Perang Rusia-Ukraina: Puluhan Bayi Menanti Dijemput di Ruang Bawah Tanah
loading...
A
A
A
KIEV - Di sebuah tempat perlindungan bom ruang bawah tanah darurat di Ibu Kota Ukraina , Kiev, setidaknya 20 bayi yang lahir dari ibu pengganti sedang menunggu orang tua asing mereka untuk dapat melakukan perjalanan ke negara yang dilanda perang dan membawa mereka pulang.
Beberapa bayi yang baru berumur beberapa hari, dirawat dengan baik, tetapi bahkan di bawah tanah, ledakan tembakan sesekali dapat terdengar dengan jelas.
Banyak perawat pusat surrogacy juga terdampar di tempat penampungan karena terlalu berbahaya untuk bepergian ke dan dari rumah mereka. Pasukan Ukraina telah melawan pasukan Rusia di pinggiran kota Kiev saat mereka berusaha untuk mengepung kota.
“Sekarang kami tinggal di sini untuk mempertahankan kehidupan kami dan bayi,” kata Lyudmilia Yashchenko, seorang perawat berusia 51 tahun.
“Kami bersembunyi di sini dari pengeboman dan kesengsaraan yang mengerikan ini,” imbuhnya seperti dilansir dari AP, Minggu (20/3/2022).
Yashchenko mengatakan mereka pergi sebentar di siang hari untuk mencari udara segar tetapi tidak berani keluar terlalu lama. Dia juga mengkhawatirkan anak-anaknya sendiri, kedua putranya yang berusia 22 dan 30 tahun, berjuang untuk membela negara mereka.
Berlindung di bawah tanah sembari merawat bayi-bayi mungil, kelelahan adalah sesuatu yang pasti.
“Kami hampir tidak tidur sama sekali,” ungkap Yashchenko. “Kami bekerja sepanjang waktu,” imbuhnya.
Beberapa bayi yang baru berumur beberapa hari, dirawat dengan baik, tetapi bahkan di bawah tanah, ledakan tembakan sesekali dapat terdengar dengan jelas.
Banyak perawat pusat surrogacy juga terdampar di tempat penampungan karena terlalu berbahaya untuk bepergian ke dan dari rumah mereka. Pasukan Ukraina telah melawan pasukan Rusia di pinggiran kota Kiev saat mereka berusaha untuk mengepung kota.
“Sekarang kami tinggal di sini untuk mempertahankan kehidupan kami dan bayi,” kata Lyudmilia Yashchenko, seorang perawat berusia 51 tahun.
“Kami bersembunyi di sini dari pengeboman dan kesengsaraan yang mengerikan ini,” imbuhnya seperti dilansir dari AP, Minggu (20/3/2022).
Yashchenko mengatakan mereka pergi sebentar di siang hari untuk mencari udara segar tetapi tidak berani keluar terlalu lama. Dia juga mengkhawatirkan anak-anaknya sendiri, kedua putranya yang berusia 22 dan 30 tahun, berjuang untuk membela negara mereka.
Berlindung di bawah tanah sembari merawat bayi-bayi mungil, kelelahan adalah sesuatu yang pasti.
“Kami hampir tidak tidur sama sekali,” ungkap Yashchenko. “Kami bekerja sepanjang waktu,” imbuhnya.