PM Inggris: Dunia Tak Punya Cukup Waktu Hentikan Program Nuklir Iran
loading...
A
A
A
LONDON - Perdana Menteri Inggris , Boris Johnson mengatakan pada Selasa (23/11/2021), bahwa dunia "tidak punya cukup waktu" untuk menghentikan program nuklir Iran . Johnson membuat komentar itu selama kunjungan Presiden Israel , Isaac Herzog ke Downing Street.
Seperti dikutip dari Middle East Monitor, Rabu (24/11/2021), Johnson menambahkan bahwa kunjungan Herzog ke Inggris adalah "kesaksian penting untuk kekuatan hubungan" dengan Israel. Sementara Herzog menyatakan harapannya, bahwa negara-negara yang akan bernegosiasi dengan Iran mengenai program nuklirnya akan bersikap "keras" dengan Teheran.
"Bersikaplah sekuat mungkin, karena kami tidak percaya bahwa mereka beroperasi dengan cara yang bonafide, dan hanya jika semua opsi ada di meja, semuanya dapat bergerak ke arah yang benar," kata Herzog kepada Johnson.
Pejabat Israel itu kemudian berterima kasih kepada pemerintah Inggris atas keputusannya untuk menyatakan Hamas secara keseluruhan sebagai "organisasi teror". Menurut Johnson, meskipun keputusan itu "kontroversial", itu pada akhirnya benar.
Sebelumnya pada hari Selasa, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan bahwa Israel "tidak akan pernah" menjadi bagian dari kesepakatan apa pun yang dapat dicapai dengan Iran. "Kesalahan yang kami lakukan dengan penandatanganan kesepakatan nuklir pertama pada tahun 2015 tidak akan pernah terulang," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi telah berada di Teheran, Iran sejak awal pekan ini. Ia bertemu dengan sejumlah pejabat Iran dan membahas mengenai program nuklir negara tersebut.
“Kami telah melakukan diskusi, pembicaraan, dan negosiasi yang panjang dengan para pejabat Iran,” kata Grossi pada Press TV pada Selasa (23/11/2021), seperti dikutip dari Mers. “Kami memiliki sejumlah masalah penting yang perlu kami diskusikan di tingkat teknis dan kami telah menanganinya,” lanjut Grossi.
Sejauh ini, Kepala Pengawas Nuklir PBB itu bertemu dengan Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian dan kepala Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) Mohammad Eslami selama kunjungannya.
Seperti dikutip dari Middle East Monitor, Rabu (24/11/2021), Johnson menambahkan bahwa kunjungan Herzog ke Inggris adalah "kesaksian penting untuk kekuatan hubungan" dengan Israel. Sementara Herzog menyatakan harapannya, bahwa negara-negara yang akan bernegosiasi dengan Iran mengenai program nuklirnya akan bersikap "keras" dengan Teheran.
"Bersikaplah sekuat mungkin, karena kami tidak percaya bahwa mereka beroperasi dengan cara yang bonafide, dan hanya jika semua opsi ada di meja, semuanya dapat bergerak ke arah yang benar," kata Herzog kepada Johnson.
Pejabat Israel itu kemudian berterima kasih kepada pemerintah Inggris atas keputusannya untuk menyatakan Hamas secara keseluruhan sebagai "organisasi teror". Menurut Johnson, meskipun keputusan itu "kontroversial", itu pada akhirnya benar.
Sebelumnya pada hari Selasa, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan bahwa Israel "tidak akan pernah" menjadi bagian dari kesepakatan apa pun yang dapat dicapai dengan Iran. "Kesalahan yang kami lakukan dengan penandatanganan kesepakatan nuklir pertama pada tahun 2015 tidak akan pernah terulang," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi telah berada di Teheran, Iran sejak awal pekan ini. Ia bertemu dengan sejumlah pejabat Iran dan membahas mengenai program nuklir negara tersebut.
“Kami telah melakukan diskusi, pembicaraan, dan negosiasi yang panjang dengan para pejabat Iran,” kata Grossi pada Press TV pada Selasa (23/11/2021), seperti dikutip dari Mers. “Kami memiliki sejumlah masalah penting yang perlu kami diskusikan di tingkat teknis dan kami telah menanganinya,” lanjut Grossi.
Sejauh ini, Kepala Pengawas Nuklir PBB itu bertemu dengan Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian dan kepala Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) Mohammad Eslami selama kunjungannya.
(esn)