Gawat, Ratusan Bahan Peledak dan Granat Raib dari Gudang Militer AS

Jum'at, 03 Desember 2021 - 06:07 WIB
loading...
A A A
Sedangkan Korps Marinir AS merilis data yang terlalu tidak jelas untuk menghitung penghitungan tyang tepat. Analisis kasar AP menunjukkan bahwa ribuan granat penusuk lapis baja dan ratusan pon bahan peledak plastik dilaporkan hilang atau dicuri.



“Beberapa di antaranya kemudian ditemukan dan seringkali laporan ini dikaitkan dengan kesalahan manusia, seperti salah hitung atau dokumentasi yang tidak tepat,” kata Kapten Andrew Wood dalam sebuah pernyataan tertulis.

Dia menulis Marinir memiliki kebijakan dan prosedur yang tepat untuk memperhitungkan bahan peledak, meskipun Korps itu sedang mencari perbaikan.

Angkatan Udara memberikan bagan yang melaporkan sekitar 23 kilogram C4, lebih dari 244 meter kabel peledak dan beberapa lusin granat penusuk lapis baja 40 mm telah lenyap tanpa ditemukan. Juru bicara Sarah Fiocco mengatakan tingkat kerugian dalam persediaan bahan peledak senilai USD25 miliar adalah sebagian kecil dari persentase.

“Angkatan Udara melakukannya dengan sangat baik mengenai akuntabilitas bahan peledak,” tulis Fiocco dalam menanggapi pertanyaan.

Angkatan Laut mengatakan bahwa hanya 20 granat tangan yang telah dicuri dan hanya dua yang ditemukan. Ketika AP menghasilkan catatan investigasi militer yang menunjukkan 24 granat tambahan telah dilaporkan hilang dari gudang senjata pada tahun 2012, juru bicara Angkatan Laut Lt. Lewis Aldridge mengatakan kasus itu di luar persyaratan penyimpanan catatan lokal selama 2 tahun.



“Kami berkomitmen untuk transparansi dan mengikuti prosedur yang tepat dan menganggap serius pertanggungjawaban bahan peledak,” Aldridge menambahkan.

AP juga menemukan lusinan investigasi bahan peledak oleh Layanan Investigasi Kriminal Angkatan Laut, Komando Investigasi Kriminal Angkatan Darat dan Layanan Investigasi Kriminal Pertahanan. Dalam sebagian besar dari 63 kasus ini, militer tidak menyadari adanya bahan peledak yang hilang sampai seseorang mendapatkannya kembali di tempat yang tidak seharusnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2009 seconds (0.1#10.140)