Pemberontak Houthi Yaman Rebut Kapal Kargo UEA di Laut Merah
loading...
A
A
A
DUBAI - Pemberontak Houthi Yaman dilaporkan berhasil merebut sebuah kapal kargo Rwabee yang berbendera Uni Emirat Arab (UEA) di Laut Merah, Minggu (2/1/2022) malam waktu setempat. Kabar awal soal direbutnya Rwabee datang dari Operasi Perdagangan Maritim Inggris Raya.
Seperti dilaporkan AP, Operasi Perdagangan Maritim Inggris Raya hanya mengatakan sebuah serangan menargetkan kapal yang tidak disebutkan namanya sekitar tengah malam. Koordinat yang dilaporkan sesuai dengan posisi Rwabee, yang jarang memberikan lokasinya melalui data pelacakan dalam beberapa bulan terakhir.
Sebuah pernyataan dari koalisi pimpinan Saudi, mengakui serangan itu beberapa jam kemudian. “Perompak yang bersekutu dengan milisi Houthi yang didukung Iran membajak sebuah kapal kargo berbendera UEA di lepas pantai provinsi Al-Hudaydah pada hari Minggu,” kata juru bicara resmi Koalisi Arab, Brigadir Jenderal Turki Al-Malki.
Menurutnya, kapal itu sedang melakukan misi maritim dari Pulau Socotra ke Pelabuhan Jazan, ketika menjadi sasaran pembajakan. Koalisi Saudi mengklaim kapal itu membawa peralatan rumah sakit yang digunakan untuk mengoperasikan Rumah Sakit Lapangan Saudi di Socotra.
Kargo termasuk ambulans, peralatan medis, perangkat komunikasi, tenda, dapur lapangan, unit binatu lapangan, dan peralatan pendukung teknis dan keamanan.
“Tindakan pembajakan oleh milisi teroris Houthi ini merupakan ancaman kredibel yang menyoroti bahaya milisi teroris Houthi pada kebebasan navigasi dan perdagangan internasional di Laut Merah Selatan dan Selat Bab Al-Mandab,” kata Al-Malki, seperti dikutip dari Saudi Press Agency.
“Milisi harus segera melepaskan kapal, atau Pasukan Koalisi akan melakukan semua tindakan dan prosedur yang diperlukan untuk menangani pelanggaran ini, termasuk penggunaan kekuatan jika perlu,” Al-Malki memperingatkan.
Meski koalisi Saudi menyebut kapal kargo tersebut membawa peralatan medis, namun kubu Houthi tak memiliki pandangan yang sama. Seorang juru bicara militer Houthi, Yahia Sarei, mengumumkan bahwa pasukan pemberontak telah merebut apa yang dia gambarkan sebagai “kapal kargo militer” Emirat.
Menurutnya, kapal itu membawa peralatan ke perairan teritorial Yaman “tanpa izin” untuk terlibat dalam “tindakan permusuhan.” Dia mengatakan pemberontak akan memberikan rincian lebih lanjut tentang penyitaan ini.
Serangan serupa pernah terjadi pada tahun 2016 yang melibatkan kapal Emirati SWIFT-1, yang telah berlayar bolak-balik di Laut Merah antara pangkalan pasukan Emirat di Eritrea dan Yaman. Kapal itu diserang oleh pasukan Houthi pada tahun 2016. Pemerintah Emirat menegaskan bahwa SWIFT-1 membawa bantuan kemanusiaan; Pakar PBB kemudian mengatakan bahwa mereka “tidak yakin akan kebenarannya.”
Seperti dilaporkan AP, Operasi Perdagangan Maritim Inggris Raya hanya mengatakan sebuah serangan menargetkan kapal yang tidak disebutkan namanya sekitar tengah malam. Koordinat yang dilaporkan sesuai dengan posisi Rwabee, yang jarang memberikan lokasinya melalui data pelacakan dalam beberapa bulan terakhir.
Sebuah pernyataan dari koalisi pimpinan Saudi, mengakui serangan itu beberapa jam kemudian. “Perompak yang bersekutu dengan milisi Houthi yang didukung Iran membajak sebuah kapal kargo berbendera UEA di lepas pantai provinsi Al-Hudaydah pada hari Minggu,” kata juru bicara resmi Koalisi Arab, Brigadir Jenderal Turki Al-Malki.
Menurutnya, kapal itu sedang melakukan misi maritim dari Pulau Socotra ke Pelabuhan Jazan, ketika menjadi sasaran pembajakan. Koalisi Saudi mengklaim kapal itu membawa peralatan rumah sakit yang digunakan untuk mengoperasikan Rumah Sakit Lapangan Saudi di Socotra.
Kargo termasuk ambulans, peralatan medis, perangkat komunikasi, tenda, dapur lapangan, unit binatu lapangan, dan peralatan pendukung teknis dan keamanan.
“Tindakan pembajakan oleh milisi teroris Houthi ini merupakan ancaman kredibel yang menyoroti bahaya milisi teroris Houthi pada kebebasan navigasi dan perdagangan internasional di Laut Merah Selatan dan Selat Bab Al-Mandab,” kata Al-Malki, seperti dikutip dari Saudi Press Agency.
“Milisi harus segera melepaskan kapal, atau Pasukan Koalisi akan melakukan semua tindakan dan prosedur yang diperlukan untuk menangani pelanggaran ini, termasuk penggunaan kekuatan jika perlu,” Al-Malki memperingatkan.
Meski koalisi Saudi menyebut kapal kargo tersebut membawa peralatan medis, namun kubu Houthi tak memiliki pandangan yang sama. Seorang juru bicara militer Houthi, Yahia Sarei, mengumumkan bahwa pasukan pemberontak telah merebut apa yang dia gambarkan sebagai “kapal kargo militer” Emirat.
Menurutnya, kapal itu membawa peralatan ke perairan teritorial Yaman “tanpa izin” untuk terlibat dalam “tindakan permusuhan.” Dia mengatakan pemberontak akan memberikan rincian lebih lanjut tentang penyitaan ini.
Serangan serupa pernah terjadi pada tahun 2016 yang melibatkan kapal Emirati SWIFT-1, yang telah berlayar bolak-balik di Laut Merah antara pangkalan pasukan Emirat di Eritrea dan Yaman. Kapal itu diserang oleh pasukan Houthi pada tahun 2016. Pemerintah Emirat menegaskan bahwa SWIFT-1 membawa bantuan kemanusiaan; Pakar PBB kemudian mengatakan bahwa mereka “tidak yakin akan kebenarannya.”
(esn)