Tim Sabotase Ukraina Ledakkan Ranjau di Jalan Donetsk, 3 Warga Tewas
loading...
A
A
A
DONBASS - Tim sabotase Ukraina menambah keruh situasi konflik di wilayah Donbass. Kali ini mereka meledakkan ranjau darat di jalan raya Donetsk-Gorlovka, Donbass.
Ledakan ranjau darat itu menambah situasi mencekam di Donbass yang telah dihujani artileri berat oleh pasukan Ukraina.
Pada Senin (21/2/2022), di tengah ketegangan yang memburuk dengan cepat di Donbass, dengan pasukan Kiev mengintensifkan penembakan terhadap pemukiman lokal, Rusia mengumumkan pengakuannya atas Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk.
Rusia kemudian memerintahkan untuk mengerahkan misi penjaga perdamaian di Donbass untuk menjaga keamanan wilayah pecahan Ukraina itu.
Situasi di Donbass bertambah tegang dengan pasukan Ukraina mengepung wilayah tersebut.
Mengikuti seruan dari Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk, Moskow mengakui mereka sebagai negara merdeka.
Presiden Rusia Vladimir Putin mencatat langkah itu seharusnya terjadi sejak "lama". Dia juga mendesak Kiev untuk "segera menghentikan permusuhan" di wilayah tersebut.
Menurut Putin, jika Ukraina tak menghentikan permusuhan maka rezim Kiev akan bertanggung jawab atas kemungkinan pertumpahan darah.
Pengakuan itu memicu tanggapan dari berbagai negara Barat, termasuk Amerika Serikat (AS) dan Inggris, yang mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap Rusia.
Gedung Putih mengatakan akan mengumumkan babak baru sanksi terhadap Rusia segera mungkin.
Ledakan ranjau darat itu menambah situasi mencekam di Donbass yang telah dihujani artileri berat oleh pasukan Ukraina.
Pada Senin (21/2/2022), di tengah ketegangan yang memburuk dengan cepat di Donbass, dengan pasukan Kiev mengintensifkan penembakan terhadap pemukiman lokal, Rusia mengumumkan pengakuannya atas Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk.
Rusia kemudian memerintahkan untuk mengerahkan misi penjaga perdamaian di Donbass untuk menjaga keamanan wilayah pecahan Ukraina itu.
Situasi di Donbass bertambah tegang dengan pasukan Ukraina mengepung wilayah tersebut.
Mengikuti seruan dari Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk, Moskow mengakui mereka sebagai negara merdeka.
Presiden Rusia Vladimir Putin mencatat langkah itu seharusnya terjadi sejak "lama". Dia juga mendesak Kiev untuk "segera menghentikan permusuhan" di wilayah tersebut.
Menurut Putin, jika Ukraina tak menghentikan permusuhan maka rezim Kiev akan bertanggung jawab atas kemungkinan pertumpahan darah.
Pengakuan itu memicu tanggapan dari berbagai negara Barat, termasuk Amerika Serikat (AS) dan Inggris, yang mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap Rusia.
Gedung Putih mengatakan akan mengumumkan babak baru sanksi terhadap Rusia segera mungkin.
(sya)