AS pada Rusia: Tarik Pasukan dari Perbatasan Ukraina, atau Bersiap Hadapi Sanksi
loading...
A
A
A
RIGA - Amerika Serikat (AS) mendesak Rusia untuk menarik kembali pasukannya dari perbatasan Ukraina . AS juga memperingatkan bahwa invasi Rusia akan memicu sanksi yang akan menghantam Moskow lebih keras daripada yang dijatuhkan hingga sekarang.
"Kami tidak tahu apakah Presiden (Vladimir) Putin telah membuat keputusan untuk menyerang. Kami tahu bahwa dia menempatkan kapasitas untuk melakukannya dalam waktu singkat jika dia memutuskan demikian," kata Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (1/12/201).
“Jika Rusia mengikuti jalur konfrontasi, ketika datang ke Ukraina, kami telah menjelaskan bahwa kami akan merespons dengan tegas. Termasuk dengan berbagai langkah ekonomi berdampak tinggi yang telah kami hindari di masa lalu,” lanjutnya.
Blinken berbicara di ibu kota Latvia, Riga, setelah berunding dengan Menteri Luar Negeri negara-negara dari NATO dan Ukraina tentang bagaimana menanggapi apa yang dikatakan Kyiv sebagai peningkatan lebih dari 90.000 tentara Rusia di dekat perbatasannya.
Sehari sebelumnya, pemimpin Kremlin mengatakan, Rusia siap dengan senjata hipersonik yang baru diuji jika NATO melewati "garis merah" dan mengerahkan rudal di Ukraina. Blinken sendiri menyatakan, bahwa kekhawatiran Rusia itu tidak beralasan.
"Gagasan bahwa Ukraina merupakan ancaman bagi Rusia akan menjadi lelucon yang buruk jika keadaan tidak begitu serius. NATO sendiri adalah aliansi pertahanan, kami bukan ancaman bagi Rusia," tegasnya.
Sementara Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg menolak tuduhan aliansi itu memprovokasi Moskow dengan latihan militer di Laut Hitam.
"Masalah dengan Rusia adalah bahwa mereka tidak transparan, bahwa mereka memiliki retorika yang sangat agresif dan rekam jejak yang menunjukkan bahwa mereka telah menggunakan latihan militer sebelumnya sebagai penyamaran untuk tindakan agresif terhadap tetangga," katanya.
"Kami tidak tahu apakah Presiden (Vladimir) Putin telah membuat keputusan untuk menyerang. Kami tahu bahwa dia menempatkan kapasitas untuk melakukannya dalam waktu singkat jika dia memutuskan demikian," kata Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (1/12/201).
“Jika Rusia mengikuti jalur konfrontasi, ketika datang ke Ukraina, kami telah menjelaskan bahwa kami akan merespons dengan tegas. Termasuk dengan berbagai langkah ekonomi berdampak tinggi yang telah kami hindari di masa lalu,” lanjutnya.
Blinken berbicara di ibu kota Latvia, Riga, setelah berunding dengan Menteri Luar Negeri negara-negara dari NATO dan Ukraina tentang bagaimana menanggapi apa yang dikatakan Kyiv sebagai peningkatan lebih dari 90.000 tentara Rusia di dekat perbatasannya.
Sehari sebelumnya, pemimpin Kremlin mengatakan, Rusia siap dengan senjata hipersonik yang baru diuji jika NATO melewati "garis merah" dan mengerahkan rudal di Ukraina. Blinken sendiri menyatakan, bahwa kekhawatiran Rusia itu tidak beralasan.
"Gagasan bahwa Ukraina merupakan ancaman bagi Rusia akan menjadi lelucon yang buruk jika keadaan tidak begitu serius. NATO sendiri adalah aliansi pertahanan, kami bukan ancaman bagi Rusia," tegasnya.
Sementara Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg menolak tuduhan aliansi itu memprovokasi Moskow dengan latihan militer di Laut Hitam.
"Masalah dengan Rusia adalah bahwa mereka tidak transparan, bahwa mereka memiliki retorika yang sangat agresif dan rekam jejak yang menunjukkan bahwa mereka telah menggunakan latihan militer sebelumnya sebagai penyamaran untuk tindakan agresif terhadap tetangga," katanya.
(esn)