Militer Jepang-AS Susun Rencana untuk Keadaan Darurat Taiwan

Jum'at, 24 Desember 2021 - 16:20 WIB
loading...
Militer Jepang-AS Susun...
Komandan Komando Indo-Pasifik AS, Laksamana John Aquilino, berbicara dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida selama pertemuan mereka di kediaman resmi Kishida di Tokyo, Jepang, pada 11 November 2021. Foto/Channel News Asia
A A A
TOKYO - Angkatan bersenjata Jepang dan Amerika Serikat (AS) telah menyusun rancangan rencana operasi gabungan untuk kemungkinan keadaan darurat di Taiwan . Begitu laporan kantor berita Jepang, Kyodo, mengutip sumber pemerintah Jepang yang tidak disebutkan namanya, di tengah meningkatnya ketegangan antara pulau itu dengan China .

China mengklaim Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai wilayah "suci" miliknya sendiri. Dua tahun terakhir, China telah meningkatkan tekanan militer dan diplomatik untuk menegaskan klaim kedaulatannya, memicu kemarahan di Taipei dan keprihatinan mendalam di Washington.

Pemerintah Taiwan mengatakan menginginkan perdamaian, tetapi akan membela diri jika diperlukan.

"Berdasarkan rencana tersebut, Korps Marinir AS akan mendirikan pangkalan sementara di rantai pulau Nansei yang membentang dari Kyushu, salah satu dari empat pulau utama Jepang, hingga Taiwan, pada tahap awal keadaan darurat Taiwan, dan akan mengerahkan pasukan," tulis Kyodo.

"Angkatan bersenjata Jepang akan memberikan dukungan logistik di berbagai bidang seperti amunisi dan pasokan bahan bakar," sambung laporan itu yang dinukil Channel News Asia, Jumat (24/12/2021).



Menurut Kyodo Jepang, mantan penguasa kolonial Taiwan, dan AS kemungkinan akan mencapai kesepakatan untuk mulai merumuskan rencana secara resmi pada pertemuan menteri luar negeri dan pertahanan "2+2" awal tahun depan.

Pejabat kementerian pertahanan Jepang tidak segera tersedia untuk dimintai komentar.

Pada bulan Oktober, pemerintah Jepang mengisyaratkan posisi yang lebih tegas tentang sikap agresif China terhadap Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri. Jepang menunjukkan akan mempertimbangkan opsi dan mempersiapkan "berbagai skenario" sambil menegaskan kembali hubungan dekat AS.

Awal bulan ini, mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan bahwa Jepang dan Amerika Serikat tidak akan tinggal diam jika China menyerang Taiwan.

Pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, telah lama mengatakan bahwa mengingat puluhan ribu tentara AS di Jepang dan kedekatannya dengan Taiwan, Jepang kemungkinan harus memainkan peran penting dalam keadaan darurat Taiwan.



Seorang juru bicara Pentagon mengatakan bahwa seperti yang dikatakan Presiden AS Joe Biden dan rekannya dari Jepang dalam pernyataan bersama Maret lalu, kedua negara berbagi komitmen untuk perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.

"Kami berkomitmen untuk meningkatkan ketahanan dan interoperabilitas antara pasukan AS dan Jepang dan memperdalam kerja sama operasional selama masa damai dan berbagai kemungkinan regional," tambah juru bicara Pentagon itu.

Jepang adalah tuan rumah bagi pangkalan militer utama AS, termasuk di pulau selatan Okinawa, penerbangan singkat dari Taiwan, yang akan sangat penting untuk dukungan AS selama serangan China.

China memandang Taiwan yang demokratis sebagai provinsi yang bandel, menunggu hari di mana pulau itu dapat dikendalikan - secara damai atau militer - tanpa hak untuk hubungan antar negara.

Amerika Serikat, seperti kebanyakan negara di dunia, mengakui China atas Taiwan, sejalan dengan kebijakan "satu China" Beijing. Tetapi Washington adalah pemasok senjata terbesar dan sekutu bagi pulau itu dan diwajibkan oleh hukum untuk membantunya mempertahankan diri.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1378 seconds (0.1#10.140)