Hidup Normal Bebas Covid ala Selandia Baru: Belanja, Pesta, dan Pelukan

Selasa, 09 Juni 2020 - 15:05 WIB
loading...
Hidup Normal Bebas Covid ala Selandia Baru: Belanja, Pesta, dan Pelukan
Warga Selandia Baru kembali menikmati kehidupan normal pasca pandemi Covid-19. Foto/Reuters
A A A
WELLINGTON - Warga Selandia Baru merayakan kesuksesan negara itu keluar dari pandemi Covid-19 sementara sebagian besar dunia lainnya masih bergulat dengan wabah tersebut. Mereka saling berpelukan dan mencium, berbelanja, bahkan merencanakan pesta saat negara itu menanggalkan semua pembatasan virus Corona untuk pertama kalinya dalam lebih dari tiga bulan.

Negara Pasifik Selatan yang berpenduduk 5 juta itu pada hari Senin menyatakan telah bebas dari virus Corona, menjadi salah satu negara pertama di dunia yang kembali ke kehidupan normal pra-pandemi.

Ini berarti tidak ada lagi batasan terhadap orang di kafe, mal, stadion, klub malam atau pertemuan publik dan pribadi. Kehidupab di negara itu, sebagian besar, kembali normal.

Kantor dibuka kembali, bus umum dan kereta api pun terlihat penuh dengan penumpang.

"Saya hanya berjalan di kota hari ini dan saya telah melihat lebih banyak orang daripada yang saya lihat dalam beberapa bulan," kata Steve Price dari Ibu Kota, Wellington.

"Orang-orang berbelanja, makan, dan hanya bergandengan tangan ... itu sangat indah untuk dilihat," sambungnya seperti dikutip dari Reuters, Selasa (9/6/2020).

Warga Selandia Baru muncul sebagai pemenang dari pandemi di saat negara-negara ekonomi besar seperti Brasil, Inggris, India, dan Amerika Serikat (AS) terus berjuang melawan virus itu.

Keberhasilan ini sebagian besar karena pembatasan selama berbulan-bulan, termasuk penutupan ketata selama sekitar tujuh minggu di mana sebagian besar tempat usaha tutup dan semua orang kecuali pekerja penting harus tinggal di rumah.

Katy Ellis dari Mojo Coffee di Wellington mengatakan tempat usahanya telah menghilangkan semua langkah pembatasan sosial.

"Itulah yang memungkinkan kita untuk memiliki lebih banyak pengunjung di kafe, itu benar-benar membantu menghasilkan desas-desus absolut dan perasaan yang sebenarnya lebih normal, sungguh," tutur Ellis.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2121 seconds (0.1#10.140)