Lama Menghilang, Bayi Pengungsi Afghanistan Ditemukan
loading...
A
A
A
KABUL - Seorang bayi laki-laki pengungsi Afghanistan yang dikabarkan hilang dalam proses evakuasi Amerika Serikat (AS) yang kacau dipersatukan kembali dengan kerabatnya di Kabul, Afghanistan .
Bayi itu, Sohail Ahmadi, baru berusia dua bulan ketika ia hilang pada 19 Agustus ketika ribuan orang bergegas meninggalkan Afghanistan yang jatuh ke tangan Taliban.
Bayitersebut ternyata ditemukan oleh seorang sopir taksi bernama Hamid Safi (29) di bandara dan membawanya pulang untuk dibesarkan sebagai anaknya sendiri.
Setelah melakukan negosiasi selama tujuh minggu dan permohonan singkat, serta penahanan singkat oleh polisi Taliban , Safi akhirnya menyerahkan anak itu kembali ke kakeknya yang gembira dan kerabat lainnya yang masih ada di kabul.
Mereka mengatakan mereka sekarang akan berusaha agar dia bersatu kembali dengan orang tua dan saudara kandungnya yang dievakuasi beberapa bulan lalu ke Amerika Serikat.
Safi mengatakan menemukan Sohail sendiri dan menangis. Setelah ia tidak berhasil menemukan orang tua sang bayi, ia memutuskan untuk membawa pulang bayi itu dan menunjukkannya kepada istri dan anak-anaknya. Safi sendiri memiliki tiga putri dan mengatakan keinginan terbesar ibunya sebelum ia meninggal adalah memiliki seorang putra.
"Saya menjaga bayi ini. Jika keluarganya ditemukan, saya akan memberikannya kepada mereka. Jika tidak, saya akan membesarkannya sendiri," katanya seperti dilansir dari Reuters, Minggu (9/1/2022).
Safi mengatakan bahwa ia membawanya ke dokter untuk melakukan pemeriksaan dan dengan cepat memasukkan anak itu ke dalam anggota kelurganya. Mereka menamai bayi itu Mohammad Abed dan mempostingnya bersama anak-anaknya di Facebook.
Setelah berita Reuters tentang anak yang hilang tayang, beberapa tetangga Safi - yang telah melihat kepulangannya dari bandara beberapa bulan sebelumnya dengan seorang bayi - mengenali foto-foto itu dan memposting komentar tentang keberadaannya di versi terjemahan artikel tersebut.
Orang tua sang bayi, Mirza Ali Ahmad, lantas meminta kerabatnya yang masih berada di Afghanistan untuk mencari Safi dan memintanya untuk mengembalikan Sohail ke keluarganya. Termasuk mertuanya Mohammad Qasem Razawi (67) yang tinggal di provinsi timur laut Badakhshan.
Razawi mengatakan dia melakukan perjalanan dua hari dua malam ke ibu kota membawa hadiah - termasuk domba yang disembelih, beberapa pon kenari dan pakaian - untuk Safi dan keluarganya.
Tapi Safi menolak untuk memberikan Sohail, bersikeras dia juga ingin dievakuasi dari Afghanistan bersama keluarganya. Saudara laki-laki Safi, yang dievakuasi ke California, mengatakan Safi dan keluarganya tidak memiliki aplikasi yang tertunda untuk masuk AS.
Keluarga bayi itu kemudian meminta bantuan Palang Merah, yang memiliki misi untuk membantu menghubungkan kembali orang-orang yang terpisah oleh krisis internasional, tetapi mengatakan mereka menerima sedikit informasi dari organisasi tersebut. Seorang juru bicara Palang Merah mengatakan tidak mengomentari kasus individu.
Merasa kehabisan pilihan, Razawi menghubungi polisi Taliban setempat untuk melaporkan penculikan. Safi mengatakan kepada Reuters bahwa dia membantah tuduhan kepada polisi dan mengatakan dia merawat bayi itu, bukan menculiknya.
Pengaduan itu diselidiki dan dihentikan serta komandan polisi setempat mengatakan kepada Reuters bahwa dia membantu mengatur penyelesaian, termasuk perjanjian yang ditandatangani dengan cap jempol oleh kedua belah pihak. Razawi mengatakan keluarga bayi itu pada akhirnya setuju untuk memberikan kompensasi kepada Safi sekitar USD950 atau sekitar Rp13 juta untuk biaya merawatnya selama lima bulan.
"Kakek bayi itu mengadu kepada kami dan kami menemukan Hamid serta berdasarkan bukti yang kami miliki, kami mengenali bayi itu," kata Hamid Malang, kepala pengawas wilayah kantor polisi setempat.
“Dengan kesepakatan kedua belah pihak, bayi itu akan diserahkan kepada kakeknya,” katanya.
Di hadapan polisi, dan di tengah banyak air mata, bayi itu akhirnya dikembalikan ke kerabatnya. Razawi mengatakan Safi dan keluarganya sangat terpukul kehilangan Sohail.
"Hamid dan istrinya menangis, saya juga menangis, tetapi meyakinkan mereka bahwa Anda berdua masih muda, Allah akan memberi Anda anak laki-laki. Bukan satu, tetapi beberapa. Saya berterima kasih kepada keduanya karena telah menyelamatkan anak ini dari bandara," kata Razawi.
Orang tua bayi itu mengatakan kepada Reuters bahwa mereka sangat gembira karena mereka dapat melihat dengan mata kepala sendiri reuni itu melalui obrolan video.
"Ada perayaan tari, nyanyi," ujar Razawi. "Ini benar-benar seperti pernikahan," imbuhnya.
Kini Ahmadi dan istri serta anak-anaknya yang pada awal Desember bisa pindah dari pangkalan militer dan bermukim di sebuah apartemen di Michigan, berharap Sohail segera dibawa ke Amerika Serikat.
"Kita harus mengembalikan bayi itu kepada ibu dan ayahnya. Ini satu-satunya tanggung jawab saya," kata kakeknya. "Keinginan saya adalah dia harus kembali kepada mereka," pungkasnya.
Bayi itu, Sohail Ahmadi, baru berusia dua bulan ketika ia hilang pada 19 Agustus ketika ribuan orang bergegas meninggalkan Afghanistan yang jatuh ke tangan Taliban.
Bayitersebut ternyata ditemukan oleh seorang sopir taksi bernama Hamid Safi (29) di bandara dan membawanya pulang untuk dibesarkan sebagai anaknya sendiri.
Setelah melakukan negosiasi selama tujuh minggu dan permohonan singkat, serta penahanan singkat oleh polisi Taliban , Safi akhirnya menyerahkan anak itu kembali ke kakeknya yang gembira dan kerabat lainnya yang masih ada di kabul.
Mereka mengatakan mereka sekarang akan berusaha agar dia bersatu kembali dengan orang tua dan saudara kandungnya yang dievakuasi beberapa bulan lalu ke Amerika Serikat.
Safi mengatakan menemukan Sohail sendiri dan menangis. Setelah ia tidak berhasil menemukan orang tua sang bayi, ia memutuskan untuk membawa pulang bayi itu dan menunjukkannya kepada istri dan anak-anaknya. Safi sendiri memiliki tiga putri dan mengatakan keinginan terbesar ibunya sebelum ia meninggal adalah memiliki seorang putra.
"Saya menjaga bayi ini. Jika keluarganya ditemukan, saya akan memberikannya kepada mereka. Jika tidak, saya akan membesarkannya sendiri," katanya seperti dilansir dari Reuters, Minggu (9/1/2022).
Safi mengatakan bahwa ia membawanya ke dokter untuk melakukan pemeriksaan dan dengan cepat memasukkan anak itu ke dalam anggota kelurganya. Mereka menamai bayi itu Mohammad Abed dan mempostingnya bersama anak-anaknya di Facebook.
Setelah berita Reuters tentang anak yang hilang tayang, beberapa tetangga Safi - yang telah melihat kepulangannya dari bandara beberapa bulan sebelumnya dengan seorang bayi - mengenali foto-foto itu dan memposting komentar tentang keberadaannya di versi terjemahan artikel tersebut.
Orang tua sang bayi, Mirza Ali Ahmad, lantas meminta kerabatnya yang masih berada di Afghanistan untuk mencari Safi dan memintanya untuk mengembalikan Sohail ke keluarganya. Termasuk mertuanya Mohammad Qasem Razawi (67) yang tinggal di provinsi timur laut Badakhshan.
Razawi mengatakan dia melakukan perjalanan dua hari dua malam ke ibu kota membawa hadiah - termasuk domba yang disembelih, beberapa pon kenari dan pakaian - untuk Safi dan keluarganya.
Tapi Safi menolak untuk memberikan Sohail, bersikeras dia juga ingin dievakuasi dari Afghanistan bersama keluarganya. Saudara laki-laki Safi, yang dievakuasi ke California, mengatakan Safi dan keluarganya tidak memiliki aplikasi yang tertunda untuk masuk AS.
Keluarga bayi itu kemudian meminta bantuan Palang Merah, yang memiliki misi untuk membantu menghubungkan kembali orang-orang yang terpisah oleh krisis internasional, tetapi mengatakan mereka menerima sedikit informasi dari organisasi tersebut. Seorang juru bicara Palang Merah mengatakan tidak mengomentari kasus individu.
Merasa kehabisan pilihan, Razawi menghubungi polisi Taliban setempat untuk melaporkan penculikan. Safi mengatakan kepada Reuters bahwa dia membantah tuduhan kepada polisi dan mengatakan dia merawat bayi itu, bukan menculiknya.
Pengaduan itu diselidiki dan dihentikan serta komandan polisi setempat mengatakan kepada Reuters bahwa dia membantu mengatur penyelesaian, termasuk perjanjian yang ditandatangani dengan cap jempol oleh kedua belah pihak. Razawi mengatakan keluarga bayi itu pada akhirnya setuju untuk memberikan kompensasi kepada Safi sekitar USD950 atau sekitar Rp13 juta untuk biaya merawatnya selama lima bulan.
"Kakek bayi itu mengadu kepada kami dan kami menemukan Hamid serta berdasarkan bukti yang kami miliki, kami mengenali bayi itu," kata Hamid Malang, kepala pengawas wilayah kantor polisi setempat.
“Dengan kesepakatan kedua belah pihak, bayi itu akan diserahkan kepada kakeknya,” katanya.
Di hadapan polisi, dan di tengah banyak air mata, bayi itu akhirnya dikembalikan ke kerabatnya. Razawi mengatakan Safi dan keluarganya sangat terpukul kehilangan Sohail.
"Hamid dan istrinya menangis, saya juga menangis, tetapi meyakinkan mereka bahwa Anda berdua masih muda, Allah akan memberi Anda anak laki-laki. Bukan satu, tetapi beberapa. Saya berterima kasih kepada keduanya karena telah menyelamatkan anak ini dari bandara," kata Razawi.
Orang tua bayi itu mengatakan kepada Reuters bahwa mereka sangat gembira karena mereka dapat melihat dengan mata kepala sendiri reuni itu melalui obrolan video.
"Ada perayaan tari, nyanyi," ujar Razawi. "Ini benar-benar seperti pernikahan," imbuhnya.
Kini Ahmadi dan istri serta anak-anaknya yang pada awal Desember bisa pindah dari pangkalan militer dan bermukim di sebuah apartemen di Michigan, berharap Sohail segera dibawa ke Amerika Serikat.
"Kita harus mengembalikan bayi itu kepada ibu dan ayahnya. Ini satu-satunya tanggung jawab saya," kata kakeknya. "Keinginan saya adalah dia harus kembali kepada mereka," pungkasnya.
(ian)