Banjir Bandang Terjang China, 1.300 Rumah Hancur, Puluhan Orang Tewas
loading...

Banjir bandang melanda Yangshuo, Guilin di Daerah Otonomi Guangxi Zhuang, China selatan. Foto diambil 7 Juni 2020. Foto/Lu Boan/Xinhua
A
A
A
BEIJING - Bencana banjir bandang dan tanah longsor melanda kawasan China selatan. Media pemerintah pada Kamis (11/6/2020) melaporkan puluhan orang tewas atau pun hilang dan ribuan rumah hancur.
Ada ratusan ribu orang yang terdampak bencana tersebut. Cuaca buruk telah mendatangkan malapetaka di daerah-daerah wisata populer yang telah lumpuh oleh larangan perjalanan selama berbulan-bulan akibat wabah virus corona baru (Covid-19).
Kementerian Manajemen Darurat seperti dikutip Xinhua mengatakan hujan deras menyebabkan banjir bandang dan tanah longsor yang menyebabkan hampir 230.000 orang dievakuasi. Menurut kementerian itu, lebih dari 1.300 rumah hancur.
Di Wilayah Otonomi Guangxi Zhuang selatan, enam orang dilaporkan tewas dan satu orang hilang. (Baca: Australia Didesak Bantu AS dalam Perang Dingin Lawan China )
Jalan-jalan di tempat tujuan wisata populer Yangshuo tergenang banjir. Kondisi itu memaksa penduduk dan pengunjung untuk mengungsi menggunakan rakit bambu.
Pemerintah setempat mengatakan lebih dari 1.000 hotel juga kebanjiran dan lebih dari 30 lokasi wisata rusak.
Seorang pemilik hotel mengatakan kepada Xinhua bahwa kamar-kamar tamu terendam air hujan setinggi satu meter.
Cuaca ekstrem telah memberikan pukulan besar bagi sektor pariwisata di kawasan itu, yang masih belum pulih dari epidemi Covid-19.
Kementerian Manajemen Darurat mengatakan kerugian ekonomi akibat bencana ini mencapai lebih dari 4 miliar yuan (lebih dari USD550 juta). (Baca juga: Jet-jet Tempur Su-30 China Serbu Langit Taiwan usai Pesawat AS Lewat )
Di Provinsi Hunan, setidaknya 13 orang tewas dalam bencana yang dipicu hujan, dan delapan orang lainnya hilang di Provinsi Guizhou barat daya.
"Hujan deras dimulai pada awal Juni dan telah menyebabkan tingkat air yang sangat tinggi di 110 sungai," tulis Xinhua mengutip Kementerian Manajemen Darurat.
Hujan dan badai lebih lanjut diperkirakan masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan di kawasan China selatan.
Ada ratusan ribu orang yang terdampak bencana tersebut. Cuaca buruk telah mendatangkan malapetaka di daerah-daerah wisata populer yang telah lumpuh oleh larangan perjalanan selama berbulan-bulan akibat wabah virus corona baru (Covid-19).
Kementerian Manajemen Darurat seperti dikutip Xinhua mengatakan hujan deras menyebabkan banjir bandang dan tanah longsor yang menyebabkan hampir 230.000 orang dievakuasi. Menurut kementerian itu, lebih dari 1.300 rumah hancur.
Di Wilayah Otonomi Guangxi Zhuang selatan, enam orang dilaporkan tewas dan satu orang hilang. (Baca: Australia Didesak Bantu AS dalam Perang Dingin Lawan China )
Jalan-jalan di tempat tujuan wisata populer Yangshuo tergenang banjir. Kondisi itu memaksa penduduk dan pengunjung untuk mengungsi menggunakan rakit bambu.
Pemerintah setempat mengatakan lebih dari 1.000 hotel juga kebanjiran dan lebih dari 30 lokasi wisata rusak.
Seorang pemilik hotel mengatakan kepada Xinhua bahwa kamar-kamar tamu terendam air hujan setinggi satu meter.
Cuaca ekstrem telah memberikan pukulan besar bagi sektor pariwisata di kawasan itu, yang masih belum pulih dari epidemi Covid-19.
Kementerian Manajemen Darurat mengatakan kerugian ekonomi akibat bencana ini mencapai lebih dari 4 miliar yuan (lebih dari USD550 juta). (Baca juga: Jet-jet Tempur Su-30 China Serbu Langit Taiwan usai Pesawat AS Lewat )
Di Provinsi Hunan, setidaknya 13 orang tewas dalam bencana yang dipicu hujan, dan delapan orang lainnya hilang di Provinsi Guizhou barat daya.
"Hujan deras dimulai pada awal Juni dan telah menyebabkan tingkat air yang sangat tinggi di 110 sungai," tulis Xinhua mengutip Kementerian Manajemen Darurat.
Hujan dan badai lebih lanjut diperkirakan masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan di kawasan China selatan.
(mas)
Lihat Juga :