Padamkan Perlawanan Oposisi, Junta Myanmar Dilaporkan Bakar Desa demi Desa

Minggu, 30 Januari 2022 - 08:39 WIB
loading...
Padamkan Perlawanan...
Padamkan perlawanan oposisi, junta Myanmar dilaporkan bakar desa demi desa. Foto/Ilustrasi
A A A
YANGON - Hampir satu tahun lalu, militer Myanmar menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi yang terpilih secara demokratis dan merebut kekuasaan dalam sebuah kudeta. Sejak saat itu, negara tersebut dilanda kekacauan. Aksi protes yang awalnya berjalan damai, kini berubah menjadi perlawan dan mendapat sokongan dari sejumlah kelompok pemberontak.

Militer Myanmar telah menggunakan kekerasan dan teror untuk membasmi perbedaan pendapat dan membungkam lawan. Menurut kelompok hak asasi manusia lokal sekitar 1.500 orang telah dibunuh oleh militer dan 11.800 ditangkap.

Meski begitu, oposisi tetap ada. Selain gerakan aksi protes damai, pasukan pertahanan sipil lokal juga bermunculan, beberapa di antaranya didukung oleh kelompok etnis bersenjata yang mapan. Pada gilirannya, militer meluncurkan artileri dan serangan udara.

Di negara bagian Chin, di mana ada gerakan perlawanan yang kuat, sebanyak 80.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka dengan berperang, menurut Organisasi Hak Asasi Manusia Chin (CHRO). Menurut kelompok itu hampir 900 orang ditangkap antara Februari dan Desember tahun lalu saja, sementara 182 orang tewas dalam periode yang sama. Beberapa diperkirakan telah diculik dan digunakan sebagai tameng manusia.

“Saya telah hidup melalui rezim militer sebelumnya dan saya membaca cerita dan laporan dari seluruh negara bagian Chin,” kata aktivis veteran Salai Za Uk Ling dari CHRO.



“Saya belum pernah melihat tingkat kebrutalan ini dalam hidup saya,” imbuhnya seperti dilansir dari The Guardian, Minggu (30/1/2022).

Pada bulan Desember, lebih dari 30 orang, termasuk anak-anak, tewas di negara bagian Kayah pada malam Natal. Tubuh mereka ditemukan terbakar tanpa bisa dikenali. Awal bulan ini, militer menangkap dan membunuh 11 orang di wilayah Sagaing di barat laut Myanmar. Menurut laporan media setempat kelompok itu ditembak dan kemudian dibakar.

Bersamaan dengan pembantaian semacam itu, militer semakin melancarkan kampanye bumi hangus sebagai bagian dari teror yang semakin intensif. Saksi Myanmar, yang mengumpulkan bukti pelanggaran militer, telah menguatkan 57 insiden di mana bangunan di desa-desa dan daerah sipil lainnya telah dibakar. Banyak yang dikaitkan dengan militer. Kerusakan parah telah tercatat di Thantlang, di negara bagian Chin barat laut.

"Kekerasan semacam itu mengingatkan pada tindakan keras terhadap etnis Rohingya di negara bagian Rakhine pada tahun 2017," kata Aung Myo Min, menteri hak asasi manusia Pemerintah Persatuan Nasional (NUG), pemerintah di pengasingan.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1703 seconds (0.1#10.140)