Pemberontak Houthi Tolak Seruan PBB Bebaskan Kapal UEA yang Dibajak
loading...
A
A
A
AL-MUKALLA - Houthi pada Sabtu (16/1/2022) mengkritik Dewan Keamanan PBB karena menuntut kelompok pemberontak Yaman itu untuk melepaskan kapal berbendera UEA yang dibajak beberapa waktu lalu.
Pejabat milisi Houthi, Hussein Al-Azzi Houthi menolak seruan PBB untuk membebaskan kapal itu. Ia mengulangi klaim bahwa kapal itu membawa senjata untuk Koalisi Arab untuk mendukung legitimasi di Yaman.
"Kapal itu juga tidak dimuati kurma atau mainan anak-anak, tetapi sarat dengan senjata," cuitnya di Twitter, seperti dikutip dari Arab News, (15/1/2022). Ia juga menuduh PBB telah "menyesatkan opini publik."
Houthi merebut kapal, yang membawa pasokan medis dari pulau terpencil Yaman Socotra ke pelabuhan Saudi Jazan, pada 3 Januari lalu. Penolakan Houthi untuk membebaskan kapal tersebut terjadi ketika pasukan pemerintah Yaman yang didukung oleh serangan udara koalisi Arab pada Jumat dan Sabtu mengambil alih lokasi pegunungan baru di selatan dan barat kota Marib.
Kementerian Pertahanan Yaman dan laporan media lokal mengatakan, ada serangan intensif di kantong-kantong pemberontak Houthi di distrik Hareb, selatan Marib. Pasukan juga mendorong hampir 10 km ke wilayah yang dikuasai Houthi di distrik Juba, terutama di pegunungan Al-Balaq Al-Sharqi.
Houthi telah mengalami kemunduran besar sejak awal tahun ini, ketika pasukan menguasai tiga distrik di provinsi Shabwa yang kaya minyak dan kemudian maju ke distrik Hareb.
Koalisi pada hari Sabtu mendesak Yaman untuk tidak berkendara melalui jalan utama yang menghubungkan Marib dan Al-Bayda dengan distrik Hareb, Bayhan dan Ouselan, menyatakan mereka adalah “daerah operasi” di tengah pertempuran di darat dan serangan udara koalisi.
Koalisi pimpina Arab Saudi juga mengumumkan telah membunuh sedikitnya 345 pemberontak Houthi dan menghancurkan 37 kendaraan milisi dalam 60 serangan udara selama 24 jam terakhir di provinsi Al-Bayda dan Marib.
Catatan Ranjau Darat Yaman, yang mendokumentasikan korban ranjau atau persenjataan yang tidak meledak, mengatakan pada hari Jumat bahwa ranjau darat Houthi telah menewaskan 38 pejuang pemerintah dan warga sipil sejak awal bulan ini di provinsi Shabwa dan Marib.
Pejabat milisi Houthi, Hussein Al-Azzi Houthi menolak seruan PBB untuk membebaskan kapal itu. Ia mengulangi klaim bahwa kapal itu membawa senjata untuk Koalisi Arab untuk mendukung legitimasi di Yaman.
"Kapal itu juga tidak dimuati kurma atau mainan anak-anak, tetapi sarat dengan senjata," cuitnya di Twitter, seperti dikutip dari Arab News, (15/1/2022). Ia juga menuduh PBB telah "menyesatkan opini publik."
Houthi merebut kapal, yang membawa pasokan medis dari pulau terpencil Yaman Socotra ke pelabuhan Saudi Jazan, pada 3 Januari lalu. Penolakan Houthi untuk membebaskan kapal tersebut terjadi ketika pasukan pemerintah Yaman yang didukung oleh serangan udara koalisi Arab pada Jumat dan Sabtu mengambil alih lokasi pegunungan baru di selatan dan barat kota Marib.
Kementerian Pertahanan Yaman dan laporan media lokal mengatakan, ada serangan intensif di kantong-kantong pemberontak Houthi di distrik Hareb, selatan Marib. Pasukan juga mendorong hampir 10 km ke wilayah yang dikuasai Houthi di distrik Juba, terutama di pegunungan Al-Balaq Al-Sharqi.
Houthi telah mengalami kemunduran besar sejak awal tahun ini, ketika pasukan menguasai tiga distrik di provinsi Shabwa yang kaya minyak dan kemudian maju ke distrik Hareb.
Koalisi pada hari Sabtu mendesak Yaman untuk tidak berkendara melalui jalan utama yang menghubungkan Marib dan Al-Bayda dengan distrik Hareb, Bayhan dan Ouselan, menyatakan mereka adalah “daerah operasi” di tengah pertempuran di darat dan serangan udara koalisi.
Koalisi pimpina Arab Saudi juga mengumumkan telah membunuh sedikitnya 345 pemberontak Houthi dan menghancurkan 37 kendaraan milisi dalam 60 serangan udara selama 24 jam terakhir di provinsi Al-Bayda dan Marib.
Catatan Ranjau Darat Yaman, yang mendokumentasikan korban ranjau atau persenjataan yang tidak meledak, mengatakan pada hari Jumat bahwa ranjau darat Houthi telah menewaskan 38 pejuang pemerintah dan warga sipil sejak awal bulan ini di provinsi Shabwa dan Marib.
(esn)