Ukraina Serahkan 5.000 Senjata Nuklir 30 Tahun Lalu, Sekarang Menyesal

Senin, 07 Februari 2022 - 11:10 WIB
loading...
Ukraina Serahkan 5.000 Senjata Nuklir 30 Tahun Lalu, Sekarang Menyesal
Sebuah silo rudal yang dihancurkan di dekat Pervomaisk, Ukraina, pada tahun 2001. Ukraina menyesal sudah menyerahkan 5.000 senjata nuklir warisan Soviet 30 tahun lalu. Foto/REUTERS/Gleb Garanich
A A A
KIEV - Ukraina sekarang menyesal setelah menyerahkan ribuan senjata nuklirnya 30 tahun silam ketika Uni Soviet runtuh. Penyesalan terjadi karena negara itu merasa tak memiliki senjata ampuh sebagai penjamin keamanan ketika bersitegang dengan Rusia .

Ketika Soviet runtuh, Ukraina rela menyerahkan senjata atom raksasanya dengan imbalan jaminan keamanan dari Rusia, Amerika Serikat (AS), dan negara-negara lain.

Menurut laporan New York Times, Senin (7/2/2022), pada akhir Perang Dingin, kekuatan nuklir terbesar ketiga di dunia bukanlah Inggris, Prancis, atau China. Itu adalah Ukraina.

Runtuhnya Soviet, kejatuhan gerak lambat yang memuncak pada Desember 1991, mengakibatkan Ukraina yang baru merdeka mewarisi sekitar 5.000 senjata nuklir yang ditempatkan Moskow di tanahnya.



Silo bawah tanah di pangkalan militernya menyimpan rudal jarak jauh yang membawa hingga 10 hulu ledak termonuklir, masing-masing jauh lebih kuat daripada bom yang meratakan Hiroshima. Hanya Rusia dan Amerika Serikat yang memiliki lebih banyak senjata nuklir dari Ukraina saat itu.

Penghapusan persenjataan itu sering dipuji sebagai kemenangan kontrol senjata. Para diplomat dan aktivis perdamaian menjadikan Ukraina sebagai negara teladan di dunia yang memiliki kekuatan nuklir.

Tetapi sejarah menunjukkan denuklirisasi telah menjadi pergolakan kacau yang mengguncang dengan pertikaian, pembalikan dan perselisihan di antara pemerintah dan militer negara itu. Pada saat itu, baik ahli Ukraina dan Amerika mempertanyakan kebijaksanaan perlucutan senjata atom.

Senjata mematikan, beberapa berpendapat, adalah satu-satunya cara yang dapat diandalkan untuk menghalangi agresi Rusia.

Saat ini Ukraina tidak memiliki jalan yang mudah untuk memproduksi atau memperoleh bahan untuk membuat bom. Meski begitu, ancaman senjata nuklir sekali lagi bergerak saat pasukan Rusia mengepung negara itu dan mengobarkan perang bayangan di provinsi paling timurnya.

“Kami memberikan kemampuan itu secara cuma-cuma,” kata Andriy Zahorodniuk, mantan menteri pertahanan Ukraina.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1492 seconds (0.1#10.140)