Bersekolah Saat Pandemi, Kesehatan Mental Siswa di China Terganggu
loading...
A
A
A
BEIJING - Ketika sekolah di China sudah membuka kembali pembelajaran langsung justru menyebabkan kesehatan mental para siswanya terganggu. Mereka merasa stres dengan informasi pandemi Covid-19 yang membahayakan. Itu pun berdampak pada prestasi siswa, sekolah, dan guru. Bahkan, laporan upaya bunuh diri pun mengalami peningkatan.
Meningkatnya stres dan depresi menjadi perhatian utama pemerintah pusat China. Apalagi, banyak laporan bunuh diri dilakukan oleh anak sekolah dan remaja. Itu menjadikan pihak sekolah dan pemerintah lokal memberikan perhatian serius kepada siswa. Memang, topik bunuh diri merupakan yang tabu di China.
“Banyak insiden yang menyayat hati ketika sekolah dibuka,” kata Wakil Wali Kota Zhuhai, Ya Wu, dilansir Reuters. Dia menyerukan perlunya semua pihak untuk mendukung kesehatan mental anak sekolahan. Konsultasi psikologi juga diusulkan menjadi perhatian utama pemerintah lokal. (Baca: Banjir Bandang Terjang China, 1.300 Rumah Hancur, Puluhan Orang Tewas)
Salah satu distrik di Shanghai, terdapat 14 anak sekolah dasar dan sekolah menengah bunuh diri setelah pembukaan sekolah saat pandemi korona. “Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan tiga tahun terakhir,” kata Li Guohua, Deputi Wali Kota Pudong New Area di Shanghai, dilansir majalah Caixin. Dia mengungkapkan, itu bisa menjadi ujung gunung es.
Parahnya, 18 siswa dilaporkan melakukan upaya percobaan bunuh diri dengan melompat dari gedung sekolah dalam tiga tahun terakhir. Itu dilaporkan Health Times yang dimiliki pemerintah. Namun, laporan tersebut telah dihapus karena pemberitaan tentang bunuh diri merupakan hal yang sensitif. (Baca juga: Mantan PM Malaysia Najib Razak Terbebas dari Jeratan Korupsi)
China memang telah mewajibkan sekolah untuk kembali beroperasi pada Maret lalu. Sebelumnya, sejak pandemi pada Januari hingga Februari, siswa hanya menjalani pembelajaran secara virtual. (Andika H Mustaqim)
Meningkatnya stres dan depresi menjadi perhatian utama pemerintah pusat China. Apalagi, banyak laporan bunuh diri dilakukan oleh anak sekolah dan remaja. Itu menjadikan pihak sekolah dan pemerintah lokal memberikan perhatian serius kepada siswa. Memang, topik bunuh diri merupakan yang tabu di China.
“Banyak insiden yang menyayat hati ketika sekolah dibuka,” kata Wakil Wali Kota Zhuhai, Ya Wu, dilansir Reuters. Dia menyerukan perlunya semua pihak untuk mendukung kesehatan mental anak sekolahan. Konsultasi psikologi juga diusulkan menjadi perhatian utama pemerintah lokal. (Baca: Banjir Bandang Terjang China, 1.300 Rumah Hancur, Puluhan Orang Tewas)
Salah satu distrik di Shanghai, terdapat 14 anak sekolah dasar dan sekolah menengah bunuh diri setelah pembukaan sekolah saat pandemi korona. “Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan tiga tahun terakhir,” kata Li Guohua, Deputi Wali Kota Pudong New Area di Shanghai, dilansir majalah Caixin. Dia mengungkapkan, itu bisa menjadi ujung gunung es.
Parahnya, 18 siswa dilaporkan melakukan upaya percobaan bunuh diri dengan melompat dari gedung sekolah dalam tiga tahun terakhir. Itu dilaporkan Health Times yang dimiliki pemerintah. Namun, laporan tersebut telah dihapus karena pemberitaan tentang bunuh diri merupakan hal yang sensitif. (Baca juga: Mantan PM Malaysia Najib Razak Terbebas dari Jeratan Korupsi)
China memang telah mewajibkan sekolah untuk kembali beroperasi pada Maret lalu. Sebelumnya, sejak pandemi pada Januari hingga Februari, siswa hanya menjalani pembelajaran secara virtual. (Andika H Mustaqim)
(ysw)