AS dan Korsel Diam-diam Gelar Latihan Perang, Tanpa Nama dan Tak Ada Pengumuman
loading...
A
A
A
SEOUL - Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) telah memulai latihan perang terbaru tanpa pengumuman publik atau menyebutkan nama latihan tersebut. Latihan itu digelar seiring meningkatnya ketegangan dengan Korea Utara (Korut).
Sumber-sumber militer di Korea Selatan menjelaskan pada Senin (1/11/2021), Angkatan Udara Korea Selatan dan Amerika Serikat dikerahkan untuk mengambil bagian dalam latihan perang skala kecil.
“Latihan ini digelar setelah Korea Utara menembakkan rudal balistik yang diluncurkan kapal selam pada pertengahan Oktober,” ungkap seorang pejabat militer di Seoul.
Latihan, yang sebelumnya disebut Vigilant Ace, dimulai tanpa pengumuman resmi dan tampaknya tidak disebutkan namanya.
Kantor berita Korea Selatan, Yonhap, mengutip seorang pejabat yang mengatakan latihan lima hari itu akan memobilisasi sekitar 100 pesawat dari kedua belah pihak, termasuk jet F-15K dan KF-16 dari Korea Selatan, dan F-16 dari AS.
Sumber Yonhap mengatakan tidak ada aset militer AS yang akan dikerahkan dari daratan kali ini.
Angkatan Udara Korea Selatan telah menolak untuk secara terbuka merinci manuver tersebut, mencatat bahwa latihan sekutu dilakukan dengan “seimbang” sesuai rencana tahunan.
“Kami tidak dapat mengomentari latihan tersebut karena ini adalah latihan yang tidak diungkapkan kepada media,” papar seorang pejabat Angkatan Udara Korsel kepada Kantor Berita Yonhap.
Latihan ini setelah konfirmasi Korea Utara pada pertengahan Oktober bahwa mereka berhasil menguji coba rudal balistik kapal selam baru.
Menurut laporan, rudal itu memiliki “teknologi panduan kontrol canggih” sehingga lebih sulit dikejar.
Utusan AS untuk Korea Utara Sung Kim mengatakan uji coba rudal itu “mengkhawatirkan dan kontraproduktif.” Dia meminta pemerintahan Pemimpin Korut Kim Jong-un menerima tawaran perundingan.
Pyongyang telah mengklaim latihan bersama tetangganya sebelumnya adalah latihan untuk invasi ke Korea Utara. Pyongyang bahkan memotong hotline antar-Korea pada Agustus ketika Seoul dan Washington mengadakan pelatihan musim panas secara teratur. Korea Utara menuduh musuh selatannya melakukan "perilaku durhaka."
Pada tahun-tahun sebelumnya, latihan gabungan diikuti puluhan ribu tentara, serta ratusan jet tempur, pesawat pengebom, dan pesawat tempur lainnya.
Namun, latihan tersebut diperkecil pada 2017 untuk memungkinkan pembicaraan berlangsung dengan Pyongyang.
Mantan Presiden AS Donald Trump bertemu Kim Jong-un di Singapura, dengan Washington mendorong Pyongyang menghentikan program nuklir dan misilnya dengan imbalan keringanan sanksi.
Sumber-sumber militer di Korea Selatan menjelaskan pada Senin (1/11/2021), Angkatan Udara Korea Selatan dan Amerika Serikat dikerahkan untuk mengambil bagian dalam latihan perang skala kecil.
“Latihan ini digelar setelah Korea Utara menembakkan rudal balistik yang diluncurkan kapal selam pada pertengahan Oktober,” ungkap seorang pejabat militer di Seoul.
Latihan, yang sebelumnya disebut Vigilant Ace, dimulai tanpa pengumuman resmi dan tampaknya tidak disebutkan namanya.
Kantor berita Korea Selatan, Yonhap, mengutip seorang pejabat yang mengatakan latihan lima hari itu akan memobilisasi sekitar 100 pesawat dari kedua belah pihak, termasuk jet F-15K dan KF-16 dari Korea Selatan, dan F-16 dari AS.
Sumber Yonhap mengatakan tidak ada aset militer AS yang akan dikerahkan dari daratan kali ini.
Angkatan Udara Korea Selatan telah menolak untuk secara terbuka merinci manuver tersebut, mencatat bahwa latihan sekutu dilakukan dengan “seimbang” sesuai rencana tahunan.
“Kami tidak dapat mengomentari latihan tersebut karena ini adalah latihan yang tidak diungkapkan kepada media,” papar seorang pejabat Angkatan Udara Korsel kepada Kantor Berita Yonhap.
Latihan ini setelah konfirmasi Korea Utara pada pertengahan Oktober bahwa mereka berhasil menguji coba rudal balistik kapal selam baru.
Menurut laporan, rudal itu memiliki “teknologi panduan kontrol canggih” sehingga lebih sulit dikejar.
Utusan AS untuk Korea Utara Sung Kim mengatakan uji coba rudal itu “mengkhawatirkan dan kontraproduktif.” Dia meminta pemerintahan Pemimpin Korut Kim Jong-un menerima tawaran perundingan.
Pyongyang telah mengklaim latihan bersama tetangganya sebelumnya adalah latihan untuk invasi ke Korea Utara. Pyongyang bahkan memotong hotline antar-Korea pada Agustus ketika Seoul dan Washington mengadakan pelatihan musim panas secara teratur. Korea Utara menuduh musuh selatannya melakukan "perilaku durhaka."
Pada tahun-tahun sebelumnya, latihan gabungan diikuti puluhan ribu tentara, serta ratusan jet tempur, pesawat pengebom, dan pesawat tempur lainnya.
Namun, latihan tersebut diperkecil pada 2017 untuk memungkinkan pembicaraan berlangsung dengan Pyongyang.
Mantan Presiden AS Donald Trump bertemu Kim Jong-un di Singapura, dengan Washington mendorong Pyongyang menghentikan program nuklir dan misilnya dengan imbalan keringanan sanksi.
(sya)