Pertama Kali, Negara Teluk Latihan Bersama Israel dan AS

Minggu, 19 Desember 2021 - 07:58 WIB
loading...
Pertama Kali, Negara...
UEA, Bahrain, Israel dan AS gelar latihan bersama di Laut Merah. Foto/Ilustrasi
A A A
MANAMA - Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) menyatakan Uni Emirat Arab dan Bahrain mengadakan latihan angkatan laut bersama pertama mereka dengan Israel . Latihan bersama ini digelar setahun setelah normalisasi hubungan dengan negara itu.

Latihan lima hari bersama AS di Laut Merah, yang dimulai pada hari Rabu, termasuk pelatihan di atas dok kapal transportasi USS Portland (LPD 27). Manuver angkatan laut difokuskan pada taktik mendekati, naik ke kapal, pencarian dan penyitaan.

Sebuah pernyataan dari Komando Pusat Angkatan Laut AS-Armada ke-5 AS yang berbasis di Manama, Bahrain mengatakan latihan angkatan laut itu dimaksudkan untuk meningkatkan interoperabilitas antara pasukan yang berpartisipasi.

“Sangat menyenangkan melihat pasukan AS berlatih dengan mitra regional untuk meningkatkan kemampuan keamanan maritim kolektif kami,” kata komandan Komando Pusat Angkatan Laut AS (Navcent), Wakil Laksamana Brad Cooper.



“Kolaborasi maritim membantu menjaga kebebasan navigasi dan arus perdagangan bebas, yang penting bagi keamanan dan stabilitas regional,” imbuhnya seperti dikutip dari Middle East Eye, Minggu (19/12/2021).

Ini adalah kerja sama militer pertama yang diumumkan secara terbuka antara UEA dan Bahrain dengan Israel sejak mereka memulai hubungan diplomatik pada September tahun lalu. Perjanjian normalisasi itu juga melibatkan Maroko dan Sudan.

Kesepakatan itu, yang juga dikenal sebagai "Kesepakatan Abraham" dan ditengahi di bawah pemerintahan Trump, mematahkan konsensus bertahun-tahun di antara negara-negara Arab bahwa pengakuan resmi apa pun atas Israel harus didasarkan pada akhir pendudukan wilayah dan pembentukan negara Palestina.

Sebelum kesepakatan ditandatangani, hanya dua negara Arab yang telah menyetujui hubungan resmi dengan Israel yaitu Mesir pada 1979 dan Yordania pada 1994.



Sementara Arab Saudi belum secara resmi mengakui hubungan dengan Israel, namun telah menyatakan keinginannya untuk meningkatkan hubungan dengan negara tersebut.

Namun, para pejabat Palestina mengutuk penandatanganan perjanjian normalisasi itu sebagai bentuk tikaman berbahaya bagi perjuangan Palestina begitu Bahrain mengikuti jejak UEA dan menandatangani kesepakatan itu.

Pada Oktober 2020, Sudan menyetujui kesepakatan yang ditengahi AS untuk menormalkan hubungan dengan Israel. Namun, perjanjian itu masih perlu disetujui oleh parlemen Sudan. Militer negara itu secara luas dipandang lebih mendukung kesepakatan normalisasi daripada anggota sipil pemerintah Sudan.

Dengan kudeta militer yang sedang berlangsung di Sudan, seorang pejabat Israel mengatakan kepada Israel Hayom, sebuah harian sayap kanan yang populer, bahwa pengambilalihan militer akan membantu normalisasi hubungan antara kedua negara.

Pejabat itu mengatakan mengingat fakta bahwa militer adalah kekuatan yang lebih kuat di negara itu, dan karena Burhan (Jenderal Abdul Fattah al-Burhan) adalah panglima tertingginya, peristiwa kudeta meningkatkan kemungkinan stabilitas di Sudan, yang sangat penting di kawasan itu.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1573 seconds (0.1#10.140)