Seramnya Pameran 50.000 Bagian Tubuh Manusia yang Menguji Batas Etika

Senin, 13 Desember 2021 - 14:36 WIB
loading...
A A A
“Setiap orang akan menghadapi penyakit suatu hari nanti,” kata direktur pameran Katrin Vohland, seperti dikutip AFP, Senin (13/12/2021).

“Beberapa orang datang karena mereka sendiri terpengaruh oleh masalah kesehatan tertentu, sementara yang lain ingin tahu lebih banyak tentang bagaimana sains telah berkembang,” imbuh dia.



Pameran dibuka kembali untuk umum pada bulan September, dengan hanya sebagian dari koleksi patologi anatomi terbesar di dunia yang dapat diakses publik dipajang di museum yang telah direnovasi.

“Saya tahu pameran sebelumnya, tetapi yang sekarang jauh lebih siap, karena semuanya dijelaskan, ada lebih banyak informasi,” kata guru biologi Christian Behavy kepada AFP selama kunjungan baru-baru ini ke museum tersebut.

Behavy, yang memimpin sekelompok remaja di sekitar museum, mengatakan bahwa kelasnya dapat mengambil informasi lebih baik dari pameran ketimbang dari buku pelajaran.

Namun demikian, beberapa siswa tampak terkejut dengan apa yang mereka lihat—kerangka gadis dengan hidrosefalus, misalnya, atau tubuh bayi yang diawetkan dengan luka robek di kulit.

Sisa-sisa manusia telah menjadi bagian dari pameran semacam itu di Eropa sejak akhir abad ke-16 ketika mumi Mesir pertama kali dipamerkan.

Namun menurut Marie Cornu, direktur penelitian di lembaga CNRS Prancis dan pakar hukum properti yang berkaitan dengan artefak budaya, awal 2000-an melihat “tingkat kesadaran baru” tentang masalah ini.

Perdebatan itu dipicu oleh tuntutan Afrika Selatan untuk pemulangan jenazah Saartjie Baartman, seorang wanita dari suku Khoisan yang diarak untuk pertunjukan di Eropa pada abad ke-19.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1555 seconds (0.1#10.140)