Presiden Ukraina Zelensky: Ini Mungkin Terakhir Kali Anda Lihat Saya Hidup
loading...
A
A
A
KIEV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengucapkan selamat tinggal kepada para pemimpin Eropa selama percakapan video. Dia memberi tahu bahwa momen tersebut mungkin terakhir kali dirinya terlihat masih hidup.
Pemimpin berusia 44 tahun itu membuat ucapan perpisahan mengerikan dalam panggilan video dengan para pemimpin Uni Eropa hari Kamis.
Percakapan video itu dibocorkan sumber yang dekat dengan Zelensky kepada Axios dan Financial Times, Jumat (25/2/2022), tepat sebelum sang presiden secara terbuka menyatakan dia adalah "target nomor satu" Rusia. "Ini mungkin terakhir kali Anda melihat saya hidup," kata sumber tersebut menirukan ucapan perpisahan Zelensky kepada para pemimpin Eropa.
Salah satu dari mereka yang melakukan obrolan video dengan Zelensky adalah Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson. Pemimpin Swedia itu mengonfirmasi kepada kantor berita TT bahwa para pemimpin Uni Eropa tahu ketika mereka mengucapkan selamat tinggal bahwa mereka mungkin tidak akan bertemu dengan Zelensky lagi.
Zelensky, yang muncul untuk berbicara kepada para pemimpin lain dari sebuah bunker persembunyian, bersumpah untuk tetap berada di Kiev bahkan ketika kota itu dikepung pasukan Rusia. "Rusia ingin menghancurkan Ukraina secara politik dengan menjatuhkan kepala negara," katanya.
“Musuh telah menetapkan saya sebagai target nomor satu, dan keluarga saya sebagai target nomor dua,” katanya tentang sang istri; Olena Zelenska, putra mereka; Kiril, dan putri mereka; Aleksandra.
Terlepas dari peringatan mengerikan yang disampaikan Zelensky, dia membuat video menantang beberapa jam kemudian pada Jumat, muncul dengan empat anggota kabinet kunci di jalan-jalan gelap di Kiev.
“Kami di sini. Kami berada di Kiev. Kami membela Ukraina,” katanya.
Dia sebelumnya juga mem-posting video dalam ruangan yang mempermalukan para pemimpin Eropa serta Amerika Serikat (AS) karena kurangnya memberikan bantuan kepada Ukraina.
“Pagi ini, kami membela negara kami sendiri,” kata presiden tentang invasi habis-habisan hari kedua oleh Rusia.
“Sama seperti kemarin, negara paling kuat di dunia memandang dari kejauhan,” katanya dengan anggukan yang jelas kepada pemerintahan Presiden Joe Biden.
Zelensky secara langsung menyamakan serangan terhadap negaranya—yang berfokus di Ibu Kota Ukraina; Kiev, pada hari Jumat—dengan apa yang telah disaksikan Eropa selama Perang Dunia II.
"Eropa berkata, 'Tidak akan pernah lagi', tetapi di sinilah kita," katanya, memperingatkan bahwa invasi Rusia adalah awal perang melawan Eropa.
"Bagaimana Anda akan membantu diri Anda sendiri, ketika Anda membantu kami begitu lambat di Ukraina?" sindir Zelensky untuk para pemimpin Barat.
Dia bahkan mendorong setiap orang Eropa dengan "pengalaman tempur" untuk mengabaikan keragu-raguan politisi. "Dan datang ke negara kami dan bergabung dengan kami dalam membela Eropa," katanya.
"Eropa memiliki kekuatan yang cukup untuk menghentikan agresi ini," ujarnya, mencatat banyak tindakan yang belum digunakan Eropa.
“Pembatalan visa untuk Rusia, pemotongan mereka dari SWIFT, isolasi total Rusia, penarikan duta besar, embargo minyak, penerapan zona larangan terbang, ini harus ada di meja,” katanya.
Namun, Zelensky memuji Swedia karena memberikan bantuan militer, teknis, dan kemanusiaan."Mereka membangun koalisi anti-Putin bersama-sama!” katanya.
Pemimpin berusia 44 tahun itu membuat ucapan perpisahan mengerikan dalam panggilan video dengan para pemimpin Uni Eropa hari Kamis.
Percakapan video itu dibocorkan sumber yang dekat dengan Zelensky kepada Axios dan Financial Times, Jumat (25/2/2022), tepat sebelum sang presiden secara terbuka menyatakan dia adalah "target nomor satu" Rusia. "Ini mungkin terakhir kali Anda melihat saya hidup," kata sumber tersebut menirukan ucapan perpisahan Zelensky kepada para pemimpin Eropa.
Salah satu dari mereka yang melakukan obrolan video dengan Zelensky adalah Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson. Pemimpin Swedia itu mengonfirmasi kepada kantor berita TT bahwa para pemimpin Uni Eropa tahu ketika mereka mengucapkan selamat tinggal bahwa mereka mungkin tidak akan bertemu dengan Zelensky lagi.
Zelensky, yang muncul untuk berbicara kepada para pemimpin lain dari sebuah bunker persembunyian, bersumpah untuk tetap berada di Kiev bahkan ketika kota itu dikepung pasukan Rusia. "Rusia ingin menghancurkan Ukraina secara politik dengan menjatuhkan kepala negara," katanya.
“Musuh telah menetapkan saya sebagai target nomor satu, dan keluarga saya sebagai target nomor dua,” katanya tentang sang istri; Olena Zelenska, putra mereka; Kiril, dan putri mereka; Aleksandra.
Terlepas dari peringatan mengerikan yang disampaikan Zelensky, dia membuat video menantang beberapa jam kemudian pada Jumat, muncul dengan empat anggota kabinet kunci di jalan-jalan gelap di Kiev.
“Kami di sini. Kami berada di Kiev. Kami membela Ukraina,” katanya.
Dia sebelumnya juga mem-posting video dalam ruangan yang mempermalukan para pemimpin Eropa serta Amerika Serikat (AS) karena kurangnya memberikan bantuan kepada Ukraina.
“Pagi ini, kami membela negara kami sendiri,” kata presiden tentang invasi habis-habisan hari kedua oleh Rusia.
“Sama seperti kemarin, negara paling kuat di dunia memandang dari kejauhan,” katanya dengan anggukan yang jelas kepada pemerintahan Presiden Joe Biden.
Zelensky secara langsung menyamakan serangan terhadap negaranya—yang berfokus di Ibu Kota Ukraina; Kiev, pada hari Jumat—dengan apa yang telah disaksikan Eropa selama Perang Dunia II.
"Eropa berkata, 'Tidak akan pernah lagi', tetapi di sinilah kita," katanya, memperingatkan bahwa invasi Rusia adalah awal perang melawan Eropa.
"Bagaimana Anda akan membantu diri Anda sendiri, ketika Anda membantu kami begitu lambat di Ukraina?" sindir Zelensky untuk para pemimpin Barat.
Dia bahkan mendorong setiap orang Eropa dengan "pengalaman tempur" untuk mengabaikan keragu-raguan politisi. "Dan datang ke negara kami dan bergabung dengan kami dalam membela Eropa," katanya.
"Eropa memiliki kekuatan yang cukup untuk menghentikan agresi ini," ujarnya, mencatat banyak tindakan yang belum digunakan Eropa.
“Pembatalan visa untuk Rusia, pemotongan mereka dari SWIFT, isolasi total Rusia, penarikan duta besar, embargo minyak, penerapan zona larangan terbang, ini harus ada di meja,” katanya.
Namun, Zelensky memuji Swedia karena memberikan bantuan militer, teknis, dan kemanusiaan."Mereka membangun koalisi anti-Putin bersama-sama!” katanya.
(min)