiden Vladimir Putin dan timpalannya dari Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

“Bagi kami untuk berbicara tentang pertemuan antara kedua presiden, pekerjaan rumah harus dilakukan. Pembicaraan harus diadakan dan hasilnya disepakati,” kata Peskov. “Sejauh ini belum ada kemajuan yang signifikan,” lanjut Peskov, seperti dikutip dari Reuters.

Peskov juga menegaskan kembali klaim Kremlin, bahwa Rusia menunjukkan kesediaan lebih dari negosiator Ukraina untuk bekerja menuju kesepakatan pada pembicaraan. "Mereka (negara-negara) yang dapat menggunakan pengaruh mereka atas Kiev untuk membuatnya lebih akomodatif dan konstruksi pada pembicaraan ini," katanya.

Baca: Rusia-Ukraina Sepakati Jeda Teknis, Negosiasi Ke-4 Dilanjutkan Besok

Sementara itu, berbeda dengan klaim Kremlin, Turki menyebut Rusia dan Ukraina membuat kemajuan dalam negosiasi mereka untuk menghentikan perang dan kedua belah pihak "mendekati kesepakatan".

“Tentu saja, bukan hal yang mudah untuk berdamai saat perang sedang berlangsung, sementara warga sipil terbunuh. Tetapi kami ingin mengatakan bahwa momentum masih diperoleh,” kata Menteri Luar Negeri Tuski, Mevlut Cavusoglu, seperti dikutip dari Al Jazeera.

“Kami melihat bahwa para pihak hampir mencapai kesepakatan,” lanjutnya dalam komentar langsung dari Provinsi Antalya di Turki selatan pada Minggu (20/3/2022).

Cavusoglu mengatakan, Turki telah melakukan kontak dengan tim perunding dari kedua negara. Namun, dia menolak untuk membocorkan rincian pembicaraan karena “kami memainkan peran mediator dan fasilitator yang jujur.”

Baca: Negosiasi Putaran Tiga Rusia-Ukraina Gagal Sepakati Koridor Kemanusiaan

Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar harian Hurriyet, Juru Bicara Kepresidenan Turki, Ibrahim Kalin mengatakan, kedua pihak sedang merundingkan enam poin: netralitas Ukraina, perlucutan senjata dan jaminan keamanan, yang disebut “de-Nazifikasi”, penghapusan hambatan penggunaan bahasa Rusia di Ukraina, status republik yang memisahkan diri di wilayah Donbas dan status Krimea yang dianeksasi oleh Rusia pada tahun 2014.

Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov dari Rusia dan Dmytro Kuleba dari Ukraina bertemu di kota resor Turki Antalya awal bulan ini, dengan Cavusoglu juga hadir. Diskusi-diskusi tersebut tidak membuahkan hasil yang konkrit.



Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah berulang kali menyerukan perdamaian, mendesak Rusia untuk menerima pembicaraan "bermakna" untuk mengakhiri invasi.

"Inilah saatnya untuk bertemu, berbicara, waktu untuk memperbarui integritas teritorial dan keadilan bagi Ukraina," katanya, dalam sebuah video yang diposting di media sosial, Sabtu.
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Rusia Tidak Takut dengan...
Rusia Tidak Takut dengan Ancaman Sanksi Besar-besaran dari Barat
Putin Usul Rusia-Ukraina...
Putin Usul Rusia-Ukraina Berunding Langsung Tanpa Prasyarat di Istanbul 15 Mei
Presiden Negara NATO...
Presiden Negara NATO Sebut Jalan Kemenangan Perang Ukraina atas Rusia Telah Hancur
Ini Jawaban Rusia setelah...
Ini Jawaban Rusia setelah Ditekan untuk Gencatan Senjata 30 Hari dengan Ukraina
Serangan Pakistan Hancurkan...
Serangan Pakistan Hancurkan Gudang Rudal BrahMos Kebanggaan India
AS Akan Bikin Bom Nuklir...
AS Akan Bikin Bom Nuklir Baru Bernama B61-13, Kekuatannya 24 Kali Lipat Bom Hiroshima
Xi Jinping dan Putin...
Xi Jinping dan Putin Bertemu, China Perkuat Dukungan Ekonomi ke Rusia
Kim Jong Un Pantau Uji...
Kim Jong Un Pantau Uji Coba Rudal Balistik Korut, Tekankan Kesiapan Kekuatan Nuklir
Putin Ingin Berunding...
Putin Ingin Berunding Langsung dengan Ukraina, Tanpa Syarat
Rekomendasi
Hal yang Perlu Diperhatikan...
Hal yang Perlu Diperhatikan saat Beli Vespa Matic Bekas
Bus Persik Kediri Dihujani...
Bus Persik Kediri Dihujani Batu Oknum Suporter Aremania Pasca Laga di Kanjuruhan, Pelatih Terluka
Profil Wahyudi Andrianto,...
Profil Wahyudi Andrianto, Adik Ipar Jokowi yang Serahkan Ijazah Asli ke Bareskrim
Berita Terkini
Trump Dikabarkan Akan...
Trump Dikabarkan Akan Mengakui Palestina saat Berkunjung ke Arab Saudi
Ini Bukti Militer Pakistan...
Ini Bukti Militer Pakistan Dicintai Rakyatnya, Pengusaha Ini Sumbang Rp2,9 Miliar
Hilang selama 43 Tahun,...
Hilang selama 43 Tahun, Jenazah Tentara Israel Ditemukan di Jantung Suriah
Gencatan Senjata India...
Gencatan Senjata India dan Pakistan Sangat Rapuh, Trump Tawarkan Bantuan
Benazir Bhutto Sunni...
Benazir Bhutto Sunni atau Syiah? Ini Jawabannya
Rayakan Kemenangan,...
Rayakan Kemenangan, Rakyat Pakistan Turun ke Jalan
Infografis
Ukraina Mengharapkan...
Ukraina Mengharapkan 3 Juta Peluru Sekutu untuk Akhiri Perang
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved