Putra Diktator Marcos Jadi Capres Unggulan Filipina
loading...
A
A
A
MANILA - Putra mendiang diktator Ferdinand Marcos telah muncul sebagai calon presiden (capres) yang diunggulkan di Filipina . Kritikus menilai kemunculan Ferdinand Marcos Jr (64) yang dikenal sebagai Bongbong bertujuan untuk mengembalikan kejayaan keluarganya.
Diktator Marcos lengser puluhan tahun silam oleh revolusi "people power".
Bongbong akan memulai kampanyenya secara resmi pada Selasa (8/2/2022). Sejauh ini, putra sang mantan diktator unggul dua digit dalam berbagai jajak pendapat, tiga bulan menjelang pemilu 9 Mei 2022.
Dorongannya untuk menjadi presiden telah dibantu oleh apa yang dikatakan oleh para analis politik sebagai upaya public relation selama beberapa dekade untuk mengubah persepsi publik tentang keluarga dan pendukungnya.
Para kritikus menuduh Marcos Jr mencoba menulis ulang sejarah keluarganya.
“Apa yang kita saksikan saat ini tidak lain adalah kontra-revolusi,” kata Richard Heydarian, seorang penulis dan akademisi yang berspesialisasi dalam politik, seperti dikutip Reuters, Senin (7/2/2022).
“Marcos ada di sini untuk menghapus revolusi (people power) 1986, dan untuk mengembalikan kejayaan dan sepenuhnya merehabilitasi citra rezim Marcos.”
Sejak keluarga kembali dari pengasingan pada 1990-an, Marcos Jr telah menjabat sebagai gubernur dan anggota kongres provinsi utara Ilocos Norte sebelum akhirnya memenangkan kursi Senat pada 2010.
Saudara perempuannya adalah seorang senator dan mantan gubernur serta mantan anggota Kongres. Sedangkan ibunya; Imelda, yang gagal mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 1992, terpilih menjadi anggota Kongres selama empat periode.
Kembalinya seorang Marcos ke Malacanang [istana kepresidenan Filipin], tidak terpikirkan oleh jutaan orang Filipina, tetapi lebih dari separuh lebih dari 60 juta pemilih di negara itu berusia 40 tahun ke bawah, dan tidak hidup melalui rezim Marcos serta penindasan dan penjarahannya.
Diktator Marcos lengser puluhan tahun silam oleh revolusi "people power".
Bongbong akan memulai kampanyenya secara resmi pada Selasa (8/2/2022). Sejauh ini, putra sang mantan diktator unggul dua digit dalam berbagai jajak pendapat, tiga bulan menjelang pemilu 9 Mei 2022.
Dorongannya untuk menjadi presiden telah dibantu oleh apa yang dikatakan oleh para analis politik sebagai upaya public relation selama beberapa dekade untuk mengubah persepsi publik tentang keluarga dan pendukungnya.
Para kritikus menuduh Marcos Jr mencoba menulis ulang sejarah keluarganya.
“Apa yang kita saksikan saat ini tidak lain adalah kontra-revolusi,” kata Richard Heydarian, seorang penulis dan akademisi yang berspesialisasi dalam politik, seperti dikutip Reuters, Senin (7/2/2022).
“Marcos ada di sini untuk menghapus revolusi (people power) 1986, dan untuk mengembalikan kejayaan dan sepenuhnya merehabilitasi citra rezim Marcos.”
Sejak keluarga kembali dari pengasingan pada 1990-an, Marcos Jr telah menjabat sebagai gubernur dan anggota kongres provinsi utara Ilocos Norte sebelum akhirnya memenangkan kursi Senat pada 2010.
Saudara perempuannya adalah seorang senator dan mantan gubernur serta mantan anggota Kongres. Sedangkan ibunya; Imelda, yang gagal mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 1992, terpilih menjadi anggota Kongres selama empat periode.
Kembalinya seorang Marcos ke Malacanang [istana kepresidenan Filipin], tidak terpikirkan oleh jutaan orang Filipina, tetapi lebih dari separuh lebih dari 60 juta pemilih di negara itu berusia 40 tahun ke bawah, dan tidak hidup melalui rezim Marcos serta penindasan dan penjarahannya.