Jerman Desak Iran Bekerjasama Sepenuhnya dengan IAEA

Sabtu, 27 November 2021 - 11:10 WIB
loading...
Jerman Desak Iran Bekerjasama...
Ilustrasi. FOTO/Reuters
A A A
BERLIN - Jerman mendesak Iran untuk "bekerja sama penuh" dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang berbasis di Wina. Jerman juga meminta Iran menjawab semua pertanyaan terbuka tentang program nuklirnya.

"Kami mendukung seruan IAEA terhadap Iran. Negara ini harus bekerja sama secara penuh dan ekstensif dengan IAEA. Memastikan transparansi program nuklirnya dan menjawab semua pertanyaan terbuka," kata wakil Juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman, Andrea Sasse, seperti dikutip dari Anadolu News Agency, Jumat (26/11/2021).



Dia juga menyatakan penyesalannya bahwa perjalanan Direktur Jenderal IAEA baru-baru ini, Rafael Grossi, ke Teheran tidak membuahkan hasil. “Faktanya, tidak ada hasil nyata, seperti yang dikatakan Grossi sendiri pada konferensi persnya. Iran sekali lagi gagal menepati janjinya,” kata Sasse.

Sebelumnya, Grossi mengatakan pada hari Rabu bahwa Pengawas Nuklir PBB tidak dapat mencapai kesepakatan dengan Iran dalam pembicaraan baru-baru ini tentang perannya dalam memantau program atom negara itu. Berbicara pada konferensi pers di markas IAEA di Wina, Grossi mengatakan negosiasi di Teheran tidak meyakinkan.

Grossi, yang pernyataannya muncul setelah pertemuan triwulanan dewan badan tersebut, mengatakan bahwa meskipun ia telah mencoba untuk mengatasi kendala yang ditempatkan pada inspeksi di Iran setelah 23 Februari, masalah utama tetap ada pada keberadaan bahan nuklir yang tidak diumumkan di lokasi tertentu di Iran dan perawatan staf IAEA di negara tersebut.



Sementara itu, Sasse menolak untuk berspekulasi tentang rencana B jika pembicaraan nuklir Wina, yang dijadwalkan Senin ini, gagal. Ketika negosiasi untuk mengembalikan kesepakatan nuklir Iran ke jalurnya akan dilanjutkan, pihak Iran berharap bahwa pembicaraan itu akan membuat AS mencabut sanksinya terhadap Teheran.

Kesepakatan nuklir ditandatangani pada 2015 oleh Iran, AS, China, Rusia, Prancis, Inggris, Jerman, dan Uni Eropa. Berdasarkan perjanjian tersebut, Teheran telah berkomitmen untuk membatasi aktivitas nuklirnya untuk tujuan sipil dan sebagai imbalannya, kekuatan dunia setuju untuk menjatuhkan sanksi ekonomi mereka terhadap Iran.



Namun, AS, di bawah Presiden Donald Trump, secara sepihak menarik diri dari perjanjian pada 2018 dan memberlakukan kembali sanksi keras terhadap Iran, mendorong Teheran untuk berhenti mematuhi kesepakatan nuklir.

Baik Teheran dan Washington terus mempertahankan posisi mereka. Sementara Iran menginginkan penghapusan semua sanksi Amerika dan jaminan yang diberikan oleh Washington untuk tidak mengabaikan perjanjian itu lagi, AS menyerukan Iran untuk mematuhi komitmennya.
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Mengapa 6 Pesawat Pengebom...
Mengapa 6 Pesawat Pengebom Nuklir B-2 Amerika Serikat Muncul di Pulau Terpencil?
Hari Ini AS-Iran Mulai...
Hari Ini AS-Iran Mulai Berunding: Capai Kesepakatan atau Perang!
Apa Itu Program Nuklir...
Apa Itu Program Nuklir Iran Serta Apa Maunya AS dan Israel? Ini Penjelasannya
Ancaman Serang Iran...
Ancaman Serang Iran Serius, Kapal Induk Nuklir AS Kedua Tiba di Timur Tengah
Trump Serius Ancam Iran...
Trump Serius Ancam Iran dengan Kekuatan Militer AS, Israel Juga Terlibat
Menlu Rusia Sergey Lavrov:...
Menlu Rusia Sergey Lavrov: Semua Tragedi Global Dimulai dengan Agresi Eropa
Oman bisa Jadi Penengah...
Oman bisa Jadi Penengah Perundingan Nuklir Baru Iran dan AS
Hampir 1.000 Prajurit...
Hampir 1.000 Prajurit Angkatan Udara Israel Teken Petisi Tolak Perang Gaza
Lagi, Ratusan Tentara...
Lagi, Ratusan Tentara Israel termasuk Pasukan Elite dan Intelijen Teken Petisi Setop Perang Gaza
Rekomendasi
Cara Legalisir Ijazah...
Cara Legalisir Ijazah untuk Kuliah atau Bekerja ke Luar Negeri di Kemendikti Saintek
Live di iNews! Rowland,...
Live di iNews! Rowland, Barnard, dan Hughes Panaskan Miami ePrix Formula E 2025
Penjualan Emas Melesat,...
Penjualan Emas Melesat, Hartadinata Abadi Cetak Kenaikan Laba 44,60% di 2024
Berita Terkini
Trump Copot Potret Obama...
Trump Copot Potret Obama di Gedung Putih, Diganti dengan Potretnya yang Lolos dari upaya Pembunuhan
1 jam yang lalu
Pengadilan China Melelang...
Pengadilan China Melelang 100 Ton Buaya Hidup Rp9,2 Miliar, Tapi Pemenang Tanggung Risikonya Sendiri
3 jam yang lalu
YouTuber Ini Usik Suku...
YouTuber Ini Usik Suku Paling Terasing di Dunia, Ulahnya Dicap Ceroboh dan Bodoh
4 jam yang lalu
NATO Latihan Tempur...
NATO Latihan Tempur Besar-besaran Kerahkan 91 Pesawat, Belajar dari Perang Rusia-Ukraina
5 jam yang lalu
PM Kanada Komentari...
PM Kanada Komentari Genosida Gaza oleh Israel, Netanyahu Marah
6 jam yang lalu
China Bangun Jembatan...
China Bangun Jembatan Tertinggi di Dunia, Bakal Pangkas Waktu Tempuh dari 1 Jam Menjadi 1 Menit
6 jam yang lalu
Infografis
3 Calon Pemain Naturalisasi...
3 Calon Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia Berdarah Jerman
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved