Intervensi Arab Saudi pada Perang Yaman, Lawan Ancaman Houthi

Sabtu, 29 Januari 2022 - 06:01 WIB
loading...
Intervensi Arab Saudi...
Anggota pasukan separatis Yaman yang didukung UEA berdiri dekat tank saat bentrok di Aden, Yaman, 10 Agustus 2019. Foto/REUTERS
A A A
RIYADH - Yaman adalah negara di Jazirah Arab yang menjadi tempat perang yang berkepanjangan. Pada 2014, perang pecah di negara tersebut.

Awalnya, perang ini adalah perang saudara antara pasukan pemerintah Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi dan kelompok pemberontak Houthi.

Dalam perkembangannya, pasukan pemerintah Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi mendapat dukungan dari Koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi. Sedangkan pasukan pemberontak Houthi mendapat dukungan dari Iran.



Pasukan Houthi telah mengambil alih ibu kota Yaman, Sanaa, yang kemudian diikuti oleh pengambilalihan pemerintahan.



Pasukan Houthi telah menetapkan Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi sebagai tahanan rumah yang berujung pada pengunduran diri.



Pasukan Houthi pun melakukan aksi yang tidak terkontrol. Adanya pasukan Houthi di Provinsi Sa’ada yang berbatasan langsung dengan Arab Saudi menjadi ancaman keamanan bagi kerajaan itu.

Bahkan pasukan Houthi telah melakukan pergerakan hingga ke teritorial Arab Saudi. Hal ini yang membuat Arab Saudi membangun kekuatan militer.

Pada 2015, Arab Saudi membentuk koalisi dan meluncurkan operasi militer. Koalisi tersebut terdiri dari Qatar, Kuwait, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Mesir, Maroko, Yordania serta Sudan.

Negara koalisi ini ikut meluncurkan senjata peledak dalam berbagai operasi militer. Hal itulah yang menjadi alasan intervensi Arab Saudi di Perang Yaman.

Selain itu, kepentingan Arab Saudi pada Perang Yaman adalah untuk menguasai Selat Bab el-Mandeb sebagai jalur strategis lalu lintas minyak Arab Saudi ke Samudera Hindia dan internasional.

Diketahui, Selat Bab el-Mandeb merupakan jalur pelayaran minyak serta selat penghubung strategis antara Laut Mediterania dan Samudera Hindia.

Selat Bab el-Mandeb ini terletak antara Yaman, Djibouti, Eritrea. Selat ini juga menghubungkan Laut Merah dengan Teluk Aden serta Laut Arab.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2753 seconds (0.1#10.140)