Kremlin Sangkal Tuduhan Keterlibatan Rusia dalam Sindrom Havana
loading...
A
A
A
MOSKOW - Kremlin menolak semua tuduhan keterlibatan Rusia dalam dugaan serangan terhadap diplomat Amerika Serikat (AS) yang disebut sebagai " Sindrom Havana ." Hal itu ditegaskan pleh juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, menambahkan bahwa Direktur CIA William Burns tidak mengangkat masalah ini di Moskow.
"Topik ini sama sekali tidak diangkat oleh Burns dalam percakapan dengan lawan bicara politik di sini di Moskow dan itu tidak disinggung dengan kepala negara [Vladimir Putin]. Adapun isi percakapan Burns dengan rekan-rekannya di dinas khusus, saya tidak ada yang perlu dikatakan di sini - ini bukan informasi publik," ujar Peskov.
"Satu-satunya hal adalah bahwa di sini kita pasti dapat menolak petunjuk, asumsi, atau pernyataan apa pun tentang dugaan keterlibatan pihak Rusia dalam kasus ini - kita tidak ada hubungannya dengan ini," tegas Peskov seperti dikutip dari Sputnik, Jumat (26/11/2021).
Ini terjadi setelah Direktur badan intelijen AS, CIA, William Burns dilaporkan memperingatkan Rusia tentang konsekuensi jika negara itu terkait dengan dugaan serangan yang dikenal sebagai "Sindrom Havana."
Menurut The Washington Post, Burns mengatakan kepada para pejabat Rusia bahwa menimbulkan kerusakan otak yang serius pada orang Amerika berada di luar cakupan apa yang diizinkan untuk "dinas intelijen profesional." Namun, dia tidak secara langsung menuduh Rusia terlibat.
Sindrom Havana adalah penyakit yang tidak dapat dijelaskan, yang telah dilaporkan oleh beberapa pejabat pemerintah AS dan personel militer yang ditempatkan di luar negeri. Gejalanya termasuk mendengar suara keras, nyeri di telinga, dan kesulitan kognitif.
Diplomat AS pertama kali didiagnosis dengan Sindrom Havana di Kuba pada 2016 dan kemudian di China pada 2018. Para diplomat mengatakan mereka mengalami suara menusuk yang menyebabkan efek kesehatan jangka panjang. Diplomat AS di Rusia, Tajikistan, Austria dan di beberapa negara Afrika juga melaporkan mengalami gejala Sindrom Havana, termasuk mual dan pusing.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
"Topik ini sama sekali tidak diangkat oleh Burns dalam percakapan dengan lawan bicara politik di sini di Moskow dan itu tidak disinggung dengan kepala negara [Vladimir Putin]. Adapun isi percakapan Burns dengan rekan-rekannya di dinas khusus, saya tidak ada yang perlu dikatakan di sini - ini bukan informasi publik," ujar Peskov.
"Satu-satunya hal adalah bahwa di sini kita pasti dapat menolak petunjuk, asumsi, atau pernyataan apa pun tentang dugaan keterlibatan pihak Rusia dalam kasus ini - kita tidak ada hubungannya dengan ini," tegas Peskov seperti dikutip dari Sputnik, Jumat (26/11/2021).
Ini terjadi setelah Direktur badan intelijen AS, CIA, William Burns dilaporkan memperingatkan Rusia tentang konsekuensi jika negara itu terkait dengan dugaan serangan yang dikenal sebagai "Sindrom Havana."
Menurut The Washington Post, Burns mengatakan kepada para pejabat Rusia bahwa menimbulkan kerusakan otak yang serius pada orang Amerika berada di luar cakupan apa yang diizinkan untuk "dinas intelijen profesional." Namun, dia tidak secara langsung menuduh Rusia terlibat.
Sindrom Havana adalah penyakit yang tidak dapat dijelaskan, yang telah dilaporkan oleh beberapa pejabat pemerintah AS dan personel militer yang ditempatkan di luar negeri. Gejalanya termasuk mendengar suara keras, nyeri di telinga, dan kesulitan kognitif.
Diplomat AS pertama kali didiagnosis dengan Sindrom Havana di Kuba pada 2016 dan kemudian di China pada 2018. Para diplomat mengatakan mereka mengalami suara menusuk yang menyebabkan efek kesehatan jangka panjang. Diplomat AS di Rusia, Tajikistan, Austria dan di beberapa negara Afrika juga melaporkan mengalami gejala Sindrom Havana, termasuk mual dan pusing.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(ian)