Arab Saudi Ajukan Syarat untuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Rabu, 15 Desember 2021 - 14:52 WIB
loading...
Arab Saudi Ajukan Syarat untuk Normalisasi Hubungan dengan Israel
Ilustrasi
A A A
RIYADH - Arab Saudi menyatakan siap untuk menormalkan hubungan dengan Israel berdasarkan proposal inisiatif Arab 2002 untuk perdamaian. Dalam sebuah wawancara dengan harian Arab News yang berbasis di Riyadh, Abdallah Al-Mouallimi, Perwakilan Tetap Kerajaan Saudi untuk PBB, mengatakan, Riyadh berkomitmen pada Inisiatif Arab untuk perdamaian.

Inisiatif itu menyerukan diakhirinya pendudukan Israel atas semua wilayah Arab yang diduduki pada tahun 1967 dan pembentukan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, sebagai imbalan dari normalisasi hubungan dengan Israel.



"Posisi resmi dan terbaru Saudi adalah bahwa kami siap untuk menormalkan hubungan dengan Israel segera, setelah Israel menerapkan elemen inisiatif perdamaian Saudi yang dipresentasikan pada tahun 2002," kata Al-Mouallimi, seperti dikutip dari Middle East Monitor.

Dia menambahkan bahwa, setelah menerapkan inisiatif, Israel akan mendapat pengakuan "tidak hanya dari Arab Saudi, tetapi seluruh dunia Muslim, 57 negara dari Organisasi Kerjasama Islam."

"Waktu tidak berubah benar atau salah. Pendudukan Israel atas wilayah Palestina adalah salah, tidak peduli berapa lama itu berlangsung," kata diplomat itu.



Bulan lalu, media Israel melaporkan bahwa delegasi dari sekitar 20 pemimpin Yahudi Amerika telah mengunjungi Arab Saudi dan bertemu dengan pejabat senior di sana, termasuk setidaknya enam menteri pemerintah dan perwakilan senior dari rumah kerajaan Saudi dalam upaya untuk meninjau kemungkinan membangun hubungan antara Riyadh dan Tel Aviv.

Arab Saudi telah berulang kali menegaskan kembali komitmennya terhadap parameter Arab untuk perdamaian dengan Israel yang diungkapkan dalam Inisiatif Arab yang diusulkan Saudi 2002.

Israel menduduki Yerusalem Timur selama perang Arab-Israel tahun 1967 dan mencaplok seluruh kota pada tahun 1980 dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1548 seconds (0.1#10.140)