Waswas Pecah Perang, Ibu di Ukraina Beli Senapan Sniper

Rabu, 26 Januari 2022 - 04:39 WIB
loading...
Waswas Pecah Perang,...
Mariana (52) tengah menenteng senapan snipernya Zbroyar Z-15. Foto/Daily Mail
A A A
KIEV - Seorang ibu dari tiga anak di Ukraina telah mempersenjatai dirinya dengan senapan sniper ketika ribuan warga sipil negara itu bersiap untuk kemungkinan invasi Rusia .

Mariana Zhaglo jauh dari tipikal tentara Ukraina, tetapiperempuanberusia 52 tahun yang bekerja di bagian riset pemasaran itu mengatakan dia bersedia melakukan apa pun untuk membela negaranya.

"Sebagai seorang ibu, saya tidak ingin anak-anak saya mewarisi masalah Ukraina, atau ancaman ini diteruskan kepada mereka. Lebih baik saya menangani ini sekarang," kata Mariana.

"Jika itu yang terjadi maka kami akan berjuang untuk Kiev; kami akan berjuang untuk melindungi kota kami. Jika ada keharusan untuk mulai menembak, maka saya akan mulai menembak," lanjut sang ibu, sambil memamerkan senapan Zbroyar Z-15 yang baru dibelinya di flatnya di Ibu Kota Ukraina seperti dilansir dari Daily Mail, Rabu (26/1/2022).

Dia kemudian menjelaskan bahwa Zbroyar Z-15 adalah senapan berburu, tetapi dia tidak memiliki niat untuk berburu.

"Saya tidak pernah berburu dalam hidup saya. Saya membeli karabin ini setelah mendengarkan beberapa tentara mendiskusikan senapan terbaik untuk didapatkan," aku Mariana kepada The Times.



Meski begitu, senapan itu bukanlah satu-satunya yang dibeli oleh Mariana.

Selain mengeluarkan kocek lebih dari ÂŁ950 atau sekitar Rp18,3 juta untuk senjata tersebut, dia juga mengikuti kursus penembak jitu selama dua minggu dan memasang beberapa alat tambahan termasuk bipod, teleskop, sert peredam suara untuk memastikan dia bisa mematikan sebanyak mungkin musuh.

Mariana juga menghabiskan ÂŁ830 atau sekitar Rp16 juta lagi untuk pakaian militer seperti helm, seragam kamuflase salju, rompi antipeluru, amunisi dan sepatu bot. Ia juga telah menimbun makanan kaleng sehingga dia bisa tetap bersembunyi di apartemennya selama berminggu-minggu.

Mariana mengatakan kepada The Times bahwa banyak warga Ukraina telah belajar untuk hidup dengan potensi ancaman invasi sejak Rusia mencaplok Crimea pada tahun 2014.

Ia mengatakan bahwa bukan hal yang aneh bagi Rusia untuk sesekali meningkatkan penempatan pasukan di dekat perbatasan.

Tapi dia tetap teguh dalam niatnya untuk tetap berada di ibu kota dan berperang jika terjadi invasi.



"Baik suami saya maupun saya tidak memiliki kerabat yang tinggal di tempat lain, kami tidak punya tempat lain untuk pergi. Ini adalah rumah kami. Kami akan memperjuangkannya," tegasnya.

Mariana hanyalah satu dari ribuan warga Ukraina yang baru-baru ini bergabung dengan Pasukan Pertahanan Teritorial (TDF), pasukan cadangan militer Ukraina, negara itu. Pasukan ini bagian sukarela dari tentara yang jumlahnya membengkak di tengah meningkatnya ketegangan di perbatasan Rusia.

Ribuan warga sipil, dari mahasiswa kedokteran hewan hingga arsitek, telah bergabung dengan TDF untuk dilatih menghadapi konflik bersenjata.

TDF cabang Kiev menjalankan latihan selama akhir pekan di hutan yang tertutup salju di luar ibukota, sementara sejumlah warga sipil di seluruh Ukraina - banyak dari mereka anak muda - telah mendaftar ke program pelatihan serupa untuk menerima keterampilan tempur dasar.

Jika terjadi invasi potensial oleh Rusia, anak-anak muda ini akan menjadi bagian dari perlawanan sipil negara yang akan melanjutkan perang melawan tentara Rusia jika tentara reguler Ukraina yang berkekuatan 255.000 orang kewalahan.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mendesak warganya untuk tetap tenang terkait ancaman serangan Rusia. Ia mengatakan ada pekerjaan yang sedang berlangsung untuk mewujudkan pertemuan antara dia dan para pemimpin Rusia, Prancis dan Jerman.



Dalam pidato video yang disiarkan televisi, Zelenskiy mengatakan penarikan personel dari kedutaan Barat di Kiev tidak menandakan bahwa eskalasi militer dengan Rusia tidak dapat dihindari, tetapi menyerukan kehati-hatian.

"Tidak ada kacamata berwarna mawar, tidak ada ilusi kekanak-kanakan. Ini tidak sederhana, tetapi ada harapan," kata Zelenskiy.

"Lindungi tubuh Anda dari virus, otak Anda dari kebohongan, hati Anda dari kepanikan," serunya.

Situasi di perbatasan Ukraina memanas sejak akhir tahun lalu ketika Moskow memindahkan sebanyak 100 ribu tentara, serta tank dan rudal. Tetapi ketegangan meningkat dalam beberapa hari terakhir setelah terjadi lonjakan masuknya peralatan dan pergerakan pasukan, di antaranya polisi militer, dari ujung timur Rusia.

Rusia membantah berencana untuk menyerang Ukraina tetapi menuntut jaminan keamanan yang mengikat secara hukum dari Amerika Serikat dan NATO atas kekhawatiran bahwa memungkinkan Ukraina untuk bergabung dengan blok keamanan internasional akan mengancam perbatasan Rusia.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1163 seconds (0.1#10.140)