Bersembunyi di Brasil, Hakim Perempuan Afghanistan Masih Takut Pada Ancaman Taliban
loading...
A
A
A
BRASILIA - Seorang hakim perempuan asal Afghanistan , Muska, telah berhasil bersembunyi bersama keluarganya di Brasil . Meski begitu, hal tersebut tidak mampu menyembunyikan ketakutannya terhadap ancaman dari Taliban .
Muska dan keluarganya dibawa dengan bus ke kota utara Mazar-i-Sharif dan kemudian diterbangkan ke Yunani bersama enam rekan perempuan lainnya.
Pada akhir Oktober, mereka menemukan diri mereka di Brasil — sebuah negara dengan sangat sedikit kesamaan dengan Afghanistan di luar kecintaan mereka terhadap sepak bola.
Berbicara kepada media internasional untuk pertama kalinya, Muska mengatakan kepada The Associated Press minggu ini bahwa dia dan hakim lainnya masih takut akan pembalasan dari Taliban. Pasalnya, merekalah yang menjatuhkan hukuman atas berbagai kejahatan yang dilakukan oleh sejumlah anggota Taliban.
Dia meminta agar nama aslinya tidak digunakan, atau lokasinya — di instalasi militer Brasil — dipublikasikan. Rekan-rekannya juga telah menolak untuk berbicara kepada media berita.
Muska telah menjadi hakim selama hampir sepuluh tahun sebelum Taliban merebut kekuasaan pada Agustus dan dia mengatakan rumahnya di ibu kota, Kabul, baru-baru ini digeledah.
Muska mengatakan Afghanistan memiliki sekitar 300 hakim perempuan, dan banyak yang sekarang bersembunyi, rekening bank mereka dibekukan.
“Kami tahu mereka (Taliban) tidak akan membiarkan hakim perempuan bekerja. Kami akan mendapat ancaman serius bagi hidup kami,” katanya.
“Mereka membebaskan semua penjahat dari penjara. Ini adalah penjahat yang kami hukum,” imbuhnya seperti dikutip dari Al Arabiya, Sabtu (4/12/2021).
Muska dan keluarganya dibawa dengan bus ke kota utara Mazar-i-Sharif dan kemudian diterbangkan ke Yunani bersama enam rekan perempuan lainnya.
Pada akhir Oktober, mereka menemukan diri mereka di Brasil — sebuah negara dengan sangat sedikit kesamaan dengan Afghanistan di luar kecintaan mereka terhadap sepak bola.
Berbicara kepada media internasional untuk pertama kalinya, Muska mengatakan kepada The Associated Press minggu ini bahwa dia dan hakim lainnya masih takut akan pembalasan dari Taliban. Pasalnya, merekalah yang menjatuhkan hukuman atas berbagai kejahatan yang dilakukan oleh sejumlah anggota Taliban.
Dia meminta agar nama aslinya tidak digunakan, atau lokasinya — di instalasi militer Brasil — dipublikasikan. Rekan-rekannya juga telah menolak untuk berbicara kepada media berita.
Muska telah menjadi hakim selama hampir sepuluh tahun sebelum Taliban merebut kekuasaan pada Agustus dan dia mengatakan rumahnya di ibu kota, Kabul, baru-baru ini digeledah.
Muska mengatakan Afghanistan memiliki sekitar 300 hakim perempuan, dan banyak yang sekarang bersembunyi, rekening bank mereka dibekukan.
“Kami tahu mereka (Taliban) tidak akan membiarkan hakim perempuan bekerja. Kami akan mendapat ancaman serius bagi hidup kami,” katanya.
“Mereka membebaskan semua penjahat dari penjara. Ini adalah penjahat yang kami hukum,” imbuhnya seperti dikutip dari Al Arabiya, Sabtu (4/12/2021).