Panglima Militer India Sebut Ancaman dari China Tetap Ada
loading...
A
A
A
NEW DELHI - Ancaman yang ditimbulkan China terhadap India sama sekali tidak berkurang, meskipun ada pelepasan sebagian di sepanjang perbatasan de facto kedua negara.
"Perang atau konflik selalu merupakan instrumen pilihan terakhir. Tetapi jika terpaksa, kita akan keluar sebagai pemenang," tegas Panglima Militer India, Jenderal Manoj Mukund Naravane pada konferensi pers virtual menjelang Hari Tentara India, Rabu (12/1/2022).
Ia menggarisbawahi, bahwa Angkatan Darat India akan berurusan dengan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) secara tegas karena mempertahankan kesiapan operasional maksimum di sepanjang perbatasan utaranya.
Seperti dilaporkan Anadolu Agency, Naravane juga menegaskan, New Delhi pada saat yang sama akan terlibat dengan PLA China melalui dialog. Dia mencatat bahwa militer India telah meningkatkan tingkat kekuatannya di wilayah tersebut sejak kebuntuan militer pada tahun 2020 dan ini akan berlanjut tahun ini juga.
Kedua negara terlibat dalam pertarungan di sepanjang Line of Actual Control (LAC) - perbatasan de facto antara China dan India di wilayah yang disengketakan Ladakh di wilayah Himalaya yang disengketakan Jammu dan Kashmir. Ketegangan melonjak pada Juni 2020m setelah setidaknya 20 tentara India dan empat tentara China tewas dalam bentrokan perbatasan di wilayah tersebut.
Meskipun situasi tenang setelah beberapa putaran pembicaraan, kedua belah pihak belum mencapai resolusi dan telah meningkatkan pengerahan militer di sepanjang perbatasan.
Namun, ada perkembangan positif di sepanjang perbatasan utara dan barat negara itu sejak Januari tahun lalu ketika pasukan India terlibat dengan pasukan China melalui dialog, katanya.
Ketika ditanya tentang dialog militer putaran ke-14 dengan China, yang dimulai pada hari Rabu, ia menyatakan optimisme atas penyelesaian kesulitan di Titik Patroli 15 di Ladakh timur, dari mana pasukan China pindah pada tahun 2020 sebagai bagian dari upaya pelepasan di perbatasan.
Namun, China mendesak panglima militer India untuk "menahan diri dari pernyataan yang tidak membangun."
"China dan India bekerja melalui saluran diplomatik dan militer untuk meredakan ketegangan perbatasan. Kami berharap personel individu dari India akan menahan diri untuk tidak membuat pernyataan yang tidak konstruktif," ujar Wang Wenbin, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, mengatakan pada konferensi pers di Beijing pada hari Kamis.
"Perang atau konflik selalu merupakan instrumen pilihan terakhir. Tetapi jika terpaksa, kita akan keluar sebagai pemenang," tegas Panglima Militer India, Jenderal Manoj Mukund Naravane pada konferensi pers virtual menjelang Hari Tentara India, Rabu (12/1/2022).
Ia menggarisbawahi, bahwa Angkatan Darat India akan berurusan dengan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) secara tegas karena mempertahankan kesiapan operasional maksimum di sepanjang perbatasan utaranya.
Seperti dilaporkan Anadolu Agency, Naravane juga menegaskan, New Delhi pada saat yang sama akan terlibat dengan PLA China melalui dialog. Dia mencatat bahwa militer India telah meningkatkan tingkat kekuatannya di wilayah tersebut sejak kebuntuan militer pada tahun 2020 dan ini akan berlanjut tahun ini juga.
Kedua negara terlibat dalam pertarungan di sepanjang Line of Actual Control (LAC) - perbatasan de facto antara China dan India di wilayah yang disengketakan Ladakh di wilayah Himalaya yang disengketakan Jammu dan Kashmir. Ketegangan melonjak pada Juni 2020m setelah setidaknya 20 tentara India dan empat tentara China tewas dalam bentrokan perbatasan di wilayah tersebut.
Meskipun situasi tenang setelah beberapa putaran pembicaraan, kedua belah pihak belum mencapai resolusi dan telah meningkatkan pengerahan militer di sepanjang perbatasan.
Namun, ada perkembangan positif di sepanjang perbatasan utara dan barat negara itu sejak Januari tahun lalu ketika pasukan India terlibat dengan pasukan China melalui dialog, katanya.
Ketika ditanya tentang dialog militer putaran ke-14 dengan China, yang dimulai pada hari Rabu, ia menyatakan optimisme atas penyelesaian kesulitan di Titik Patroli 15 di Ladakh timur, dari mana pasukan China pindah pada tahun 2020 sebagai bagian dari upaya pelepasan di perbatasan.
Namun, China mendesak panglima militer India untuk "menahan diri dari pernyataan yang tidak membangun."
"China dan India bekerja melalui saluran diplomatik dan militer untuk meredakan ketegangan perbatasan. Kami berharap personel individu dari India akan menahan diri untuk tidak membuat pernyataan yang tidak konstruktif," ujar Wang Wenbin, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, mengatakan pada konferensi pers di Beijing pada hari Kamis.
(esn)