The Line, Kota Surga Linier Rp1.426 Triliun Proyek Mohammed bin Salman

Selasa, 02 November 2021 - 08:04 WIB
loading...
The Line, Kota Surga Linier Rp1.426 Triliun Proyek Mohammed bin Salman
Gambar grafis proyek The Line, kota surga linier sepanjang 150 mil di Arab Saudi bagian dari proyek megacity NEOM yang digagas Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Foto/Mail Online
A A A
RIYADH - Arab Saudi memulai pembangunan kota ramah lingkungan "The Line" senilai USD100 miliar atau lebih dari Rp1.426 triliun. Kota yang jadi proyek Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) ini dijuluki sebagai "surga linier" karena tak akan ada kendaraan di permukaan yang lurus dan tidak ada emisi karbon.

Pangeran Mohammed bin Salman pertama kali mengumumkan rencana untuk The Line, serangkaian daerah perkotaan sepanjang 150 mil pada bulan Januari. Rencananya, kota ini akan mulai dihuni pada 2024.



The Line adalah bagian pertama dari NEOM, sebuah megacity atau bahkan negara kotasenilai USD500 miliar yang direncanakan yang akan mencakup sektor teknologi dan pendidikan serta tempat-tempat wisata.

Sederet buldoser sekarang mulai bergerak dan membuat terowongan melalui pegunungan untuk memasang tiga lapisan kota "surga linier". Tiga lapisan ini terdiri dari wilayah permukaan untuk pejalan kaki dan ditambah dua lapisan bawah tanah untuk transportasi berkecepatan sangat tinggi yang mengandalkan artificial intelligence (AI) bebas emisi dan infrastruktur.

"Ini adalah usaha besar," kata kepala eksekutif proyek, Nadhmi Al-Nasr, kepada Bloomberg.

Al-Nasr memperkirakan bahwa tidak satu persen dari pekerjaan yang diperlukan untuk merencanakan dan membangun The Line selesai.

Alih-alih membangun dari satu titik awal dan memulainya, Al-Nasr menambahkan bahwa pengembang sedang mempertimbangkan memulai dari dua titik dan membangun menuju pusat.

Rumah bagi 1 juta penduduk, The Line akan mengandalkan opsi transit otonom dan berkecepatan sangat tinggi, mengurangi kebutuhan akan mobil dan membatasi perjalanan pada 20 menit.

The Line akan membentang dari pegunungan barat laut Arab Saudi ke Laut Merah.

Sekolah, restoran, toko, dan tujuan lainnya semuanya dapat dicapai dalam lima menit berjalan kaki dan tidak ada perjalanan yang lebih lama dari 20 menit.

Menurut pengembang, bentuknya yang linier dan infrastruktur bawah tanah akan membantu melestarikan 95 persen lanskap alam.

Arab Saudi akan menginvestasikan antara USD100 dan USD200 miliar di The Line, yang diperkirakan akan menghasilkan 380.000 pekerjaan baru dan meningkatkan PDB Arab Saudi sekitar USD48 miliar pada tahun 2030.

"Mengapa kita harus mengorbankan alam demi pembangunan?" kata Pangeran Mohammed bin Salman saat mengumumkan proyek kota The Line bulan Januari lalu.

"Mengapa 7 juta orang harus mati setiap tahun karena polusi? Mengapa kita harus kehilangan 1 juta orang setiap tahun karena kecelakaan lalu lintas?" katanya lagi pada saat itu.

Jalur ini dibayangkan sebagai bagian pertama dari NEOM, sebuah negara kota senilai USD500 miliar yang direncanakan yang akan mencakup 10.000 mil persegi provinsi Tabuk Arab Saudi, dekat perbatasannya dengan Yordania dan Mesir.

NEOM adalah kombinasi dari kata Yunani "Neos" atau "Baru", dan "Mustaqbal" dari bahasa Arab yang berarti "Masa depan".



Ini adalah bagian dari rencana ambisius untuk menyapih Arab Saudi dari ketergantungan minyak dan mengubah negara itu menjadi pusat teknologi seperti Silicon Valley, sementara juga menggabungkan kota-kota, pusat penelitian, zona pendidikan, dan tempat-tempat wisata.

"NEOM adalah akselerator kemajuan manusia dan visi tentang seperti apa masa depan yang baru," bunyi rilis dari proyek itu pada Januari.

"Ini akan menjadi tujuan dan rumah bagi orang-orang yang bermimpi besar dan ingin menjadi bagian dari membangun model baru untuk kelayakan huni yang luar biasa, menciptakan bisnis yang berkembang, dan menciptakan kembali pelestarian lingkungan."

Isi dari NEOM, rencananya termasuk taksi drone terbang, taman hiburan bergaya Jurassic Park dengan robot dinosaurus, dan restoran berbintang Michelin dengan kepadatan tertinggi di dunia.

Lanskap mencolok kawasan itu akan diubah oleh mesin penyemaian awan, taman karang terbesar di dunia, pasir yang bersinar dalam gelap, dan bulan buatan raksasa yang menyala setiap malam.

"Hari ini jika Anda pergi ke NEOM, Anda akan melihat konstruksi di mana-mana, Anda akan melihat pekerjaan tanah berlangsung di mana-mana, Anda akan melihat daerah yang sedang dikembangkan," kata Al-Nasr kepada Bloomberg, yang dilansir Selasa (2/11/2021).

Dia menambahkan bahwa 1.500 karyawan NEOM sudah bekerja dan tinggal di lokasi.

Disebut-sebut sebagai sistem bebas karbon terbesar di planet ini, kota metropolitan 16 wilayah itu akan mengandalkan ladang angin, tenaga surya, dan teknologi mutakhir yang mengubah air menjadi oksigen dan hidrogen untuk bahan bakar.

Tetapi, kata Al-Nasr, pengembang NEOM menghadapi beberapa kendala pada awalnya ketika para insinyur mencoba merancang sebuah kota di sekitar teknologi yang belum ada.

Konstruksi awalnya dilaporkan dimulai pada kuartal pertama tahun 2021.

Sekarang setelah akhirnya berlangsung, langkah selanjutnya bagi NEOM adalah membuat negara kota itu dinyatakan sebagai "zona bebas" dengan undang-undang yang berbeda dari negara-negara Arab Saudi lainnya.

Menurut Al-Nasr, hal itu dapat dicapai pada awal beberapa bulan pertama tahun 2022.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1411 seconds (0.1#10.140)