Tsar Bomba Rusia, Bom Nuklir Terbesar Sejagat yang Bikin AS Keder

Senin, 01 November 2021 - 10:17 WIB
loading...
A A A
Menurut Wellerstein, pada tahun 1958, kepala staf Angkatan Udara AS menyerukan studi senjata hingga 1.000 megaton. Sejarah Angkatan Udara yang dulu sangat rahasia mengatakan antusiasme terhadap senjata raksasa itu mendingin ketika penelitian tersebut menemukan bahwa radioaktivitas mematikan mungkin tidak terkandung dalam batas-batas negara musuh.

Pada Januari 1961, ketika Kennedy menjabat, rencana untuk membuat bom super yang lebih rendah telah berkembang lebih rinci.
Wellerstein melaporkan bahwa presiden baru itu diberitahu bahwa senjata 100 megaton akan memiliki lebar enam kaki dan panjang 12 kaki—mudah dibawa dan dijatuhkan oleh pesawat pengebom besar.

Ledakan Tsar Bomba pada bulan Oktober 1961 memberikan isu urgensi baru. Wellerstein mengutip seorang ilmuwan di laboratorium senjata Sandia—salah satu dari tiga pusat desain senjata nuklir negara itu—yang menyatakan bahwa militer Amerika menginginkan bom super meskipun tidak ada target yang diketahui membenarkan senjata semacam itu.

Pada akhir tahun 1962, Dr Wellerstein menyatakan, menteri pertahanan, Robert S. McNamara, diberitahu bahwa Komisi Energi Atom siap untuk membangun yang setara dengan Tsar Bomba. Komisi melaporkan bahwa perangkat eksperimental akan siap untuk pengujian bahan peledak pada akhir tahun 1963.

Tahun itu, Presiden Kennedy datang untuk melihat jalan keluar dari perlombaan senjata yang membayangi. Untuk mengakhiri gelombang radiasi mematikan dari pengujian atmosfer dan gelombang kanker dan penyakit lain yang mengikutinya bagi orang-orang melawan arah angin, para ahli nuklir pemerintah telah mempelajari cara meledakkan perangkat mereka di bawah tanah di Nevada.

Tanah berbatu bisa menampung semburan yang relatif kecil, tetapi tidak untuk ledakan super, yang energinya yang besar dan bola api selebar bermil-mil akan membakar dan menembus batu keras untuk mengeluarkan radiasi ke udara. Situs Nevada melakukan tes senjata di bawah tanah sampai, dengan berakhirnya Perang Dingin, seri panjang berakhir pada tahun 1991.

Pada bulan Juni 1963, Kennedy memaparkan visinya untuk perjanjian larangan uji parsial dengan Soviet yang akan membatasi pengujian nuklir ke situs bawah tanah.

“Saya sekarang menyatakan,” katanya dalam pidato di American University, “bahwa Amerika Serikat tidak mengusulkan untuk melakukan uji coba nuklir di atmosfer selama negara-negara lain tidak melakukannya.”

"Deklarasi ini bukanlah pengganti perjanjian yang mengikat secara formal, tetapi saya berharap itu akan membantu kita mencapainya," ujarnya.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1701 seconds (0.1#10.140)