Ancaman Meningkat, Jepang Tegaskan Ingin Gempur Pangkalan Musuh
loading...
A
A
A
TOKYO - Jepang sedang mencari cara meningkatkan postur pertahanannya, termasuk mendapatkan kemampuan menyerang "pangkalan musuh." Keinginan ini ditegaskan Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida pada Senin (6/12/2021).
Sikap Jepang ini menandakan potensi pergeseran formal dari sikap pasifis negara itu pasca-Perang Dunia II.
Pernyataan tegas tersebut disampaikan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida saat dia berbicara kepada parlemen selama pembukaan sesi sidang luar biasa.
Pertemuan di parlemen itu diadakan untuk memperdebatkan pengeluaran tambahan untuk mengatasi dampak ekonomi dari pandemi Covid-19.
“Untuk melindungi kehidupan dan mata pencaharian masyarakat, kami akan memeriksa semua opsi termasuk kemampuan menyerang pangkalan musuh … dan memperkuat postur pertahanan kami secara fundamental dengan kecepatan,” ujar Kishida, dilansir RT.com pada Senin (6/12/2021).
PM mengeluarkan pernyataan serupa pekan lalu, ketika dia menghadiri peninjauan pangkalan Pasukan Bela Diri (SDF) dan bahkan mengendarai tank selama acara tersebut.
“Mendapatkan kemampuan serangan untuk menargetkan pangkalan musuh mungkin diperlukan karena Tokyo tidak dapat mengabaikan perkembangan (Korea Utara) baru-baru ini dan peningkatan teknologi baru seperti senjata luncur hipersonik dan rudal dengan orbit tidak teratur,” ungkap dia saat itu.
“Upaya sepihak China untuk mengubah status quo serta peningkatan militernya yang dilakukan tanpa transparansi yang memadai juga menyangkut Tokyo,” tutur dia.
Memperoleh kemampuan serangan luar negeri telah diperdebatkan di Jepang selama bertahun-tahun, tetapi kemungkinan bertentangan dengan konstitusi negara itu, yang dirancang setelah kekalahan militer Jepang selama Perang Dunia II.
Pasal 9 konstitusi menetapkan bahwa "rakyat Jepang selamanya meninggalkan perang sebagai hak kedaulatan bangsa" serta menolak menggunakan kekuatan atau ancaman di bidang internasional.
Sejalan dengan sikap pasifis ini, negara hanya diperbolehkan mempertahankan kekuatan bela diri dengan kemampuan terbatas, yang digunakan untuk pertahanan tanah air.
Namun pada kenyataannya, Pasukan Bela Diri Jepang telah tumbuh menjadi militer yang lengkap, dengan semua cabang utama yang dilengkapi perangkat keras modern.
Negara ini memiliki hampir 250.000 tentara aktif, serta armada besar pesawat tempur dan kapal angkatan laut.
Lihat Juga: 5 Drama China Terpopuler pada November 2024, Rekomendasi Terbaik untuk Pecinta Serial Asia
Sikap Jepang ini menandakan potensi pergeseran formal dari sikap pasifis negara itu pasca-Perang Dunia II.
Pernyataan tegas tersebut disampaikan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida saat dia berbicara kepada parlemen selama pembukaan sesi sidang luar biasa.
Pertemuan di parlemen itu diadakan untuk memperdebatkan pengeluaran tambahan untuk mengatasi dampak ekonomi dari pandemi Covid-19.
“Untuk melindungi kehidupan dan mata pencaharian masyarakat, kami akan memeriksa semua opsi termasuk kemampuan menyerang pangkalan musuh … dan memperkuat postur pertahanan kami secara fundamental dengan kecepatan,” ujar Kishida, dilansir RT.com pada Senin (6/12/2021).
PM mengeluarkan pernyataan serupa pekan lalu, ketika dia menghadiri peninjauan pangkalan Pasukan Bela Diri (SDF) dan bahkan mengendarai tank selama acara tersebut.
“Mendapatkan kemampuan serangan untuk menargetkan pangkalan musuh mungkin diperlukan karena Tokyo tidak dapat mengabaikan perkembangan (Korea Utara) baru-baru ini dan peningkatan teknologi baru seperti senjata luncur hipersonik dan rudal dengan orbit tidak teratur,” ungkap dia saat itu.
“Upaya sepihak China untuk mengubah status quo serta peningkatan militernya yang dilakukan tanpa transparansi yang memadai juga menyangkut Tokyo,” tutur dia.
Memperoleh kemampuan serangan luar negeri telah diperdebatkan di Jepang selama bertahun-tahun, tetapi kemungkinan bertentangan dengan konstitusi negara itu, yang dirancang setelah kekalahan militer Jepang selama Perang Dunia II.
Pasal 9 konstitusi menetapkan bahwa "rakyat Jepang selamanya meninggalkan perang sebagai hak kedaulatan bangsa" serta menolak menggunakan kekuatan atau ancaman di bidang internasional.
Sejalan dengan sikap pasifis ini, negara hanya diperbolehkan mempertahankan kekuatan bela diri dengan kemampuan terbatas, yang digunakan untuk pertahanan tanah air.
Namun pada kenyataannya, Pasukan Bela Diri Jepang telah tumbuh menjadi militer yang lengkap, dengan semua cabang utama yang dilengkapi perangkat keras modern.
Negara ini memiliki hampir 250.000 tentara aktif, serta armada besar pesawat tempur dan kapal angkatan laut.
Lihat Juga: 5 Drama China Terpopuler pada November 2024, Rekomendasi Terbaik untuk Pecinta Serial Asia
(sya)