Silsilah Raja Arab Saudi, dari yang Ditembak Mati hingga yang Hafal Alquran
loading...
A
A
A
RIYADH - Kerajaan Arab Saudi modern didirikan oleh Raja Abdulaziz al-Saud pada tahun 1932. Sudah tujuh raja berkuasa hingga saat ini, yakni Raja Abdulaziz dan diteruskan enam putranya secara bergantian.
Kerajaan ini sebenarnya adalah penerus dari Negara Saudi Pertama yang didirikan oleh Muhammad bin Saud pada awal abad ke-18. Muhammad bin Saud saat itu adalah penguasa kota Diriyah. Dia bersekutu dengan cendekiawan Muslim bernama Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab, yang kemudian dikenal sebagai pendiri Wahhabisme.
Negara Saudi Pertama runtuh setelah diserang Kekaisaran Ottoman. Pada tahun 1824, keluarga al-Saud mendapatkan kembali kendali politik di Arab tengah dengan pemimpinnya bernama Turki bin Abdullah al-Saud.
Turki bin Abdullah al-Saud memindahkan ibu kotanya ke Riyadh, sekitar 20 mil selatan Diriyah, dan mendirikan Negara Saudi Kedua. Selama 11 tahun pemerintahannya, Turki berhasil merebut kembali sebagian besar tanah yang hilang dari Ottoman.
Saat ia memperluas kekuasaannya, dia mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa rakyatnya menikmati hak, dan ia melihat kesejahteraan mereka.
Di bawah Turki bin Abdullah al-Saud dan putranya, Faisal, Negara Saudi Kedua menikmati masa damai dan kemakmuran, dan perdagangan serta pertanian berkembang pesat.
Ketenangan itu hancur pada tahun 1865 oleh kampanye Utsmaniyah yang diperbarui untuk memperluas kerajaan Timur Tengah-nya ke Semenanjung Arab. Tentara Utsmaniyah merebut sebagian Negara Saudi, yang saat itu diperintah oleh putra Faisal, Abdulrahman.
Dengan dukungan Ottoman, keluarga Al-Rasyid dari Hail melakukan upaya bersama untuk menggulingkan Negara Saudi.
Dihadapkan dengan tentara yang jauh lebih besar dan lebih lengkap, Abdulrahman bin Faisal al-Saud terpaksa meninggalkan perjuangannya pada tahun 1891. Dia mencari perlindungan dengan suku Badui di gurun pasir yang luas di Arab timur yang dikenal sebagai Rub' Al-Khali, atau "Empty Quarter".
Kerajaan ini sebenarnya adalah penerus dari Negara Saudi Pertama yang didirikan oleh Muhammad bin Saud pada awal abad ke-18. Muhammad bin Saud saat itu adalah penguasa kota Diriyah. Dia bersekutu dengan cendekiawan Muslim bernama Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab, yang kemudian dikenal sebagai pendiri Wahhabisme.
Negara Saudi Pertama runtuh setelah diserang Kekaisaran Ottoman. Pada tahun 1824, keluarga al-Saud mendapatkan kembali kendali politik di Arab tengah dengan pemimpinnya bernama Turki bin Abdullah al-Saud.
Turki bin Abdullah al-Saud memindahkan ibu kotanya ke Riyadh, sekitar 20 mil selatan Diriyah, dan mendirikan Negara Saudi Kedua. Selama 11 tahun pemerintahannya, Turki berhasil merebut kembali sebagian besar tanah yang hilang dari Ottoman.
Saat ia memperluas kekuasaannya, dia mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa rakyatnya menikmati hak, dan ia melihat kesejahteraan mereka.
Di bawah Turki bin Abdullah al-Saud dan putranya, Faisal, Negara Saudi Kedua menikmati masa damai dan kemakmuran, dan perdagangan serta pertanian berkembang pesat.
Ketenangan itu hancur pada tahun 1865 oleh kampanye Utsmaniyah yang diperbarui untuk memperluas kerajaan Timur Tengah-nya ke Semenanjung Arab. Tentara Utsmaniyah merebut sebagian Negara Saudi, yang saat itu diperintah oleh putra Faisal, Abdulrahman.
Dengan dukungan Ottoman, keluarga Al-Rasyid dari Hail melakukan upaya bersama untuk menggulingkan Negara Saudi.
Dihadapkan dengan tentara yang jauh lebih besar dan lebih lengkap, Abdulrahman bin Faisal al-Saud terpaksa meninggalkan perjuangannya pada tahun 1891. Dia mencari perlindungan dengan suku Badui di gurun pasir yang luas di Arab timur yang dikenal sebagai Rub' Al-Khali, atau "Empty Quarter".