Aduh Malunya, Kapal Perang Terbesar Australia Mati Listrik saat Misi Penting

Senin, 31 Januari 2022 - 19:16 WIB
loading...
Aduh Malunya, Kapal...
Kapal perang HMAS Adelaide milik Angkatan Laut Australia. Foto/Defence Media/POIS Christopher Szumlanski
A A A
CANBERRA - Departemen Pertahanan Australia telah mengkonfirmasi kapal perang terbesar negara itu mengalami pemadaman listrik saat menjalankan misi. Konfirmasi pada Senin (31/1/2022) muncul setelah masalah itu dilaporkan media lokal.

Kapal perang HMAS Adelaide itu mengalami mati listrik saat mengirimkan bantuan kemanusiaan ke negara kepulauan Pasifik Tonga dan mengharapkan spesialis sipil tiba untuk perbaikan.

"Penilaian dilakukan terhadap sistem yang terkena dampak," ungkap Departemen Pertahanan Australia pada Senin (31/1/2022).



Pernyataan itu muncul setelah penyiar nasional Australia, ABC News, mengungkapkan kapal itu tetap "lumpuh" setelah berhari-hari pekerjaan perbaikan gagal menyelesaikan masalah listrik.



“Aset Angkatan Laut Australia masih mengalami masalah dengan komunikasi eksternal, sementara tim perbaikan bekerja dalam kondisi panas dan sulit untuk memulihkan kapal,” papar laporan ABC News mengutip status terbaru kapten kapal perang itu.



Berita itu menimbulkan beberapa pertanyaan tentang kondisi militer Australia.

Senator Independen Rex Patrick, yang mewakili Australia Selatan, mengatakan, "Kematian listrik total yang dilaporkan kapal itu sangat memprihatinkan, karena perangkat keras militer seharusnya memiliki redundansi semua sistem untuk tetap bertahan dalam pertempuran.”

Departemen Pertahanan membantah klaim sistem tenaga cadangan kapal juga gagal. Lembaga penyiaran melaporkan masalah dengan sistem cadangan, mengutip sumber di HMAS Adelaide.

Militer mengatakan fungsi penting kapal, seperti freezer, tetap beroperasi, seperti halnya pengatur suhu udara (AC) di "sebagian besar area kapal."

HMAS Adelaide adalah dok helikopter pendarat kelas Canberra buatan Spanyol dan kapal terbesar di Angkatan Laut Australia.

Awal bulan ini, kapal itu dikirim ke Tonga untuk memberikan bantuan kemanusiaan setelah letusan gunung berapi bawah laut dan tsunami 14 Januari di Tonga.

Saat dalam perjalanan, wabah Covid-19 terjadi di kapal, dengan 23 infeksi dilaporkan oleh Departemen Pertahanan pekan lalu.

Pemerintah Tonga mengizinkan kapal berlabuh pada Rabu dan menurunkan 40 ton kargo bantuan meskipun ada kekhawatiran atas penyakit tersebut.

Izin berlabuh diberikan pada kapal yang berlayar segera sesudahnya.

Dalam laporan status yang dikutip ABC News, Kapten Stuart Watters menulis, “Personel yang terkena Covid-19 diberikan perawatan medis dan didukung. Sejumlah orang yang awalnya diidentifikasi terinfeksi telah diizinkan kembali bertugas setelah menyelesaikan karantina.”

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1200 seconds (0.1#10.140)