Korban Laka Meningkat, Mahasiswa Bangladesh Demo Tuntut UU Keselamatan Lalin

Selasa, 30 November 2021 - 00:47 WIB
loading...
Korban Laka Meningkat,...
Mahasis Bangladesh gelar aksi demo tuntut penerapan UU Keselamatan Lalu Lintas. FOTO/Reuters
A A A
DHAKA - Ribuan pelajar Bangladesh turun ke jalan-jalan di Dhaka pada Minggu (28/11/2021). Mereka memblokir persimpangan utama ibu kota dan melumpuhkan lalu lintas untuk menuntut penegakan hukum keselamatan jalan.

Bangladesh memiliki salah satu jumlah kematian lalu lintas jalan tertinggi di dunia, menurut perkiraan Organisasi Kesehatan Dunia. Data dari Accident Research Institute of Bangladesh University of Engineering and Technology menunjukkan bahwa kecelakaan lalu lintas di negara itu merenggut nyawa 3.558 orang antara Januari 2020 dan Juni tahun ini.



Sebelumnya, pada tahun 2018, pemuda Bangladesh di seluruh negeri menggelar aksi protes selama lebih dari seminggu setelah dua siswa tewas tertabrak oleh bus yang melaju kencang. Protes tersebut mendorong pemerintah untuk memberlakukan undang-undang transportasi jalan baru yang meningkatkan hukuman mati karena lalai mengemudi menjadi lima tahun.

Tetapi, para demonstran mengatakan undang-undang 2018 belum diterapkan. Protes keselamatan jalan saat ini mendapatkan momentum, setelah pekan lalu seorang mahasiswa tewas oleh truk sampah.

“Berapa banyak nyawa lagi yang dibutuhkan untuk memulihkan disiplin di jalanan? Kami telah memberikan waktu kepada pihak berwenang, tetapi tidak ada yang berubah sehingga kami kembali ke jalan-jalan lagi,” ujar Jisan Ahmed, seorang mahasiswa, seprti dikutip dari Arab News.



Para mahasiswa yang memprotes juga menuntut potongan harga tiket transit. “Kami ingin diskon 50 persen untuk tarif angkutan umum dan pihak berwenang harus memenuhi permintaan pada hari Selasa. Kami akan menggelar protes di depan gedung Otoritas Transportasi Jalan Bangladesh jika tuntutan kami tidak dipenuhi dalam waktu 48 jam,” kata mahasiswa pengunjuk rasa lainnya, Antor Hasan.

Nur Mohammad Mazumder, ketua otoritas, mengatakan, diperlukan lebih banyak diskusi dengan operator transportasi untuk menemukan solusi atas tuntutan mahasiswa. “Kami sudah mengadakan dua pertemuan, di mana sejumlah masalah dibahas,” katanya, seraya menambahkan bahwa mungkin perlu “beberapa waktu” untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Sementara itu, para pemilik bus mengatakan, mereka takut menghadapi kerugian jika tarif diskon diberlakukan. “Kami harus menanggung kerugian jika siswa diangkut dengan tarif diskon 50 persen,” kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Pemilik Transportasi Jalan Dhaka Enayet Ullah Khan. "Kami akan duduk lagi besok di antara kami sendiri untuk menemukan solusi," lanjutnya.



Menurut Asosiasi Kesejahteraan Penumpang Bangladesh, masalah tarif bukanlah masalah besar. “Operator sebenarnya tidak memerlukan subsidi dari pemerintah dalam hal ini,” kata Sekjen Asosiasi, Mozammel Hoque.

Dia mengungkapkan kekhawatiran atas masalah yang lebih signifikan yaitu memburuknya keselamatan jalan. “Banyak bus kota tidak mematuhi parameter kebugaran yang ditetapkan oleh pihak berwenang,” kata Hoque, seraya menambahkan bahwa jumlah kecelakaan telah meningkat sejak protes 2018.

“Dalam banyak kasus, kami tidak menyaksikan penerapan undang-undang tersebut,” katanya kepada Arab News. “Segalanya menjadi lebih buruk karena jumlah kecelakaan di jalan meningkat sekitar 10 persen.”
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2208 seconds (0.1#10.140)