Ganja Taliban Tarik Investasi Asing Rp6,5 Triliun
loading...
A
A
A
Proyek Afghanistan akan mengikuti pembangunan pabrik senilai 500.000 euro (Rp8,2 miliar) di Kazakhstan.
“ECI berencana memproduksi ganja medis di Afghanistan untuk pasar lokal dan internasional, tetapi jika negara-negara seperti Jerman melegalkan obat tersebut, mereka mungkin mulai menanam tanaman itu untuk penggunaan rekreasi,” ujar pengusaha itu kepada Vice.
Zimmermann menepis kekhawatiran tentang pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan Taliban.
"Saya bekerja secara profesional, bukan ideologis, dengan menteri dalam negeri yang bertanggung jawab, dan saya mendukung mereka dengan proyek saya," ungkap dia.
Pengusaha itu juga mengklaim telah menerima ancaman dari perwakilan kartel narkoba Eropa yang tidak senang dengan rencananya. Menurut dia, rencana itu dapat memotong pangsa pasar mereka.
Meskipun dilarang sejak tahun 70-an, tanaman ganja adalah tanaman asli Afghanistan dan, setidaknya sampai pengambilalihan Taliban di musim panas.
Ganja biasa dikonsumsi warga di bagian terpencil Afghanistan.
Lihat Juga: Profil Hamzah Bin Laden, Anak ke 15 dari 56 Anak Osama bin Laden yang Melanjutkan Kepemimpinan Al Qaeda
“ECI berencana memproduksi ganja medis di Afghanistan untuk pasar lokal dan internasional, tetapi jika negara-negara seperti Jerman melegalkan obat tersebut, mereka mungkin mulai menanam tanaman itu untuk penggunaan rekreasi,” ujar pengusaha itu kepada Vice.
Zimmermann menepis kekhawatiran tentang pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan Taliban.
"Saya bekerja secara profesional, bukan ideologis, dengan menteri dalam negeri yang bertanggung jawab, dan saya mendukung mereka dengan proyek saya," ungkap dia.
Pengusaha itu juga mengklaim telah menerima ancaman dari perwakilan kartel narkoba Eropa yang tidak senang dengan rencananya. Menurut dia, rencana itu dapat memotong pangsa pasar mereka.
Meskipun dilarang sejak tahun 70-an, tanaman ganja adalah tanaman asli Afghanistan dan, setidaknya sampai pengambilalihan Taliban di musim panas.
Ganja biasa dikonsumsi warga di bagian terpencil Afghanistan.
Lihat Juga: Profil Hamzah Bin Laden, Anak ke 15 dari 56 Anak Osama bin Laden yang Melanjutkan Kepemimpinan Al Qaeda
(sya)