Inggris Rayakan Kerja Sama dengan Indonesia pada Hari Pendidikan Internasional
loading...
A
A
A
JAKARTA - IG Live pada Senin (24/1/2022) pukul 19.00-19.30 WIB diselenggarakan untuk membahas pentingnya kerja sama pendidikan dan dampaknya.
Acara itu diikuti Stela Nau selaku Presiden dari Chevening Alumni Indonesia (CAAI) 2021-2023 dan Redha B Putra sebagai Presiden Indonesian Association of British Alumnni (IABA), British Council & tim Chevening dari Kedutaan Besar Inggris Jakarta.
“Banyak yang mengatakan COVID-19 adalah utamanya merupakan krisis kesehatan, namun yang keduanya juga krisis pendidikan,” ungkap pernyataan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta pada Senin (24/1/2022).
Di seluruh dunia, COVID-19 menyebabkan penutupan sekolah, perguruan tinggi, dan universitas-universitas. 90% pelajar dunia terkena dampak akibat penutupan institusi-institusi pendidikan.
Meskipun banyak pembelajaran dengan cepat berpindah secara daring, masih ada kekhawatiran mengenai apakah semua pelajar memiliki akses yang baik ke internet, dan apakah pengalaman daring sama efektifnya dengan pembelajaran langsung.
Memprioritaskan pemulihan pendidikan sangat penting untuk menghindari bencana generasi. UNICEF melaporkan 80 juta anak di Indonesia menghadapi dampak luas dari pandemi COVID-19, dan Indonesia tidak sendirian.
Kerjasama internasional diperlukan untuk menemukan solusi kreatif yang dapat memastikan pembelajaran tatap muka seaman mungkin, dan membuat pembelajaran online seefektif mungkin.
Acara itu diikuti Stela Nau selaku Presiden dari Chevening Alumni Indonesia (CAAI) 2021-2023 dan Redha B Putra sebagai Presiden Indonesian Association of British Alumnni (IABA), British Council & tim Chevening dari Kedutaan Besar Inggris Jakarta.
“Banyak yang mengatakan COVID-19 adalah utamanya merupakan krisis kesehatan, namun yang keduanya juga krisis pendidikan,” ungkap pernyataan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta pada Senin (24/1/2022).
Di seluruh dunia, COVID-19 menyebabkan penutupan sekolah, perguruan tinggi, dan universitas-universitas. 90% pelajar dunia terkena dampak akibat penutupan institusi-institusi pendidikan.
Meskipun banyak pembelajaran dengan cepat berpindah secara daring, masih ada kekhawatiran mengenai apakah semua pelajar memiliki akses yang baik ke internet, dan apakah pengalaman daring sama efektifnya dengan pembelajaran langsung.
Memprioritaskan pemulihan pendidikan sangat penting untuk menghindari bencana generasi. UNICEF melaporkan 80 juta anak di Indonesia menghadapi dampak luas dari pandemi COVID-19, dan Indonesia tidak sendirian.
Kerjasama internasional diperlukan untuk menemukan solusi kreatif yang dapat memastikan pembelajaran tatap muka seaman mungkin, dan membuat pembelajaran online seefektif mungkin.