Rusia Peringatkan Kehadiran Drone Militer di Ukraina Memperkeruh Krisis
loading...
A
A
A
Menurut politisi tersebut, “Pihak berwenang Turki berusaha mendapatkan keuntungan finansial dengan mempromosikan persenjataannya, tetapi juga berusaha menjadi peserta dalam permainan besar ketegangan di Eropa Timur.”
Kata-katanya datang tak lama setelah Menteri Pertahanan Ukraina Aleksey Reznikov mengungkapkan, “Ada rencana menandatangani perjanjian kerangka kerja sama di bidang teknologi militer antara kedua negara. Salah satu pasal dalam kesepakatan itu adalah pembangunan pabrik Bayraktar yang akan diproduksi di Ukraina.”
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memuji kesepakatan yang dicapai di Kiev dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
“Ini adalah teknologi baru, pekerjaan baru, dan penguatan kemampuan pertahanan negara,” papar Zelensky.
Ankara menikmati hubungan baik dengan Kiev dan Moskow. Namun, pemimpin Turki telah secara terbuka mengutuk reabsorpsi Rusia 2014 atas Krimea, mengklaimnya sebagai "aneksasi" wilayah tersebut.
Semenanjung Krimea dikuasai Rusia setelah referendum pascaprotes jalanan kekerasan menggulingkan pemerintah terpilih.
Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk yang memproklamirkan diri di Ukraina timur kemudian mendeklarasikan kemerdekaan mereka dari Kiev.
Penggunaan drone buatan Turki di Donbass oleh Ukraina juga menjadi masalah bagi Moskow. Selama panggilan telepon antara Erdogan dan Presiden Vladimir Putin pada Desember, pemimpin Rusia mengecam perilaku "destruktif" dan "aktivitas provokatif" dari penggunaan drone di wilayah tersebut.
Hanya beberapa bulan sebelumnya, tentara Kiev mengumumkan telah berhasil menembakkan rudal dari pesawat tak berawak Bayraktar Turki di Donbass, yang diklaim untuk pertama kalinya.
Ukraina pertama kali membeli Bayraktar TB2 pada 2019 dan dilaporkan terus membeli lebih banyak.
Kata-katanya datang tak lama setelah Menteri Pertahanan Ukraina Aleksey Reznikov mengungkapkan, “Ada rencana menandatangani perjanjian kerangka kerja sama di bidang teknologi militer antara kedua negara. Salah satu pasal dalam kesepakatan itu adalah pembangunan pabrik Bayraktar yang akan diproduksi di Ukraina.”
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memuji kesepakatan yang dicapai di Kiev dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
“Ini adalah teknologi baru, pekerjaan baru, dan penguatan kemampuan pertahanan negara,” papar Zelensky.
Ankara menikmati hubungan baik dengan Kiev dan Moskow. Namun, pemimpin Turki telah secara terbuka mengutuk reabsorpsi Rusia 2014 atas Krimea, mengklaimnya sebagai "aneksasi" wilayah tersebut.
Semenanjung Krimea dikuasai Rusia setelah referendum pascaprotes jalanan kekerasan menggulingkan pemerintah terpilih.
Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk yang memproklamirkan diri di Ukraina timur kemudian mendeklarasikan kemerdekaan mereka dari Kiev.
Penggunaan drone buatan Turki di Donbass oleh Ukraina juga menjadi masalah bagi Moskow. Selama panggilan telepon antara Erdogan dan Presiden Vladimir Putin pada Desember, pemimpin Rusia mengecam perilaku "destruktif" dan "aktivitas provokatif" dari penggunaan drone di wilayah tersebut.
Hanya beberapa bulan sebelumnya, tentara Kiev mengumumkan telah berhasil menembakkan rudal dari pesawat tak berawak Bayraktar Turki di Donbass, yang diklaim untuk pertama kalinya.
Ukraina pertama kali membeli Bayraktar TB2 pada 2019 dan dilaporkan terus membeli lebih banyak.