Israel Ungkap Rekaman Langka Sistem Rudal Rahasia, Akui Digunakan di Suriah
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Israel merilis rekaman langka tentang penggunaan rudal anti-tank berpemandu rahasia. Munculnya rekaman itu tampaknya membuktikan klaim Suriah pekan lalu bahwa Tel Aviv menggunakan senjata itu untuk menyerang Damaskus.
Dalam rekaman terbaru yang dirilis Ynet News pada Senin (1/11/2021), militer Israel terlihat menembakkan rudal permukaan-ke-permukaan 'Tamuz', yang dirahasiakan sampai terungkap sekarang.
Dalam video tersebut, perusahaan senjata Israel, Rafael, melakukan percobaan tembakan dari lokasi pengujiannya yang berbasis di gurun Negev.
Beberapa jam sebelum rilis rekaman, serangan Israel dilaporkan telah menghancurkan lokasi yang digunakan milisi Iran di pinggiran ibukota Suriah, Damaskus.
Lebih lanjut, Kantor Berita Arab Suriah (SANA) yang dikelola negara, mengutip penggunaan rudal semacam itu.
"Musuh Israel menembakkan salvo rudal permukaan-ke-permukaan dari wilayah pendudukan utara Palestina yang menargetkan posisi di dekat Damaskus," ungkap laporan SANA.
Keberadaan sistem senjata yang dikenal sebagai 'peluru kendali anti-tank tembak dan lupakan' itu pertama kali dipublikasikan sembilan tahun lalu setelah militer Israel menggunakannya dalam serangan 2012 di Jalur Gaza.
Selain digunakan pada kelompok pejuang Palestina Hamas, Israel juga menggunakannya dalam serangan ke gerakan Hizbullah Lebanon yang didukung Iran.
Menurut Ynet, senjata itu mulai beroperasi 30 tahun yang lalu, karena sistem penargetan elektro-optik dibuat operasional di militer Israel pada 1991.
Kemudian pada dekade itu, rudal tersebut dipasang di pesawat dan kapal angkatan laut Israel.
Pada acara yang diselenggarakan militer pada Minggu di Amphitheatre di Caesarea, kepala Divisi Sistem Senjata Taktis Presisi Rafael, Zvi Marmor, menyatakan, "Rudal itu memiliki jangkauan puluhan kilometer, dikendalikan sepenuhnya oleh operator dan tahu bagaimana mengidentifikasi dan membedakan antara target. Itu juga dapat beroperasi secara mandiri."
"Proyek itu dirahasiakan selama bertahun-tahun, bahkan setelah kami mampu menggandakan jarak tembak menjadi 24 km," ujar dia.
Angkatan Udara Israel juga dilaporkan memasang rudal itu di helikopter tempur Apache, yang semakin meningkatkan jangkauannya hingga 50 km.
Akurasi tinggi dari rudal Tamuz, serta secara teratur diperbarui dan maju secara teknologi, membuat banyak negara yang berminat membelinya.
Rudal itu pun telah dijual ke 38 negara di seluruh dunia dalam berbagai versi.
Namun, menurut beberapa laporan, Israel lebih suka menggunakan rudal itu sebagai upaya terakhir serangan karena biayanya yang sangat tinggi.
Dalam rekaman terbaru yang dirilis Ynet News pada Senin (1/11/2021), militer Israel terlihat menembakkan rudal permukaan-ke-permukaan 'Tamuz', yang dirahasiakan sampai terungkap sekarang.
Dalam video tersebut, perusahaan senjata Israel, Rafael, melakukan percobaan tembakan dari lokasi pengujiannya yang berbasis di gurun Negev.
Beberapa jam sebelum rilis rekaman, serangan Israel dilaporkan telah menghancurkan lokasi yang digunakan milisi Iran di pinggiran ibukota Suriah, Damaskus.
Lebih lanjut, Kantor Berita Arab Suriah (SANA) yang dikelola negara, mengutip penggunaan rudal semacam itu.
"Musuh Israel menembakkan salvo rudal permukaan-ke-permukaan dari wilayah pendudukan utara Palestina yang menargetkan posisi di dekat Damaskus," ungkap laporan SANA.
Keberadaan sistem senjata yang dikenal sebagai 'peluru kendali anti-tank tembak dan lupakan' itu pertama kali dipublikasikan sembilan tahun lalu setelah militer Israel menggunakannya dalam serangan 2012 di Jalur Gaza.
Selain digunakan pada kelompok pejuang Palestina Hamas, Israel juga menggunakannya dalam serangan ke gerakan Hizbullah Lebanon yang didukung Iran.
Menurut Ynet, senjata itu mulai beroperasi 30 tahun yang lalu, karena sistem penargetan elektro-optik dibuat operasional di militer Israel pada 1991.
Kemudian pada dekade itu, rudal tersebut dipasang di pesawat dan kapal angkatan laut Israel.
Pada acara yang diselenggarakan militer pada Minggu di Amphitheatre di Caesarea, kepala Divisi Sistem Senjata Taktis Presisi Rafael, Zvi Marmor, menyatakan, "Rudal itu memiliki jangkauan puluhan kilometer, dikendalikan sepenuhnya oleh operator dan tahu bagaimana mengidentifikasi dan membedakan antara target. Itu juga dapat beroperasi secara mandiri."
"Proyek itu dirahasiakan selama bertahun-tahun, bahkan setelah kami mampu menggandakan jarak tembak menjadi 24 km," ujar dia.
Angkatan Udara Israel juga dilaporkan memasang rudal itu di helikopter tempur Apache, yang semakin meningkatkan jangkauannya hingga 50 km.
Akurasi tinggi dari rudal Tamuz, serta secara teratur diperbarui dan maju secara teknologi, membuat banyak negara yang berminat membelinya.
Rudal itu pun telah dijual ke 38 negara di seluruh dunia dalam berbagai versi.
Namun, menurut beberapa laporan, Israel lebih suka menggunakan rudal itu sebagai upaya terakhir serangan karena biayanya yang sangat tinggi.
(sya)